Kawasan di Jalan Tubagus Ismail, Bandung merupakan kawasan hunian yang telah berubah menjadi kawasan dengan fungsi komersial. Di kawasan ini banyak ditemukan rumah usaha yang tumbuh dan berkembang secara spontan dan responsif terhadap keberadaan mahasiswa dari institusi-institusi pendidikan besar di Kota Bandung. Semakin intensifnya aktivitas dan tingginya pemenuhan kebutuhan dasar mahasiswa mengakibatkan terjadinya berbagai strategi adaptasi arsitektural yang dilakukan oleh pengguna rumah usaha sesuai dengan persepsi, power, dan desire mereka masing-masing. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi strategi adaptasi arsitektural pada rumah usaha di Jalan Tubagus Ismail. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif melalui pendekatan spatial practice dan representational space. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan strategi adaptasi arsitektural ditinjau dari pertimbangan terhadap kecocokan fungsi dengan lokasi usaha, layout ruang, tampak bangunan, dan penyediaan fasilitas bersama. Kekuatan ekonomi banyak berpengaruh dalam strategi adaptasi ini, meskipun tetap ditemukan keseimbangan antara hasrat ekonomis dengan kebutuhan berhuni dalam praktik ruang rumah usaha. Kajian terhadap strategi adaptasi arsitektural ini diharapkan mampu memberi kontribusi pada kajian sosio-spasial dalam arsitektur melalui telaah praktik spasial dan representasi ruang.
Arsitektur terus berkembang. Istilah modern telah menjadi acuan dalam setiap perubahan yang terjadi. Istilah ini muncul mewakili dunia secara internasional. Sebagai ilmu yang kontekstual, arsitektur sangat lekat akan sekitarnya. Setelah menjadi Hindia Belanda, Indonesia dahulu, para arsitek Belanda mulai datang dan menjadikan Bandung sebuah kota eksperimental. Dari sini, arsitektur dengan pemahaman barat yang baru dan tanggap iklim tropis mulai bermunculan. Albert F. Aalbers merupakan salah satunya, arsitek yang sangat modern. Dari karya-karyanya sangat terlihat pengaruh 'International Style' dan langgam 'Nieuwe Bouwen' yang dibawanya ke Indonesia. Memulai karirnya pada tahun 1930 di Bandung. Sejak saat itu, satu per satu bangunan ternama di Bandung dihasilkannya. Sebut saja, Hotel Savoy Homann, Gedung Bank DENIS, dan lain sebagainya. Pada tahun 1938, ia meninggalkan karya terakhirnya yaitu Gedung De Driekleur atau Villa Tiga Warna. Pada gedung inilah pemahamannya selama bertahun-tahun di iklim tropis Bandung terakhir kali diterapkan. Karya tulis ini menjelaskan bagaimana pemahaman Aalbers dengan ke-'modern'-annya dalam menanggapi iklim tropis. Dengan semangat itu ia tak lupa akan iklim tropis, bahkan ia menanggapinya dengan teknologi masa itu dan kreatifitasnya.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.