AbstrakTahu merupakan produk olahan kedelai yang banyak dikonsumsi di Asia. Tahu diperoleh dari proses koagulasi susu kedelai menggunakan koagulan. Umumnya koagulan yang digunakan dalam proses pembuatan tahu adalah garam (CaCl 2 , CaSO 4 , MgCl 2 ) dan asam (Asam asetat, Glukano δ-lactone (GDL)). Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan tahu menggunakan koagulan alami belimbing wuluh, jeruk nipis dan larutan chitosan. Produk tahu yang diperoleh dibandingkan dengan produk tahu dengan penggunaan koagulan komersial CaSO 4 . Karakteristik tahu yang diuji meliputi yield, kadar protein, kadar air dan tekstur serta analisis sensorik yang terdiri dari rasa, aroma, warna dan tekstur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan koagulan alami (Belimbing wuluh, Jeruk nipis dan Chitosan) menghasilkan produk tahu dengan yield dan kadar protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan koagulan komersial. Sedangkan kadar air tahu dengan koagulan alami Belimbing wuluh dan jeruk nipis menghasilkan produk tahu dengan kadar air yang lebih tinggi. Analisis tekstur menunjukkan bahwa koagulan chitosan menghasilkan produk tahu yang paling keras. Berdasarkan uji sensorik terhadap produk tahu, dapat dinyatakan bahwa panelis lebih menyukai sampel tahu dengan tingkat keasaman yang lebih rendah dalam penilaian rasa dan aroma. Sedangkan untuk penilaian warna, panelis lebih menyukai sampel tahu dengan konsentrasi asam yang lebih tinggi.Kata kunci: belimbing wuluh, chitosan, jeruk nipis, koagulan, tahu Abstract Tofu has been known as a soybean processed food and is consumed in significant amount in Asia. Tofu is prepared by soymilk coagulation with specific coagulant such as salts (CaCl 2 , CaSO 4 , MgCl 2 ) and acid (Acetic acid, Glukano δ-lactone (GDL)). In this research, tofu was prepared by using natural coagulants. Averrhoa bilimbi, Citrus aurantifolia, and chitosan solution were selected as coagulating agents. Tofu products with the natural coagulant were further be compared to product with a commercial CaSO 4 coagulant. Evaluation of tofu characteristics including yields, protein and water content as well as texture analysis. Research showed that natural coagulants produced tofu with higher yield and protein content. Moreover, tofu having high water content was obtained when the Averrhoa bilimbi and Citrus aurantifolia were the coagulants. Texture analysis confirmed that chitosan coagulant produced tofu with greatest hardness. In addition, sensoric analysis of tofu sample verified that tofu with low acidity was more acceptable in the term of flavor and aroma. On the other hand, assessment of tofu colour showed that the high content acid tofu was more preferable.
One of the roles of educational institutions is to foster the nation's young generation so that they behave properly and correctly in accordance with the norms prevailing in society. The importance of character education for children is influenced by the environment, especially in families. The purpose of this study is to describe the importance of character education for early childhood, namely to form morals, to form intelligent and rational, innovative, hard working, optimistic and confident people. The method used is descriptive qualitative. Approach through early childhood case studies. The results of this study are early childhood character education in the Semanggi area, namely the character of discipline, responsibility, and good morals. This article was created for the wider community to better understand the importance of character education in children which is very useful in the future.
