Latar belakang. Interaksi antara infeksi, status gizi dan imunitas telah lama diketahui, tetapi penelitiantentang interaksi ini di daerah endemis malaria masih terbatas.Tujuan. Bertujuan untuk mengetahui hubungan kepadatan parasit malaria dengan status gizi, kadarhemoglobin dan respon eosinofilia pada anak sekolah dasar di daerah endemis malaria.Metode. Penelitian belah lintang pada anak SD yang dipilih secara cluster random sampling di KabupatenSumba Timur Nusa Tenggara Timur pada tahun 2003. Diambil data status gizi, kadar hemoglobin,kepadatan parasit malaria dan jumlah eosinofilia dari darah subjek.Hasil. Dari 137 anak (57 laki-laki dan 83 perempuan) dengan rerata umur (11,5 ± 1,37) tahun, didapatkangizi kurang 63,6%. Tiga belas persen anak terdapat parasit malaria pada sediaan darah, eosinofilia pada32,9% anak. Kepadatan parasit malaria tinggi 7,9%. Kepadatan parasit malaria tidak berhubungan denganjenis kelamin, suku bangsa dan status gizi, tetapi kepadatan parasit malaria tinggi meningkatkan risikoanemia 2,1 kali (RP 2,1; 95% KI 1,6-2,8 ; p=0,006) dan tidak terjadinya respon eosinofilia 2,9 kali (RP2,9; 95% KI 1,9-4,2 ; p=0,001) .Kesimpulan. Sebagian besar anak mempunyai status gizi kurang. Kepadatan parasit malaria tidakberhubungan dengan jenis kelamin, suku bangsa dan status gizi. Tetapi kepadatan parasit malaria yangtinggi akan meningkatkan risiko anemia 2,1 kali dan tidak adanya respon eosinofilia 2,9 kali.
Family-centered care is the best method of child care, and the involvement of parents in child care brings positive results for both children and parents. During treatment, the child is carried by the caregivers/parents for various purposes, and holding the child while receiving the infusion is not easy. This study aims to evaluate the trial of the infusion carrier device in the Children's Ward. This type of research is a pre-experimental study with a post-test-only design. The study was conducted in the children's ward of Tugurejo Hospital, Central Java Province, Indonesia. Sixty children were sampled in the survey. Assessment of innovation products and parental satisfaction using a questionnaire. Data processing using SPSS with descriptive and Spearman's rho correlation test. The creation of innovative products from an infusion carrier combines a carrying device and an infusion carrier. The results show that from 6 aspects of parents' assessment of the infusion carrier tools measured on a scale of 1-5 (strongly disagree to agree strongly) obtained the average product characteristics (3.79), suitability (3.94), design (4.14), durability (4.17), shape (4.26) and performance (4.50). In addition, parents' satisfaction after using these innovative products from the dimensions of willingness to recommend (4.3), willingness to re-use (3.99), and conformity with expectations (3.37). There is a relationship between product innovation and parental satisfaction, indicating positive values of p<0.001 with a correlation coefficient of 0.630. Infusion carrier innovation is positively accepted and increases parental satisfaction.
Latar Belakang : Menurut WHO tahun 2013 diare merupakan salah satu permasalahan yang penting di dunia khususnya pada negara berkembang endemis termasuk Indonesia.1 Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian diare pada anak misalnya keadaan gizi, kebiasaan atau perilaku, sanitasi lingkungan, dan sebagainya. Angka anak-anak yang menderita kekurangan gizi di Indonesia masih terbilang tinggi.5 Masih jarang penelitian yang membahas tentang hubungan status gizi dengan derajat diare anak. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan status gizi anak terhadap derajat diare di Rumah Sakit Tugurejo Semarang.Metode : Penelitian observational analitik dengan desain cross sectional dilakukan Desember 2018 hingga Februari 2018 dengan metode total sampling catatan medis periode 2015 hingga 2017 di Rumah Sakit Tugurejo Semarang. Analisis menggunakan uji Fisher Exact. Kriteria inklusi adalah anak yang rawat inap usia 0-5 tahun dan kriteria eksklusi adalah pasien dengan hidrosefalus, cerebral palsy, dan anak yang mengalami sakit berat kecuali diare berat. Hasil : Dari 176 pasien diare anak didapatkan usia 0-24 bulan (81,3%), usia 25-60 bulan (18,8%), laki-laki (59,7%), perempuan (40,3%), status gizi tidak baik (80,1%), baik (19,9%), dehidrasi tidak berat (93,2%), dan dehidrasi berat (6,8%). Hasil uji Chi Square hubungan status gizi dengan derajat diare anak didapatkan hasil p=0,772. Hal ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan. Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan derajat dehidrasi diare anak periode tahun 2015-2017 di RSUD Tugurejo Semarang.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.