Interaksi edukatif adalah hubungan dua arah antara pendidik dan siswa dengan sejumlah norma sebagai media untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidik tidak hanya bertanggung jawab untuk menyampaikan materi pengajaran kepada siswa tetapi juga membentuk kepribadian siswa yang bernilai tinggi. Dalam pandangan modern, siswa tidak hanya dianggap sebagai objek atau sasaran pendidikan, tetapi juga harus diperlakukan sebagai mata pelajaran pendidikan. Karena keberhasilan atau kegagalan seorang pendidik dapat diukur dari aspek ini. Di sini pendidik adalah kunci untuk memegang kendali atas siswa. Artikel ini memiliki rumusan bagaimana gambaran komunikasi edukatif antara pendidik dan siswa dalam pendidikan Islam? Sedangkan tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mendapatkan gambaran komunikasi pendidikan antara pendidik dan siswa dalam pendidikan Islam. Metode penulisan artikel ini adalah studi pustaka atau Library Research menggunakan teknik pengumpulan data yang diambil dari buku-buku ilmiah dan literatur yang relevan. Sedangkan teknik analisis data adalah Content Analysis, yaitu menganalisis data yang diperoleh dari buku atau literatur yang relevan. Kesimpulan dari penulisan artikel ini adalah bahwa dalam konsep pendidikan Islam komunikasi edukatif ditandai dengan adanya kecocokan antara nilai-nilai sebagai isi pesan dan dampak yang diinginkan oleh pendidik. Semakin tepat nilai yang diterima oleh siswa dan semakin jelas dampak yang diinginkan oleh pendidik, semakin efektif komunikasi pendidikan yang terjadi. Komunikasi edukatif yang berjalan secara efektif akan memungkinkan penyerapan makna pendidikan secara lebih penuh dan mendalam. Dengan demikian, komunikasi pendidikan adalah hal yang sangat penting dan signifikan dalam mendukung keberhasilan pembelajaran dalam pendidikan Islam

The Angkola oral tradition of mangupa is as household advice by appealing to Allah SWT. This tradition is trusted by indigenous communities to restore the spirit to the body (paulak tondi tu badan). As the object of study is the performance analysis by using Duranti theory (2001: 14) with a view of a) performance, b) indexcality, and c) participation and theory of the performance. Finnegan (1991, 1992: 92-93) states that there are 3 elements such as: a) composition, a form that is composed, b) transmission, the selection process that will continue the oral tradition, and (3) the audience. The methods used are surveys, interviews with key informants, primary data source at the ceremony and secondary data by collecting field data, analyzing data. The result of the analysis of traditional Angkola data is divided into four components: a) Ceremonial place, b) Ceremonial time c) Traditional tools, d) Traditional leaders and participants. The transmission of customary philosophy: sangap, hamomora. and hamoraon. The audiences are all who attended the Angkola traditional wedding ceremony in the tradition of mangupa. The advice on mangupa consists of: 1) mangupa text using the name of Allah SWT, 2) mangupa texts of prayer and hope, 3) mangupa text of hope, and 4) mangupa text with philosophical Angkola custom.

Tradisi Angkola pengucapan mangupa adalah sebagai saran rumah tangga dengan memohon kepada Allah SWT. Tradisi ini dipercaya oleh masyarakat adat untuk mengembalikan semangat pada diri/ tubuh (paulak tondi tu badan). Objek penelitian adalah analisis kinerja dengan menggunakan teori Duranti (2001: 14) dengan pendekatan asfek 1) kinerja, 2) indexcality, dan 3) partisipasi dan teori kinerja. Finnegan (1991, 1992: 92-93) menyatakan bahwa ada 3 elemen seperti: 1) komposisi, bentuk yang tersusun, 2) transmisi, proses seleksi yang akan melanjutkan tradisi pengucapan, dan 3) para peserta. Metode yang digunakan adalah survei, wawancara dengan informan, sumber data primer pada upacara dan data sekunder dengan mengumpulkan data lapangan, dan menganalisis data. Hasil analisis terhadap tradisi Angkola dapat dibagi menjadi empat komponen: 1) Tempat upacara, 2) Waktu upacara 3) Alat tradisional, 4) Pemimpin adat dan peserta. Transmisi filsafat adat : sangap, hamomora, dan hamoraon. Semua peserta yang hadir mengikuti acara pernikahan dalam tradisi mangupa.  Nasihat tentang mangupa terdiri dari: 1) teks mangupa menggunakan nama Allah SWT, 2) teks mangupa dengan doa dan harapan, 3) teks mangupa harapan, dan 4) teks mangupa dengan filosofis adat Angkola

Learn is a process activity to listen attentive viva voce devices, grasp, appreciation, and interpretation to get information, catching content or send away for and understands communication meaning that passed on by speaker via speech. In gets this activity communication is important so smooth don't it that communication gets to be regarded by learns. Communication is interaction two person or more, appropriate walking communication expectation when that information interchange activity underpinned by information content grasp or send away for that get with every consideration been learnt. So the importance for communication in our life, side involvement in communication in this case order receiver or the audience obviously has skills and can learn. Therefore, learn is that of skill in gets communication

Kemampuan kosakata siswa dalam hal pengucapan, intonasi dan aksen dalam mengajar snagat utama dalam pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penggunaan metode audio-oral, di Baiturrahman, Batang onang Tengah, Padang Lawas Kabupaten Utara.Jenis penelitian ini adalah PTK( Penelitian Tindakan Kelas) Dengan Analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan pengusaan mufradat siswa kelas 7 pondok pesantren baitur rahman dengan data sebelum tindakan 51, 85 dan sesudah pelaksanan tindakan 74, 77 dan setalah dilakukan dua siklus 81, 58 kesimpulan metode ini mampu meniogkatkan penguasaan kosa kata bahasa Arab siswa.