No abstract

Seribu Hari Pertama Kehidupan (HPK) adalah masa 270 hari (9 bulan) dalam kandungan dan 730 hari (2 tahun pertama) pasca lahir. Seribu HPK sangat penting karena dampak yang ditimbukan malnutrition pada periode ini bersifat permanen dan berjangka panjang. Efek gizi kurang dalam kandungan dapat memanjang ke tiga generasi. Bukti dari India bahwa anak yang gizi kurang cenderung menjadi dewasa pendek selanjutnya cenderung melahirkan bayi kecil yang berisiko mempunyai risiko prestasi pendididkan yang rendah dan pada akhirnya mempunyai status ekonomi yang rendah. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui faktor-faktor risiko ibu hamil yang berhubungan dengan kejadian stunting pada bayi di Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya. Metodologi penelitian ini menggunakan jenis penelitian kohort prosfective, menggunakan analisis kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah bayi neonataus dan ibunya. Penelitian dilakukan di Kecamatan Bungursari Kota Tasimalaya pada bulan Mei sampai Desember 2017 dengan teknik pengambilan sampel adalah proporsionate stratified random sampling. Kesimpulan hasil penelitian adalah tidak adanya hubungan kakateristik sosial ekonomi, asupan energi, asupan zat besi, asupan zink, dan status gizi ibu hamil dengan kejadian stunting pada bayi. Terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat penyakit infeksi ibu hamil (p = 0,41) dengan kejadian stunting pada bayi.

Sukarasa Village is one of the villages in Salawu Subdistrict which is prone to land disasters. During a disaster, the community felt that food aid was often in the form of instant noodles. This makes the refugees bored with the food menu provided. In addition, if the food menu does not vary it can have an impact on health and nutrition conditions, especially in vulnerable groups. Thus, a training program for making Emergency Disaster food was carried out in Sukarasa Village, Salawu District, Tasikmalaya Regency. The methods of activities carried out included the Self-Observation Survey, Village Community Consultation, Product Testing, Emergency Disaster Food Making Training, Exhibition of Product Development Results, Preparation of Cassava Processed Food Guidelines, and Monitoring Evaluation. The target of this training activity is 9 cassava craftsmen. The products trained consisted of cassava noodles, kicimpring eel, and jerky cassava leaves. After the training activity, the product develops from 3 recipes to 20 recipes. The product consists of egg sponges, milkfish paste, crushed tilapia, kikimpring tuna, shrimp paste paste, kicimpring tempe, original rebon ring, kicimpring jengkol, and stirring spicy rebon. The jerky products of cassava leaves consist of beef jerky spicy cassava leaves, beef jerky sweet cassava leaves, jerky savory cassava leaves, beef jerky sweet spicy cassava leaves, pumpkin siam jerky, spinach jerky, banana heart jerky, katuk dendeng, katuk dendeng, jerky genjer, and kangkeng dendeng. Besides that, they also make cassava noodles.