Hipotermi adalah suhu tubuh di bawah 36,5ºC dan rentan terjadi pada bayi baru lahir, dan bisa berakibat fatal misalnya hipoglikemia dan berlanjut menjadi kejang dan bahkan kematian. Penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan Manajemen Asuhan Kebidanan pada bayi Ny. “H” dengan Hipotermi di Puskesmas Jumpandang Baru Makassar sesuai dengan 7 langkah Varney dan SOAP. Hasil dari studi kasus yang dilakukan pada bayi Ny “H” ditegakkan diagnosis dengan Hipotermi berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pada bayi Ny “H” ditandai dengan tanda-tanda vital heart rate : 124 x/menit, pernafasan : 44 x/menit, dan suhu : 35,3ºC dimana keadaan tubuh bayi dingin, refkles menghisap lemah, bibir pucat, pergerakan kurang aktif, dan kuku pucat. Pada pasien ini dilakukan penatalaksanaan yang bertujuan mengatasi hipotermi, mencegah komplikasi hipoglikemia, dan menjamin nutrisi dengan cara menjaga kehangatan bayi dengan bedong, mengganti pakaian atau popok bayi tiap kali basah, menganjurkan kepada ibu untuk menyusui bayinya secara on demand , mengobservasi tanda-tanda vital setiap pagi dan sore. Berdasarkan hasil dari studi kasus 7 langkah varney dan SOAP yang digunakan untuk proses penyelesaian masalah hipotermi pada nenonatus, diperoleh hasil evaluasi suhu badan bayi kembali normal dan tidak mengalami komplikasi yang dikhawatirkan.
Pendahuluan : Kurang energi kronik (KEK) merupakan keadaan saat ibu mengalami kekurangan makanan yang berlangsung lama (kronis) sehingga menimbulkan gangguan kesehatan bagi ibu yang ditandai dengan badan lemah, wajah menjadi pucat, dan lingkar lengan atas (LILA) ≤ 23 cm. Pada penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola makan terhadap kejadian kekurangan energi kronik pada ibu hamil trimester I di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-Kassi Kota Makassar. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian case control dengan pendekatan kuantitatif melalui pengambilan sampel secara total sampling dengan 24 responden, kemudian mengisi lembar kuesioner Food Frequency Questionnaire (FFQ) untuk melihat pola makan responden (jumlah, jenis, frekuensi makan). Hasil : Berdasarkan hasil uji chi square pada jumlah makan diperoleh nilai p value = 0,667 > nilai α = 0,05, kemudian pada jenis makan diperoleh nilai p value = 0,155 > nilai α = 0,05 dan frekuensi makan diperoleh nilai p value = 0,667 > nilai α = 0,05, yang artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara pola makan dengan kejadian KEK pada ibu hamil trimester I. Kesimpulan : Dari penelitian ini tidak terdapat hubungan antara jumlah makan dengan kejadian KEK pada ibu hamil trimester I, kemudian tidak terdapat hubungan antara jenis makan dengan kejadian KEK pada ibu hamil trimester I dan tidak terdapat hubungan antara frekuensi makan dengan kejadian KEK pada ibu hamil trimester I. Kata Kunci: Pola Makan, KEK, Ibu Hamil Trimester I, Food Frequency Questionnaire
Typhoid fever is one of the endemic diseases in Indonesia caused by Salmonella typhi bacteria. Typhoid fever transmission occurs due to personal hygiene behavior and poor environmental hygiene. Several factors can affect the length of treatment for typhoid fever patients in children. This study was conducted to determine the description of the length of treatment for typhoid fever patients in children at the Dr. Tadjuddin Chalid Hospital Makassar in 2018 based on age, nutritional status, and types of antibiotics. This research is a descriptive study using quantitative methods. The study sample was 75 patients with typhoid fever in children aged 1-18 years. The data was used in the form of secondary data in the form of medical records. The results of the study from 75 patients showed that short length of treatment based on age was found in the 11-14 year age group as many as 22 people (37.3%), the short length of treatment based on nutritional status was mostly found in normal nutritional status as many as 56 people (94.9%), the short length of treatment based on the type of antibiotic was found in the use of the antibiotic ceftriaxone as many as 39 people (66.1%). Most of the length of treatment for typhoid fever patients in children had a short duration of treatment as many as 59 people (78.7%).
AbstrakSarapan adalah kegiatan makan dan minum yang dilakukan antara bangun pagi sampai jam 9 pagi. Sarapan memiliki peranan yang sangat penting baik bagi kesehatan maupun konsentrasi belajar. Masyarakat Indonesia belum terbiasa dengan sarapan. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar (PSPD FKIK UINAM) menganut metode pembelajaran dengan menitikberatkan pada Student Centred Learning (SCL) dimana mahasiswa dituntut untuk proaktif , dan perkuliahan dimulai dari pukul 07.30-17.00, sehingga seringkali sarapan terabaikan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan kebiasaan sarapan mahasiswa PSPD FKIK UINAM.. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling, yakni seluruh mahasiswa baik tingkat 1 maupun tingkat 2.Hasil penelitian didapatkan tingkat pengetahuan gizi tentang sarapan responden adalah kurang (71.42%) dan cukup (28.58%). Sedangkan kebiasaan sarapan diperoleh sebanyak 96% terbiasa sarapan dengan frekuensi sarapan jarang (<4x seminggu) sebanyak 49% dengan alasan terbanyak adalah tidak ada waktu (49.49%). Waktu sarapan mayoritas pukul 06.00-06.59 (51.52%) dengan tempat sarapan umumnya di rumah (54.55%). Jenis sarapan yang dominan adalah sumber karbohidrat (48%) kemudian sumber karobhidrat dan lauk hewani (19.19%).Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa tingkat pengetahuan responden tentang sarapan masih kurang, kebiasaan sarapan dengan frekuensi sarapan masih jarang, dengan alasan terbanyak tidak ada waktu.
Poor nutrition is the condition of a person with below-average nutrition. This is a form of the process of chronic malnutrition. The purpose of the study: to determine the description of risk factors for malnutrition in children under five, including socioeconomic status, maternal education, frequency of infectious diseases, maternal knowledge, birth weight, and exclusive breastfeeding. This study is a descriptive study with a cross sectional design. The sample of this study used purposive sampling method. Atotal of 70 samples in this study, including 45 malnourished children under five and 25 not malnourished in Tamalanrea sub-district, Makassar City. Results of the study: malnutrition group as much as 84.4% were in low socioeconomic status, 62.2% came from the lowest education level n 73.4% were not exclusively breastfed, 66.7% had a history of low birth weight, 66.7% were born to mothers with a low level of maternal knowledge, and 60% had a history of high infectious diseases. Conclusions: socioeconomic level, mother's education level, mother's knowledge, birth weight of malnourished children tend to be lower than children who are not malnourished. Children with poor nutrition tend not to get exclusive breastfeeding, and the frequency of suffering from infectious diseases is more frequent than children who are not malnourished
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.