Senen is an area known as the center of economy, trade, and a bustling youth gathering place in its time. But after the monetary crisis that caused riots, many traders who lived in Senen area decided to move. The degradation that occurred caused the Senen area, which was previously called as the Senen Triangle and was the center of trade. But now less than optimal and only relied on a few places that were busy with buying and selling activities. With the narrative architecture method, the Senen area which was previously degraded due to the monetary crisis can again become a trading center, which can improve the economy of the Senen community. One way is by utilizing UMKM around the Senen area to be used as an adaptive creative economy in order to adapt to modern era. Senen Creative Economy Center is expected to be a solution to improve the economy, especially the creative economy such as UMKM. In addition to improving the economy for the surrounding community, the Senen Creative Economy Center is also expected to be a gateway to introduce a glimpse of the Senen area. With the Creative Economy Center, this area is expected to adapt to the times and can restore and restore the Senen area as an economic place and gathering place. Keywords: Creative Economy; Degradation; Urban Acupuncture Abstrak Senen adalah kawasan yang lekat dengan pusat perekonomian, perdagangan, dan juga tempat berkumpul anak muda yang ramai pada masanya. Namun setelah terjadinya krisis moneter yang menyebabkan adanya kerusuhan menyebabkan banyak pedagang yang tinggal di daerah Senen memutuskan untuk pindah. Degradasi yang terjadi menyebabkan kawasan Senen yang sebelumnya dijadikan sebagai Segitiga Senen dan merupakan pusat perdagangan menjadi kurang maksimal dan hanya bertumpu dibeberapa tempat saja yang ramai dengan kegiatan jual beli. Dengan metode narrative architecture, Kawasan Senen yang sebelumnya mengalami degradasi akibat krisis moneter dapat kembali menjadi pusat perdagangan, yang dapat meningkatkan perkonomian masyarakat Senen. Salah satu caranya dengan memanfaatkan UMKM yang ada disekitar kawasan Senen untuk dijadikan sebagai ekonomi kreatif yang adaptif agar dapat beradaptasi dengan era modern sekarang ini. Tujuan dari Pusat Ekonomi Kreatif Senen yaitu dapat menjadi solusi untuk meningkatkan perekonomian terutama ekonomi kreatif seperti UMKM. Selain untuk meningkatkan ekonomi untuk masyarakat sekitar Pusat Ekonomi Kreatif Senen juga diharapkan dapat menjadi gerbang untuk memperkenalkan sekilas kawasan Senen. Dengan adanya Pusat Ekonomi Kreatif, kawasan ini diharapkan dapat beradaptasi dengan zaman dan dapat mengembalikan serta memulihkan kawasan Senen sebagai tempat ekonomi dan tempat berkumpul.
Olympia Plaza is one of the historic buildings located in the Central Market area of Medan City, where this area is a vital trading area because it is not far from the city center (<1 km). Olympia Plaza itself was known as the most complete mall of its time (1980), so it is only natural that this place is crowded with visitors and is a favorite mall for all people. This of course also makes Olympia have a big impact and influence on the Central Market area. However, Olympia's glory days are slowly fading after a decade or so due to the shopping center located right next to it as well as the discontinuation of self-service operations and the multiple occurrences of fires within the plaza. As a result of the degradation of Olympia Plaza, the Central Market Area experienced 'paralysis' where this area still exists but is felt differently due to reduced movement in the area. Therefore, this study aims to revive and preserve historical buildings through the concept of adaptive reuse. The method used in this project is using the heritage future method and the contextual method as a basic design guideline. The condition of the existing buildings that need to be repaired and maintained is also analyzed to obtain a design synthesis that will become part of the concept and strategy for implementing adaptive reuse in the Olympia Plaza Medan building. In conclusion, this research is expected to provide an overview to the public about the importance of efforts to maintain and preserve historic buildings as the identity of a city, where one example is the Olympia Plaza Medan building. Keywords: adaptive reuse; historical building; preservation Abstrak Olympia Plaza merupakan salah satu bangunan bersejarah yang terletak di kawasan Pusat Pasar Kota Medan, dimana kawasan ini merupakan sebuah kawasan perdagangan