The incidence of chronic kidney disease (CKD) has increased. Efforts are being made to deal with this problem by using hemodialysis. CKD patients undergo hemodialysis for years. This can result in disorders such as anxiety. This study aimed to obtain the relationship between the duration of hemodialysis and levels of anxiety in patients with CKD in hemodialysis unit at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital, Manado. This was an observational analytical study using cross sectional approach. Data were socio-demographic status and the HARS questionnaire which were processed by using SPSS 20. From a total of 34 respondents, 18 people (52.9%) experienced varying degrees of anxiety. The Spearman test resulted in p = 0.462 > 0.05 which meant that there was no relationship between the duration of hemodialysis and levels of anxiety in patients with CKD. Conclusion: There was no relationship between the duration of hemodialysis and levels of anxiety in patients with CKD in hemodialysis unit, however, there were some respondents who experienced anxiety.Keywords: anxiety, hemodialysis, CKDAbstrak: Kejadian Penyakit ginjal kronik (PGK) semakin meningkat. Upaya yang dilakukan untuk menangani masalah ini salah satunya dengan hemodialisis. Pasien PGK membutuhkan waktu bertahun – tahun untuk menjalani hemodialisis. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan psikologi seperti kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lamanya menjalani hemodialisis dengan tingkat kecemasan pada pasien PGK di unit hemodialisis RSUP Prof. R. D. Kandou Manado. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan potong lintang. Data dikumpulkan melalui pengisian data sosiodemografi dan wawancara dengan kuesioner HARS kemudian diolah dengan SPSS 20. Dari total 34 responden, ditemukan 18 orang (52,9%) mengalami kecemasan dengan derajat yang berbeda-beda, akan tetapi pada uji Spearman menunjukan hasil p = 0,462 yaitu > 0,05 yang artinya tidak terdapat hubungan antara lamanya menjalani hemodialisis dengan tingkat kecemasan pada pasien dengan PGK. Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara lamanya menjalani hemodialisis dengan tingkat kecemasan pada pasien PGK di unit hemodialisis, walaupun demikian terdapat sebagian responden yang mengalami cemas.Kata kunci: kecemasan, hemodalisis, penyakit ginjal kronik
The Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) pandemic causes a change in the learning process, in which schools must implement distance learning to prevent the spreading of the virus. In distance learning the use of internet will increase both for learning and for recreation. This situation could turn internet addiction as one of the negative impacts of distance learning during the COVID-19 pandemic. This study aims to determine internet addiction and internet use in students on distance learning during the COVID-19 pandemic.This research was made in the form of a literature review using three databases, namely Google Scholar, Pubmed, and ClinicalKey. The literatures should be in the form of English or Indonesian, created within this year (2020) and can be accessed in fulltext. Based on the result of 10 studies, it was found that there is an increase of internet use and internet addiction among student during the pandemic COVID-19. An increase of internet use has the potential to increase the internet addiction in the future. In conclusion, internet addiction is one of the negative impacts that can occur and increase on students during the COVID-19 pandemic.Keywords: internet addiction, student, distance learning, COVID-19 pandemic Abstrak: Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) memberi perubahan dalam proses pembelajaran, di mana sekolah harus menerapkan pembelajaran jarak jauh untuk mencegah penyebaran virus. Dalam pembelajaran jarak jauh penggunaan internet akan meningkat, baik untuk pembelajaran maupun untuk rekreasi. Situasi ini dapat menjadikan adiksi internet menjadi salah satu dampak negatif pada pembelajaran jarak jauh selama pandemi COVID-19. