The land surface in the Padang City is thought to be experiencing a continuous relative subsidence due to natural processes and man-made activities. Factors that affect land subsidence include earthquakes, sea level rise, infrastructure development, sediment transport, and excessive use of groundwater sources. The purpose of this research is to map the rate of land subsidence which is processed from the Sentinel 1-A radar, satellite imagery using the Differential Synthetic Aperture Radar (DInSAR) method. The data used are two pairs of Sentinel-1A level 1 Single Looking Complex (SLC) imagery which were acquired in 2018 and 2019. Image processing is carried out by filtering and multilooking techniques on Synthetic Aperture Radar (SAR) images. The following process changes the phase unwrapping to the ground level phase using phase displacement. Land subsidence in 2018–2019 from DInSAR processing reached -10.5 cm / year. The largest land subsidence occurred in North Padang with an average of -7.64 cm/year. Land subsidence in the Padang City, which is located near the estuary, is due to the nature of the alluvial sediment material. The use of Sentinel 1 SAR remote sensing data can provide important information in the context of mitigating land subsidence in the Padang City. Therefore, we need the right policies to handle future land subsidence cases. Land subsidence mapping is one of the factors that determine the vulnerability of coastal areas to disasters
Peranan lingkungan sosial memiliki peranan penting terhadap pembentukan sikap peduli lingkungan peserta didik. Adapun lingkungan sosial yaitu lingkungan keluarga, madrasah masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan lingkungan keluarga, madrasah , dan masyarakat terhadap pembentukan sikap peduli lingkungan peserta didik di MAS AL ISLAM Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey. Sampel penelitian berjumlah 100 peserta didik. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner, studi literatur, dan studi dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis regresi linear ganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa lingkungan keluarga, madrasah, dan masyarakat memberikan peranan yang berarti dan lingkungan masyarakat yang berperan paling tinggi terhadap pembentukan sikap peduli lingkungan peserta didik
Kabupaten Pesisir Selatan merupakan salah satu daerah rawan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Sumatera Barat. Rata-rata areal yang terbakar tiap tahunnya dalam rentang tahun 2019-2021 adalah 1.002,7 ha. Tingginya angka kebakaran hutan dan lahan tersebut berbanding lurus dengan titik panas yang terpantau dalam jumlah besar tiap tahunnya. Tujuan tulisan ini adalah untuk melihat sebaran titik panas secara keruangan pada berbagai kelas penutup lahan di Kabupaten Pesisir Selatan sebagai indikasi awal wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan. Data yang digunakan adalah data titik panas hasil interpretasi citra satelit NOAA20 tahun 2019-2021 yang bersumber dari dari laman resmi Kementerian Lingkugan Hidup dan Kehutanan https://sipongi.menlhk.go.id/ dan data penutup lahan hasil intrepretasi citra landsat 8 tahun 2020. Analisis spasial menggunakan aplikasi Sistem Informasi Geografi (SIG) berupa tumpang susun peta (superimpose) digunakan untuk melihat sebaran titik panas secara spasial berdasarkan kelas penutup lahan. Hasil analisis menunjukkan areal berpotensi tinggi terjadinya kebakaran hutan dan lahan adalah pada jenis penutup lahan berupa perkebunan dengan jumlah titik panas mencapai 82 titik kejadian (24,48%) dan pertanian lahan kering sekunder dengan 69 titik panas (20,60%). Secara keruangan wilayah di bagian selatan, yaitu Kec. Lunang Silaut, Kec. Basa IV Balai Tapan dan Kec. Pancung Soal merupakan wilayah rentan tinggi kebakaran hutan dan lahan karena areal perkebunan terkonsentrasi di wilayah ini dan titik panas pada areal pertanian lahan kering sebagian besar yaitu, 58 titik panas (84,06%) berbatasan atau berdekatan dengan perkebunan.
Hutan larangan adat Kenagarian Rumbio adalah salah satu hutan hujan primer dataran rendah dengan minim hambatan fisik untuk dikonversi menjadi lahan budidaya, tetapi tetap lestari selama beradad-abad. Hal ini menarik untuk ditelisik dari kondisi sosial-budaya masyarakat sekitar, yaitu masyarakat adat Kenagarian Rumbio. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji tentang kearifan lingkungan masyarakat adat Kenagarian Rumbio dalam menjaga kelestarian hutan larangan adat. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dengan cara induktif berlandaskan paradigma fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kearifan lingkungan dalam menjaga kelestarian hutan larangan adat telah mengakar kuat di tengah-tengah masyarakat adat yang bersumber dari adanya mitologi dan sejarah hutan yang kemudian melahirkan nilai-nilai yang diyakini masyarakat adat terkait interaksinya dengan hutan tersebut. Kearifan lingkungan dalam pengelolaan hutan larangan adat dapat dilihat dari peran ninik mamak sebagai penjaga nilai-nilai luhur dalam bentuk aturan adat dan anak kemenakan sebagai individu yang taat terhadap aturan tersebut. Aturan-aturan adat tidak tertulis terkait hutan larangan adat terus dipertahankan dengan penjatuhan sanksi kepada anak kemenakan ataupun masyarakat di luar Kenagarian Rumbio yang melanggar aturan tersebut. Kata kunci: hutan larangan adat, kearifan lingkungan, masyarakat adat
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.