yang vital karena letaknya yang tidak berjauhan dari pusat kota (<1 km). Olympia Plaza sendiri terkenal sebagai mal paling lengkap pada masanya (1980), sehingga sangat wajar tempat tersebut ramai dikunjungi dan sebagai mal favorit semua kalangan. Hal ini tentu juga membuat Olympia memiliki dampak dan pengaruh yang besar pada kawasan Pusat Pasar. Akan tetapi, masa-masa kejayaan Olympia perlahan memudar setelah menginjaki selama kurang lebih satu dekade yang disebabkan oleh pusat perbelanjaan yang terletak persis di sampingnya dan juga karena adanya pemberhentian operasi swalayan serta beberapa kali terjadinya kebakaran di dalam plaza tersebut. Akibat terdegradasinya Olympia Plaza, Kawasan Pusat Pasar mengalami 'kelumpuhan' dimana kawasan ini masih tetap ada tetapi dirasakan berbeda karena pergerakan atau movement yang berkurang pada kawasan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menghidupkan kembali serta melestarikan bangunan bersejarah melalui konsep adaptive reuse. Adapun metode yang digunakan dalam proyek ini yaitu menggunakan metode heritage future dan metode kontekstual sebagai pedoman dasar perancangan. Kondisi bangunan eksisting yang perlu diperbaiki dan dipertahankan juga dianalisis agar mendapatkan sebuah sintesis desain yang akan menjadi bagian dari konsep dan strategi penerapan adaptive reuse pada bangunan Olympia Plaza Medan. Kesimpulannya, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada masyarakat bahwa pentingnya upaya untuk mempertahankan dan melestarikan bangunan bersejarah sebagai identitas sebuah kota, dimana salah satu contohnya yaitu bangunan Olympia Plaza Medan.
The identity of a city is formed by the conditions, character, and competitive advantages possessed by the city, which makes a city different from other cities because of its uniqueness and distinctiveness, as well as its features. Nowadays, the identity of the city is often lost in the flow of modernization and the development of the times which demands that everything is fast and instant, leading to uniformity. Prinsen Park, located in Mangga Besar, has been an entertainment center since the Dutch era, which can be said to be the forerunner of many modern cinemas. Tankwood or formerly known as the artist village is the Hollywood version of Jakarta in the 1940s. However, modernization eliminates this positive entertainment center. Prinsen Park which is now the Lokasari area, has turned into a nightlife center that has lost its initial identity and becomes negative. Shop houses that are partially abandoned can also be seen in the Lokasari area at this time. This degradation in terms of physical, social, and mental needs to be restored to restore the lost Lokasari identity. Urban acupuncture method is used to restore this area. The architectural program that is carried out is expected to form a new Lokasari identity as an entertainment center with its uniqueness that is friendly to all ages, with programs that are adapted to the circumstances and preferences of the local community. Keywords: Architecture, Degradation, Identity, Locality, Prinsen Park, Urban acupuncture Abstrak Identitas dari sebuah kota terbentuk oleh kondisi, karakter, dan keunggulan kompetitif yang dimiliki kota tersebut, yang menjadikan suatu kota berbeda dengan kota-kota lain karena keunikan dan kekhasannya, serta keistimewaannya. Sekarang ini, identitas kota seringkali hilang terbawa arus modernisasi dan perkembangan zaman yang menuntut segala sesuatu serba cepat dan instan, hingga berujung pada keseragaman. Prinsen Park yang berada di Mangga Besar, merupakan pusat hiburan sejak era Belanda, yang dapat dikatakan sebagai cikal bakal dari banyak bioskop di zaman modern ini. Tangkiwood atau yang dulu dikenal sebagai kampung artis merupakan Hollywood versi Jakarta pada tahun 1940an. Namun, modernisasi menghilangkan pusat hiburan yang bersifat positif ini. Prinsen Park yang sekarang merupakan kawasan Lokasari, berubah menjadi pusat hiburan malam yang menghilangkan identitas awal dan menjadi negatif. Ruko-ruko yang sebagian terbengkalai juga terlihat pada kawasan Lokasari saat ini. Degradasi baik dari segi fisik, sosial, dan mental ini perlu dipulihkan untuk mengembalikan identitas Lokasari yang hilang. Metode urban acupuncture digunakan untuk memulihkan kawasan ini. Program arsitektur yang diusung diharapkan dapat membentuk identitas Lokasari yang barusebagai pusat hiburan dengan kekhasannya yang ramah bagi semua umur, dengan program yang disesuaikan dengan keadaan dan kegemaran masyarakat setempat.
