ABSTRAKBagi para guru di DKI Jakarta menurut data sekolah dinas DKI Jakarta banyak guru guru muda di sekolah yang belum mendapatkan pelatihan mesin CNC padahal bagi guru produktif wajib mempunyai sertifikat mesin CNC, terutama guru yang mengajar mesin CNC. Untuk para guru muda yang belum mendapatkan sertifikasi mesin CNC, mengingat bekal pengetahuan dan keterampilan yang minim, rasanya sulit untuk mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan. Tujuan kegiatan pengambidian kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan pelatihan keterampilan mesin CNC dari dua aspek, yaitu aspek teknologi/teknik tentang mesin CNC, dan aspek pemeliharaan mesin CNC.Khalayak sasaran adalah para guru yang belum mendapatkan sertifikat permesinan dan yang betul-betul berminat dan mempunyai potensi untuk berkembang. Jumlah peserta yang aktif adalah 21 orang, sebagian besar berasal dari beberapa Sekolah Menengah Kejuruan di antaranya, SMKN 1 Bekasi, SMKN 5 Jakarta, SMK Karya Guna dan SMKN 26 Jakarta. Berdasarkan evaluasi yang telah dilaksanakan, dari aspek teknik, pelatihan ini dapat dikatakan cukup berhasil. Lebih dari 90% peserta menguasai teknik permesinan dengan baik. Untuk aspek manajemen perawatan mesin CNC, Berdasarkan evaluasi yang telah dilaksanakan, dari aspek teknik, pelatihan ini dapat dikatakan cukup berhasil Kata kunci : Pelatihan, Permesinan, CNC
The better welding results are always a scientific challenge in welding engineering. This is to ensure the connection functions properly according to its designation. The main purpose of this study was to determine the effect of electrode drying temperature on the mechanical properties of ASTM A36 steel weld joint. This research was conducted at the Condet Welding Training Center and PT. Gamma Hepsi Condet. The tests carried out were visual tests, radiographs, and tensile tests. The results showed that the drying of the electrode E 7018 without an oven had a lot of welding defects on the inside in the form of porosity about 2 mm. The results showed that the highest tensile strength of 50.01 kgf/mm² was found in specimens using an electrode drying temperature of 230ºC.
Hardfacing is a common technique to increase the surface hardness of a material. This also can reach by heat treatment technique. Commonly, the hardfacing technique is applied in low carbon steel surfaces because the hardness of this material cannot be increased by heat treatment. For this reason, a combination of multilayer hardfacing processes will be carried out and followed by heat treatment to obtain optimum layer hardness. The methodology in this research is to perform multiple layers of hardfacing welding by two types of electrodes, where the first layer is with AWS A5.13 EFe2, the second layer is with AWS A5.1 E7018 and the third layer is with AWS A5.13 EFe2. After the hardfacing process is completed, then samples are heat treated until 1000ºC and quickly cooled with engine oil and palm oil. The results of this study are formed is perlite, ferrite, and martensite. The hardness of the samples untreated, engine oil cooling, and vegetable oil cooling is 468.1, 490.4, and 532.4 VHN respectively. This study concludes that the sample by cooling vegetable oil has the highest hardness because more martensite is formed. While the sample without heat treatment produces the lowest hardness due to the structure formed by ferrite and pearlite.
Pemotongan material dapat menggunakan alat yang biasa disebut dengan plasma cutting. Pada umumnya dari plasma cutting yang digunakan saat ini masih menggunakan tangan sendiri atau manual, serta tidak dilengkapi perangkat pendukung penggerak. Hal ini mengakibatkan kinerja plasma cutting saat pemotongan belum maksimal karena gerakan relatif tidak konstan. Untuk itu akan dirancang, dibuat serta di lakukan uji coba perangkat pendukung pemotongan dengan sistem rel penyearah untuk jalannya plasma cutting. Pada proses pembuatan perangkat pendukung ini juga menggunakan batang ulir agar dapat bergerak maju dan mundur dengan penggerak menggunakan motor listrik. Perancangan perangkat pendukung proses pemotongan diawali dengan pembuatan desain plasma cutting. Kemudian merancang komponen mekanik dan listrik. Lalu dilakukan perhitungan torsi plasma cutting bergerak maju dan mundur. Kemudian dilanjutkan dengan proses pembuatan perangkat dan yang terakhir dilakukan uji coba. Langkah uji coba diawali dengan menghidupkan kompresor, inverter plasma dan menyiapkan baja berukuran 4, 6 dan 10 mm. Setelah siap kemudian dilanjutkan dengan proses pemotongan material dan pembersihan material. Dari hasil potongan kemudian di amati secara visual. Hasil yang didapat, perangkat pendukung plasma cutting ini dapat beroperasi dengan baik. Perangkat pendukung plasma cutting dapat memotong pelat baja dengan ketebalan 4, 6 dan 10 mm dengan baik.
Penelitian ini membahas mengenai rancang bangun reaktor pirolisis dan bertujuan untuk mengetahui proses kerja dan nilai karakteristik bahan bakar yang dihasilkan. Reaktor yang digunakan mempunyai ukuran diameter 41 cm dan tinggi 66 cm. Proses pirolisis dilakukan pada kisaran suhu 250–450oC. Dari penelitian ini menggunakan bahan baku seberat 5 kg dan didapatkan bahan bakar cair sebanyak 2,5 Kg. Adapun karakteristik bahan bakar cair yang dihasilkan adalah kandungan air 3,22 mm/kg, density 727,6 kg/m3 dan nilai oktan 60,4.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.