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adiksi internet dan penggunaan internet pada pelajar selama pembelajaran jarak jauh di masa pandemi COVID-19. Penelitian ini dibuat dalam bentuk literature review dengan menggunakan tiga database, yaitu Google Scholar, PubMed, dan ClinicalKey. Literatur yang akan digunakan dapat berbentuk Bahasa Inggris dan atau Bahasa Indonesia, dalam jangka waktu 1 tahun terakhir (2020) dan dapat diakses secara penuh. Berdasarkan hasil dari 10 penelitian, ditemukan adanya peningkatan penggunaan internet dan adiksi internet pada pelajar selama pandemi COVID-19. Peningkatan penggunaan internet ini dapat berpotensi meningkatkan adiksi internet di masa mendatang. Sebagai simpulan, adiksi internet merupakan salah satu dampak negatif yang dapat terjadi dan meningkat pada pelajar selama pembelajaran jarak jauh di masa pandemi COVID-19.Kata Kunci: adiksi internet, pelajar, pembelajaran jarak jauh, pandemi COVID-19
Child abuse case is increasing in society. Child abuse and neglect is defined as act or failure to fulfill its obligation as a parent or care giver, that has potential to result in serious physical or emotional injury. This study was aimed to obatin the profile of child abuse in primary school children at Malalayang Districtin Manado. This was a descriptive study with a cross-sectional design. Samples were all primary school children in forth to sixth grade aged 9-12 years at Malalayang District Manado who met the inclusion and exclusion criteria. The resulst showed that child abuse was found in 99.7% respondents, mostly female (53.8%), with middle income (40%), and physical abuse as the most common type (97.8%). Conclusion: In six primary schools at Malalayang Manado, there were 99.7% children had been abused, mostly female, with middle income. The most common type of abuse was physical abuse.Keywords: child, abuse, profile Abstrak: Kasus kekerasan pada anak semakin meningkat di lingkungan masyarakat. Kekerasan pada anak dan penelantaran diartikan sebagai semua tindakan atau gagalnya memenuhi tindakan kewajiban sebagai orang tua atau pengasuh, yang berpotensial meninggalkan luka fisik maupun emosional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi kekerasan pada anak sekolah dasar di Kecamatan Malalayang Kota Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif menggunakan desain potong lintang. Sampel penelitian ialah seluruh siswa sekolah dasar kelas 4-6 berusia 9-12 tahun di enam sekolah dasar Kecamatan Malalayang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian mendapatkan kekerasan pada anak dialami oleh 99,7% responden, lebih banyak pada perempuan (53,8%), dengan tingkat ekonomi menengah (40%), dan kekerasan fisik sebagai kekerasan yang paling banyak dialami responden (97.8%). Simpulan: Pada enam sekolah dasar Kecamatan Malalayang didapatkan 99,7% anak mengalami kekerasan, terbanyak berjenis kelamin perempuan, tingkat ekonomi menengah, dan jenis kekerasan fisik. Kata kunci: anak, kekerasan, profil
Attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD) is one of the main problems in psychiatry which is often found in children under age of 7 years. ADHD is associated with comorbidities which are: oppositional defiant disorder, conduction disorder, anxiety disorder, depression, and learning disability. This study was aimed to determine the comorbidities in ADHD children. This was a descriptive-quantitative study with a cross sectional design conducted 20 elementary schools in Manado from November 2015 to January 2016. Respondents were students of class 1 to class 6 elementary school aged 6-12 years obtained by using purposive sampling method. Instrument of this study was based on the Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-5 (DSM-5). The results showed that of the total 5,725 students, there were 611 students that had been screened for ADHD and 143 students (23%) had comorbid of ADHD. Based on gender, there were 82 males (57.3%) and 61 females (42.7%); the highest percentage were age 11 years old (27.3%). The comorbidities were as follows: oppositional defiant disorder (65.7%), conduct disorder (17.5%), autism spectrum disorder (28.7%), anxiety disorder (22.4%), developmental coordination disorder (23.1%), depression disorder (23.1%), physical