Tolerance is a form of mutual respect between human differences from all aspects such as ethnicity, religion, and race. Tolerance will grow by respecting each other and being able to accept differences. The Ground Zero Orion Plaza project is a re-design project of Plaza Orion as a public space with the aim of being a forum for tolerance from heterogeneous communities in the Glodok-Pancoran area which is known as the Chinatown center in Jakarta. Seeing from the historical and cultural aspects, it can be traced that there have been several disputes that contain elements of intolerance in this area, causing degradation in terms of the quality of space to humans in the form of physical, mental, and social degradation. Until now, Orion Plaza and its surroundings have become protected areas every time there is an action movement from the community for fear that what has happened in the past will happen again. This Ground Zero Orion Plaza project is a project that tries to design a space with a neutral concept that can be a place of tolerance and social interaction between equal groups of people so that they have a vision to be a protector of the region from things that smell of intolerance in the present and in the future. Building a space that can foster a sense of tolerance requires a public space that can be used by anyone from any background so that by designing a community and cultural space it can become the result in this design. Keywords: Degradation; Neutral; Public area; Social interactions; Tolerance Abstrak Toleransi merupakan sebuah wujud sikap yang saling menghormati antar perbedaan manusia dari segala aspek seperti suku,agama,dan ras . Rasa toleransi akan tumbuh dengan cara saling menghormati satu sama lain dan mampu menerima perbedaan. Proyek Ground Zero Orion Plaza merupakan sebuah proyek re-desain dari Plaza orion sebagai ruang publik dengan tujuan dapat menjadi wadah toleransi dari masyarakat yang heterogen pada kawasan Glodok-Pancoran yang dikenal sebagai pusat pecinan di Jakarta. Melihat dari aspek Sejarah serta budaya dapat ditelusuri pernah terjadinya beberapa persitiwa perselisihan yang mengandung unsur intoleransi pada daerah ini sehingga menimbulkan adanya degradasi dari segi kualitas ruang hinga manusia dalam bentuk degradasi fisik, mental, dan sosial. Hingga saat ini Plaza orion dan sekitar menjadi kawasan yang dilindungi setiap adanya sebuah gerakan aksi dari masyarakat dengan alasan takut hal yang dahulu pernah terjadi dapat terulang lagi. Projek Ground Zero Orion Plaza ini merupakan proyek yang bertujuan membentuk sebuah ruang yang berkonsep netral yang dapat menjadi wadah toleransi dan interaksi sosial dari antar kalangan masyarakat yang setara sehingga mempunyai visi dapat menjadi pelindung kawasan dari hal yang berbau intoleransi di masa kini dan yang akan datang. Membangun sebuah ruang yang dapat menumbuhkan rasa toleransi dibutuhkan sebuah ruang publik yang dapat digunakan oleh siapa pun dari latar belakang manapun sehingga dengan merancang sebuah ruang untuk komunitas dan budaya dapat menjadi hasil pada peracangan ini.
Semenjak diresmikan tanggal 10 Oktober 2017, Taman Nusa Indah yang terletak di dalam kawasan Kompleks Perumahan BPPT resmi berganti menjadi RPTRA Nusa Indah. Sebelumnya Taman Nusa Indah hanyalah sebuah Ruang Terbuka Hijau (RTH) biasa yang berlokasi di dalam kompleks perumahan, namun kini telah mengalami banyak pembaruan dan tambahan fasilitas. Perubahan inilah yang mengundang warga di luar kompleks perumahan datang berkunjung, akibatnya pada waktu-waktu tertentu RPTRA Nusa Indah menjadi sangat ramai. Warga kompleks perumahan yang berbatasan langsung dengan kawasan RPTRA merupakan pihak yang mengalami perubahan signifikan semenjak Taman Nusa Indah berubah menjadi RPTRA. Efek yang terjadi akibat keberadaan RPTRA di dalam kompleks perumahan inilah yang akan dibahas dalam penelitian ini. Tulisan ini dibuat berdasarkan metode penelitian kualitatif, yaitu dengan observasi ke lapangan sekaligus mengadakan wawancara langsung. Hasil dari penulisan makalah ini adalah berupa usulan pengadaan ruang tambahan di dalam wilayah RPTRA Nusa Indah untuk mengatasi berbagai dampak dari munculnya RPTRA dalam wilayah kompleks perumahan, dalam hal ini Kompleks BPPT. Kata kunci: perumahan, ramah anak, RPTRA , ruang publik terbuka
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.