Inconel 718 (IN 718) powder is used for a laser powder bed fusion (LPBF) printer, but the mechanical properties of the as-built object are not suited to cold deep drawing applications. This study uses the Taguchi method to design experimental groups to determine the effect of various factors on the mechanical properties of as-built objects produced using an LPBF printer. The optimal printing parameters are defined using the result for the factor response to produce an as-built object with the greatest ultimate tensile strength (UTS), and this is used to produce a specimen for post-processing, including heat treatment (HT) and surface finishing. The HT parameter value that gives the maximum UTS is the optimal HT parameter. The optimal printing and HT parameter values are used to manufacture a die and a punch to verify the suitability of the manufactured tool for deep drawing applications. The experimental results show that the greatest UTS is 1091.33 MPa. The optimal printing parameters include a laser power of 190 W, a scanning speed of 600 mm/s, a hatch space of 0.105 mm and a layer thickness of 40 μm, which give a UTS of 1122.88 MPa. The UTS for the post-processed specimen increases to 1511.9 MPa. The optimal parameter values for HT are heating to 720 °C and maintaining this temperature for 8 h, decreasing the temperature to 620 °C and maintaining this temperature for 8 h, and cooling to room temperature in the furnace. Surface finishing increases the hardness to HRC 55. Tools, including a punch and a die, are manufactured using these optimized parameter values. The deep drawing experiment demonstrates that the manufactured tools that are produced using these values form a round cup of Aluminum alloy 6061. The parameter values that are defined can be used to manufacture IN 718 tools with a UTS of more than 1500 MPa and a hardness of more than 50 HRC, so these tools are suited to cold deep drawing specifications.

Korosi merupakan degradasi logam oleh lingkungannya secara kimia maupun elektorkimia. Inhibitor salah satu metode untuk menurunkan laju korosi logam dengan menambahkan sedikit zat pada lingkungan kerja logam yang mampu menurunkan korosifitas lingkungan dan atau membentuk lapisan pelindung pada logam. Baja API 5L grade B dipergunakan sebagai material untuk diamati laju dan mekanisme korosinya. Inhibitor yang dipergunakan adalah vitamin C dengan variasi konsentrasi 0-250 ppm. Selama 30 hari laju korosi logam diamati dengan menggunakan metode weight loss untuk kemudian mendapatkan nilai efisiensi inhibitor vitamin C. Untuk mekanisme kerja inhibitor, dilakukan dengan dua metode yakni Uji Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) dan perhitungan Adsorpsi Isotermal. Efisiensi inhibitor Vitamin C tertinggi mencapai 64.28% pada konsentrasi 100 ppm. Sedangkan mekanisme kerja inhibitor Vitamin C mendekati teori Langmuir dan teradsorpsi secara fisiorpsi di permukaan baja.

Korosi merupakan degradasi logam terhadap lingkungannya, baik secara elektrokimia maupun kimia. Korosi tidak dapat dihentikan prosesnya tetapi dapat dihambat lajunya. Penggunaan inhibitor dapat menjadi salah satu solusi dalam menghambat laju korosi. Inhibitor alami terutama yang berasal dari tanaman saat ini sedang banyak diteliti pemanfaatannya untuk industri. Hal ini dikarenakan inhibitor alami atau yang dikenal sebagai green inhibitor mampu secara efektif menurunkan laju korosi, ramah lingkungan, mudah didapatkan, dan relatif murah. Telah banyak penelitian mengidentifikasi kinerja green inhibitor terhadap penurunan laju korosi logam termasuk baja di lingkungan asam terutama asam klorida. Studi literatur inhibitor alami dilakukan terhadap pengaruh laju korosi, mekanisme inhibisi dan pendekatan teori adsorpsi isotermal. Inhibitor yang dipilih untuk studi literatur adalah ekstrak daun bambu, ekstrak buah semangka, gel aloe vera, ekstrak daun lemon, dan ekstrak limbah buah leci. Semua inhibitor yang disebut sebelumnya mampu menunjukkan kinerja yang baik dalam menurunkan laju korosi baja dalam lingkungan asam klorida (HCl). Mekanisme kerja inhibitor beragam ada yang katodik tetapi sebagian besar merupakan inhibitor campuran. Pendekatan teori adsorpsi isotermal untuk semua inhibitor yang dilakukan studi kasus mendekati teori isotherm Langmuir.

Alat produksi berperan penting dalam menentukan jumlah dan harga dari produkataupun jasa yang dihasilkan oleh pelaku usaha. Dengan adanya alat produksi yang memadai, usaha Mikro, kecil dan menengah dapat meningkatkan jumlah produksi dengan waktu yang lebih efisien. Selain dengan cara memperbaharui alat produksi ke alat-alat canggih dan modern, teknologi tepat guna merupakan salah satu solusiyang bisa digunakan untuk menekan biaya produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh mana pelaku usaha Mikro, kecil dan menengah di Kota Tarakan memahami dan memanfaatkan teknologi tepat guna dalam menjalankan usahanya. Pada penelitian ini dilakukan kajian terkait dengan alat produksi yang digunakan usaha Mikro, kecil dan menengah di Kota Tarakan. Pada tahap awal dilakukan survei tentang penggunaan alat produksi yang saat ini digunakan. Observasi terhadap efektifitas dan efisiensi alat produksi merupakan tahap selanjutnya pada penelitian ini. Alat produksi yang digunakan usaha Mikro, kecil dan menengah masih menggunakan peralatan tradisional. Dengan alat tradisional mereka merasa sudah mampu memenuhi target penjualan. Beberapa pelaku usaha Mikro juga terkesan tidak mau memperbaharui alat produksi karena merasa khawatir dengan meningkatnya biaya produksi.