abuse (11.2%), and emotional abuse (53.8%). Conclusion: The most common comorbidity in children with ADHD at 20 elementary schools in Manado was oppositional defiant disorder.Keywords: comorbidity, ADHD, children, manado Abstrak: Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) merupakan salah satu masalah psikiatri utama yang sering ditemukan pada anak di bawah usia 7 tahun. GPPH memiliki keterkaitan dengan komorbiditas. Komorbiditas pada GPPH yang paling sering ialah gangguan menentang oposisional, gangguan konduksi, gangguan kecemasan, depresi, dan ketidakmampuan belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komorbiditas pada anak GPPH. Jenis penelitian ialah deskriptif-kuantitatif dengan desain potong lintang yang dilakukan pada 20 sekolah dasar di Kota Manado dari bulan November 2015 sampai Januari 2016. Responden diperoleh dengan metode purposive sampling yaitu siswa-siswi kelas 1 sampai kelas 6 sekolah dasar usia 6-12 tahun. Instrumen penelitian komorbiditas yang digunakan berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-5 (DSM-5). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keseluruhan 5.725 siswa, yang telah terskrinning GPPH berjumlah 611 siswa, dan 143 siswa (23%) mengalami komorbiditas pada GPPH. Berdasarkan jenis kelamin laki-laki 82 responden (57,3%) dan perempuan 61 responden (42,7%) terbanyak pada usia 11 tahun (27,3%). Hasil komorbiditas ialah sebagai berikut: gangguan perilaku menentang oposisional (65,7%), gangguan konduksi (17,5%), gangguan spektrum autisme (28,7%), gangguan kecemasan (22,4%), gangguan perkembangan koordinasi (23,1%), gangguan depresi (23,1%), gangguan kekerasan fisik (11,2%), dan gangguan kekerasan emosional (53,8%). Simpulan: Komorbiditas terbanyak pada anak dengan GPPH yang ditemukan pada 20 sekolah dasar di Kota Manado ialah gangguan menentang oposisional.Kata kunci: komorbiditas, GPPH, anak, Manado
Acute lymphoblastic leukemia (ALL) is a malignat disease that at most was suffered by children. Mothers of children with ALL suffer from prolonged anxiety due to the prolonged treatment of ALL (approximately two years) with a relatively expensive cost. Anxiety is a uncomfortable feeling that appears if someone is dealing with difficult problems. Symptoms of anxiety include heart palpitation, trembling, difficulty in concentrating, excessive sweating, and rapid breathing. This was a descriptive quantitative study with a cross sectional approach. In this study, we used HARS instrument and data were processed by using SPSS 20. The results showed that 30% respondents had mild anxiety, 26.7% had medium anxiety, 26.7% had severe anxiety, and 16.7% did not have anxiety. Conclusion: In this study, most of the respondents had mild anxiety, followed by mild and severe anxiety. However, some respondents did not suffer from anxiety.Keywords: anxiety, mothers of children with acute lymphoblastic leukemia, HARSAbstrak: Leukemia limfoblastik akut (LLA) merupakan penyakit keganasan yang paling banyak diderita oleh anak. Penyakit leukemia limfoblastik akut yang diderita oleh anak memberikan dampak kecemasan yang berkepanjangan pada Ibu. Hal ini disebabkan oleh protokol pengobatan yang lama yaitu kurang lebih 2 tahun, dengan biaya yang tergolong mahal. Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman yang muncul jika seseorang berhadapan dengan masalah yang berat. Gejala kecemasan diantaranya jantung berdebar, gemetar, sulit berkonsentrasi, keringat berlebihan, dan pernapasan cepat. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan pendekatan potong lintang. Penelitian ini menggunakan instrumen HARS dan data yang diperoleh diolah menggunakan SPSS 20. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 30% responden mengalami kecemasan ringan, 26,7% dengan kecemasan sedang, 26,7% dengan kecemasan berat, sedangkan 16,7% responden tidak mengalami kecemasan. Simpulan: Pada penelitian ini didapatkan responden terbanyak mengalami kecemasan ringan, diikuti oleh kecemasan sedang dan berat. Sebagian kecil responden tidak mengalami kecemasan.Kata kunci: kecemasan, ibu yang anaknya menderita LLA, HARS
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.