Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan kepemimpinan profetik dan etos kerja islami terhadap perilaku kerja kontraproduktif pada PNS. Ada dua hipotesis yang diajukan pada penelitian ini; 1) ada hubungan negatif antara kepemimpinan profetik dengan perilaku kerja kontraproduktif pada PNS; 2) ada hubungan negatif antara etos kerja islami dengan perilaku kerja kontraproduktif pada PNS; 3) ada hubungan secara bersamaan antara etos kerja islami dengan kepemimpinan profetik terhadap perilaku kerja kontraproduktif pada PNS. Subjek penelitian ini adalah 150 orang yang berstatus sebagai PNS pada enam instansi berbeda di Yogyakarta dan Bogor. Peneliti menggunakan skala perilaku kerja kontraproduktif, skala kepemimpinan profetik, dan skala etos kerja islami. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan teknik korelasi product moment dari Spearman. Hasil analisis dari penelitian ini menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepemimpinan profetik dan perilaku kerja kontraproduktif (r = -0.413; p = 0.000), ada hubungan yang signifikan antara kepemimpinan profetik dan perilaku kerja kontraproduktif (r = -0.236; p = 0.004), dan ada hubungan secara bersamaan antara etos kerja islami dan kepemimpinan profetik terhadap perilaku kerja kontraproduktif (p = 0.000, R square = 0.187) pada PNS sehingga ketiga hipotesis yang diajukan diterima.
Karyawan yang memiliki keterikatan kerja yang tinggi penting dimiliki oleh perusahaan agar dapat berkompetisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran efikasi diri sebagai variabel moderator pada hubungan antara tuntutan pekerjaan dan keterikatan kerja. Penelitian ini melibatkan 90 karyawan di Yogyakarta. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah adaptasi skala The Utrecht Work Engagement Scale (UWES) (Schaufeli & Bakker, 2003), skala Tuntutan Pekerjaan (berdasar Schaufeli & Bakker, 2004), dan skala Efikasi Diri (berdasar Bandura, 1997). Hasil analisis menunjukkan bahwa: (1) Terdapat korelasi negatif antara tuntutan pekerjaan dan keterikatan kerja; (2) Terdapat korelasi positif antara efikasi diri dan keterikatan kerja; (3) Tuntutan pekerjaan dan efikasi diri secara bersama-sama dapat menjadi prediktor bagi tuntutan kerja; dan (4) Tidak terdapat efek moderasi efikasi diri pada hubungan antara tuntutan pekerjaan dan keterikatan kerja. Dapat disimpulkan bahwa, walaupun efikasi diri menjadi prediktor bagi keterikatan kerja, tetapi kuat lemahnya efek tuntutan pekerjaan terhadap keterikatan kerja tidak dipengaruhi oleh kuat lemahnya efikasi diri.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.