<p><em>Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pemanfaatan video conference pada pembelajaran seni tari kreasi </em><em>siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Palembang</em><em>, dengan tujuan untuk mendeskripsikan hasil pembelajaran tari kreasi menggunakan video conference</em><em> siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Palembang</em><em> mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Manfaat penelitian ini untuk meningkatkan wawasan dan pemahaman pembelajar an khususnya tentang seni tari kreasi melalui pemanfaatan video conference yang diberikan oleh pendidik kepada siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Palembang. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi. Setelah pengumpulan data dilakukan maka dapat hasil penelitian dan pembahasan yang mana dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan video conference dalam Pembelajaran tari kreasi ini sangat membantu proses pembelajaran jarak jauh. Pada penelitian ini, proses pembelajaran tari kreasi berjalan dengan baik, yang dapat dilihat dari uraian pelaksanaan pembelajaran hingga evaluasi, wawancara dengan guru dan siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Palembang, serta dokumentasi terkait hasil evaluasi yang dilakukan guru kepada siswa terkait materi yang telah diberikan menggunakan video conference.</em></p>
<div align="center"><table width="652" border="1" cellspacing="0" cellpadding="0"><tbody><tr><td valign="top" width="529"><p>Promosi merupakan salah satu cara untuk menyebarkan informasi, sehingga dapat membujuk/mempengaruhi audiens agar bersedia untuk loyal, menerima, atau membeli terhadap suatu perusahaan atau produk. Salah satu bentuk media promosi yang efektif untuk meningkatkan prospek suatu objek adalah <em>Augmented Reality</em>. <em>Augmented Reality</em> dapat meningkatkan literasi sains dan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Dengan melihat fenomena tersebut, penelitian bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan <em>Augmented Reality</em> di kalangan mahasiswa Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau dan beberapa dari universitas lainnya sebagai ajang edukasi dan promosi. Desain penelitian pada penelitian pengembangan ialah dengan model ADDIE namun hanya dibatasi pada uji respon atau evaluasi penggunaan <em>Augmented Reality</em>. Penelitian dilakukan dengan 38 mahasiswa dari berbagai program studi. Adapun alat pengumpul data digunakan adalah kuesioner online yang terdiri dari empat konstruk dengan 18 pertanyaan terkait dengan evaluasi penggunaan <em>Augmented Reality</em>. Data yang terkumpul akan dianalisis melalui Aplikasi SPSS. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa evaluasi mahasiswa terhadap penggunaan <em>Augmented Reality</em> di lima konstruk dengan rata-rata 2.61 yang berada pada kategori “baik”. Oleh sebab itu, mahasiswa sebagai agen perubahan dalam pendidikan diharapkan mampu berpikir secara terbuka terhadap perubahan dan alternatif yang ditawarkan oleh teknologi meningkatkan kualitas pembelajaran.</p><p> </p></td></tr></tbody></table></div>
Pendahuluan: Kebersihan mulut merupakan salah satu masalah pada pemakai ortodonti cekat karena gigi geligi lebih sulit dibersihkan, sehingga dapat meningkatkan akumulasi plak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dengan membandingkan metode menyikat gigi Bass dan Charter terhadap pengendalian plak pada pemakai ortodonti cekat. Metode: Jenis penelitian eksperimental dilakukan pada 32 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran dengan metode single blind. Data dianalisis dengan uji two-way repeated measures ANOVA. Hasil: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara metode menyikat gigi Bass dan Charter (p>0,05), tetapi nilai plak menurun secara signifikan setelah menyikat gigi pada kedua kelompok (p<0,05). terdapat perbedaaan plak yang signifikan pada daerah servikal antara kedua metode (p<0,05). Simpulan: Metode Charter lebih efektif dalam menurunkan plak di daerah servikal, tetapi secara keseluruhan metode menyikat gigi Bass dan Charter memiliki efektivitas yang sama terhadap pengendalian plak pada pemakai ortodonti cekat.Kata kunci: Metode Bass, metode Charter, plak, ortodonti cekat. ABSTRACTIntroduction: Oral hygiene is one of the problems faced by fixed orthodontic users because it creates difficulties in cleaning the teeth thus increasing plaque accumulation. The purpose of this study was to analyse the difference between Bass and Charter toothbrushing methods for plaque control in fixed orthodontic users. Methods: This research was an experimental conducted towards as much as 32 students of the Faculty of Dentistry Universitas Padjadjaran with a single-blind method. All data were analysed by the two-way repeated measures ANOVA. Result: There were no significant differences between Bass and Charter tooth brushing methods (p > 0.05), but the plaque value decreased significantly after toothbrushing in both groups (p < 0.05). There were significant differences in the plaque in the cervical area between the two methods (p < 0.05). Conclusion: The Charter toothbrushing methods was proven to be more effective in reducing plaque in the cervical area, however, both Bass and Charter toothbrushing method had the same effectiveness on plaque control of fixed orthodontic users.Keywords: Fixed orthodontic appliances, plaque, Bass toothbrushing method, Charter toothbrushing method.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.