Naskah ini merupakan hasil dari penelitian tentang sosial budaya rumpun melayu yang melekat pada piring keramik porselin buatan Cina yang tersimpan di museum di wilayah melayu. Benda tersebut menjadi penting karena sebagai artefak masa lalu sehingga menjadi bukti fisik adanya perkembangan sosiokultural pada masa abad 19 dikala rumpun melayu masih dikuasai Belanda. Bagaimana produk Cina dapat masuk dan diterima masyarakat yang sebagian besar beragama Islam, tentunya ada syarat-syarat khusus sehingga produk tersebut akrab masyarakat melayu. Bila diperhatikan, produk tersebut memiliki estetika dari model bentuknya maupun motif-motif yang terdapat pada ragam hias permukaan keramik. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan mengambil sampel artefak piring keramik di empat tempat yaitu di museum Adityawarman Provinsi Sumatera Barat, museum Sang Nila Utama Provinsi Riau, museum Negeri Provinsi Sumatera Utara, dan muzium Negara Malaysia. Pengumpulan data melalui observasi, pengamatan, dan kepustaan, sedangkan analisisnya menggunakan pendekatan estetika, bahwa Louis Sullivan menatakan “bentuk mengikuti fungsi” dan Zhongxing Yu mengatakan “bentuk bermakna”. Hasilnya diperoleh bahwa bentuk piring keramik diciptakan untuk kebutuhan dan kesenangan yang berhubungan dengan aktifitas kehidupan, harapan, dan tujuan hidup manusia.Kata kunci: piring keramik, bentuk, fungsi, motif, makna.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.