Abstract. Irawan A, Chikmawati T, Sulistijorini. 2021. Diversity and zonation of mangrove flora in Belitung Island, Indonesia. Biodiversitas 22: 2981-2992. Mangrove is an important ecosystem located in the coastal tidal zone in tropical and sub-tropical regions. This ecosystem is characterized by the presence of plant species that can survive in brackish and inundated zone of seawater. There are many mangrove forests in Belitung Island, Indonesia, but the data of mangrove flora diversity and zonation in this island have not been described. This study aims to reveal the diversity and analyze the zonation of mangrove flora in Belitung Island. This research was conducted using a cruising method to explore the diversity of mangrove flora species and a line transect to analyze the zonation of mangrove flora. The exploration locations for diversity of mangrove flora were Kuale Tambak Beach, Asam Beach, Belitung Mangrove Park Area, Manggar River, Sentigi Beach, Sabong Beach, and Kembiri Beach. Mangrove flora zonation was observed in Asam Beach (north), Kembiri Beach (south), and Kuale Tambak Beach (east). The result showed that mangrove flora in Belitung Island consisted of 12 families, 16 genera, and 24 species. Species found were dominated by 8 species from the Rhizophoraceae family with the largest number of species were from the genera of Bruguiera and Rhizophora. The species of Bruguiera included Bruguiera gymnorhiza, Bruguiera sexangula, Bruguiera cylindrica and Bruguiera parviflora. Meanwhile, the Rhizophora species that have been found were Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, and Rhizophora stylosa. The Kembiri beach had the highest number of species of the mangrove flora with 18 species. The zonation of mangrove flora at each research location showed a different zonation pattern. The mangrove vegetation on Kulae Tambak Beach was behind the Casuarina equisetifolia vegetation, while the mangrove vegetation on the Asam and Kembiri Beaches directly faced the sea. The difference in zonation patterns is likely caused by local topography on Belitung Island, substrate conditions and salinity factors on the mangroves of Belitung Island

Euphorbia L. terdiri dari 2100 jenis dan tersebar secara kosmopolitan. Kawasan Malesiadiketahui memiliki sebanyak 48 jenis dan 19 jenis di antaranya terdapat di Pulau Jawa.Informasi mengenai keanekaragaman jenis Euphorbia di Jawa terangkum dalam Flora of Javajilid pertama yang ditulis oleh Backer dan Bakhuizen van den Brink. Hingga saat ini bukutersebut masih dijadikan acuan untuk mempelajari Flora Jawa. Meskipun demikian, informasi didalamnya belum lengkap. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap adanyapenambahan informasi marga Euphorbia di Jawa. Penelitian dilakukan menggunakan metodejelajah pada beberapa lokasi pengamatan di Bogor. Pengamatan lapangan menunjukkan adanya2 jenis Euphorbia yang belum termasuk dalam buku Flora of Java, yaitu Euphorbia gramineaJacq. dan E. hyssopifolia L. Kedua jenis tersebut merupakan tumbuhan asing yang tumbuhmenggulma. Keberadaan E. graminea dan E. hyssopifolia di Jawa baru dilaporkan untukpertama kalinya. Penemuan ini memberikan informasi rekaman baru untuk marga Euphorbia diJawa, sehingga menambah informasi pada Flora of Java.

Phyllanthus myrtifolius (Moon ex Wight) Müll.Arg. and Phyllanthus tenellus Roxb. (Phyllanthaceae) in Java. Floribunda 6(5): 188–194. — Phyllanthus L. is the largest genus in the Phyllanthaceae and consists of 1302 species that are widely distributed in tropical and subtropical regions. There were 20 discovered species of Phyllanthus recorded in the Flora of Java. However, additional species of Phyllanthus in Java can still be discovered in the future. Therefore, this research was aimed to report any additional information on Phyllanthus of Java. Field exploration was conducted in Bandung, Bogor, Jakarta, Sumedang, and Situbondo. Field observation resulted in the findings of two Phyllanthus additional species within the Flora of Java, namely P. myrtifolius (Moon ex Wight) Müll.Arg. and P. tenellus Roxb. P. myrtifolius was widely cultivated as an exotic ornamental plant, while P. tenellus is a newly recorded alien species to Java. The discovery of these species would increase the number of Phyllanthus species in Java.

Paku merupakan tumbuhan vaskular penghasil spora yang terdiri atas akar, rimpang dan ental.  Bagian rimpang, stipe dan bagian muda dari helaian daun seringkali ditutupi oleh indumentum (sisik/rambut). Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi mikromorfologi dari 18 jenis paku terpilih yang dijumpai di kawasan kebun teh Kampung Citalahab. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode jelajah bebas. Karakter mikromorfologi diamati dan didokumentasikan menggunakan mikroskop. Hasil pengamatan disajikan dalam bentuk gambar dan dianalisis secara deskriptif. Hasil karakterisasi mikromorfologi menunjukkan variasi pada warna sisik dan bentuk sisik. Karakter mikromorfologi yang diamati dapat memperkaya bukti taksonomi setiap jenis paku.

PENDAHULUANPertumbuhan jumlah penduduk dan kebutuhan penduduk dalam meningkatkan taraf hidup menyebabkan adanya ketergantungan terhadap sumber daya lahan. Daerah Aliran Sungai Cilaja merupakan sungai yang memiliki fungsi yang beragam dan merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Adanya fungsi lahan yang berbeda di sepanjang DAS Cilaja jika tidak dikelola dengan baik dapat merusak kondisi tanah dan mengurangi kualitas air DAS Cilaja. Rahayu, et. al. (2009) menyatakan bahwa sistem penggunaan lahan dengan penanaman tumbuhan tertentu dapat berdampak terhadap kondisi lahan dan kualitas sungai. Jenis tutupan lahan dapat mempertahankan kestabilan tanah serta menghindari erosi. Dengan adanya peruntukan lahan yang berbeda dan ditunjang dengan faktor abiotik lingkungan menyebabkan keanekaragaman tumbuhan yang berbeda di DAS Cilaja. BAHAN DAN METODE