Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan kepemimpinan profetik dan etos kerja islami terhadap perilaku kerja kontraproduktif pada PNS. Ada dua hipotesis yang diajukan pada penelitian ini; 1) ada hubungan negatif antara kepemimpinan profetik dengan perilaku kerja kontraproduktif pada PNS; 2) ada hubungan negatif antara etos kerja islami dengan perilaku kerja kontraproduktif pada PNS; 3) ada hubungan secara bersamaan antara etos kerja islami dengan kepemimpinan profetik terhadap perilaku kerja kontraproduktif pada PNS. Subjek penelitian ini adalah 150 orang yang berstatus sebagai PNS pada enam instansi berbeda di Yogyakarta dan Bogor. Peneliti menggunakan skala perilaku kerja kontraproduktif, skala kepemimpinan profetik, dan skala etos kerja islami. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan teknik korelasi product moment dari Spearman. Hasil analisis dari penelitian ini menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepemimpinan profetik dan perilaku kerja kontraproduktif (r = -0.413; p = 0.000), ada hubungan yang signifikan antara kepemimpinan profetik dan perilaku kerja kontraproduktif (r = -0.236; p = 0.004), dan ada hubungan secara bersamaan antara etos kerja islami dan kepemimpinan profetik terhadap perilaku kerja kontraproduktif (p = 0.000, R square = 0.187) pada PNS sehingga ketiga hipotesis yang diajukan diterima.
This study aims to analyze the correlation between social support and stress towards the health workers during COVID-19 pandemic mediated by gratitude and patience. This study used quantitative correlational approach on 245 health workers. This study used four scales, Perceived Stress Scale, Multidimensional Scale Perceived Social Support, Gratitude Scale, and Patience Scale. The data analysis used the mediation analysis by JASP 14.1. The results showed that the model of social support and stress among the health workers with the mediation of gratitude and patience was not supported by data. After further analysis, it shows that gratitude had a role as a partial mediator between social support and stress among the health workers during COVID-19 pandemic.
Schizophrenia disorder is a disorder that causes the main symptoms, namely delusions, and hallucinations. In the patients in this study, the delusions that emerged were delusions of pursuit and delusions of grandeur. Meanwhile, the hallucinations that appear are auditory hallucinations such as noises, and visual hallucinations such as seeing supernatural beings. Patients also have difficulty controlling their emotions so they often get angry, say harsh things, and smash things. Patients find it difficult to do activities well in their social environment. The assessment was carried out using personality tests and intelligence tests. Based on the results of the assessment, the patient's diagnosis was schizophrenia with the paranoid type. The intervention given to patients is a cognitive behavioral therapy that focuses on controlling emotions. The results of interventions in patients show that cognitive behavioral therapy can help patients to be aware of their current condition, the will to control negative emotions, and the emergence of a desire to carry out activities such as looking for a job. The patient's family is given intervention including psychoeducation about the patient's condition, how to care for the patient, and how to support the patient. Gangguan skizofrenia merupakan gangguan yang menimbulkan gejala utama yaitu delusi, dan halusinasi. Pada pasien dalam penelitian ini, delusi yang muncul adalah delusi pengejaran dan delusi keagungan. Sedangkan halusinasi yang muncul adalah halusinasi pendengaran seperti suara bising, dan halusinasi visual seperti melihat makhluk gaib. Penderita juga sulit mengendalikan emosinya sehingga sering marah-marah, berkata kasar, dan membanting barang. Pasien merasa sulit untuk melakukan aktivitas dengan baik di lingkungan sosialnya. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes kepribadian dan tes inteligensi. Berdasarkan hasil asesmen, diagnosis pasien adalah skizofrenia dengan tipe paranoid. Intervensi yang diberikan kepada pasien adalah terapi perilaku kognitif yang berfokus pada pengendalian emosi. Hasil intervensi pada pasien menunjukkan bahwa terapi perilaku kognitif dapat membantu pasien untuk menyadari kondisinya saat ini, keinginan untuk mengendalikan emosi negatif, dan munculnya keinginan untuk melakukan aktivitas seperti mencari pekerjaan. Keluarga pasien diberikan intervensi diantaranya psikoedukasi tentang kondisi pasien, cara merawat pasien, dan cara support pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran dukungan sosial terhadap beban pengasuhan pada orang tua anak berkebutuhan khusus. Data dalam penelitian ini didapatkan dengan menggunakan skala Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) untuk mengukur dukungan sosial dan skala Burden Scale for Family Caregivers (BSFC) untuk mengukur beban pengasuhan. Analisis data menggunakan korelasi Pearson dengan menguji hubungan antara dukungan sosial (variabel bebas) dan beban pengasuhan (variabel tergantung). Pada penelitian ini ditemukan bahwa dukungan sosial memiliki hubungan dengan beban pengasuhan. Dukungan sosial yang terdiri dari dukungan keluarga, dukungan teman, dan dukungan significant other memiliki hubungan yang signifikan dengan beban pengasuhan orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian ilmu psikologi terkait dukungan sosial dan beban pengasuhan yang dirasakan oleh orang tua dengan anak berkebutuhan khusus.
This study aims to determine the effect of gratitude training on the quality of life of schizophrenic family caregivers. The design in this study used two groups of pretest-post test with follow-up. The participants in this study were 10 schizophrenic family caregivers aged by 19-60 years. The number of participants in this study was 5 participants in the experimental group with 4 female participants and 1 male participant (M age = 41.2 years) and 5 participants in the control group with 4 female participants and 1 male participant (M age = 46.4 years). This study used the quality of life scale (WHOQOL-BREF) developed by the World Health Organization with Cronbach’s alpha reliability score of .828. The data analysis in this study used anava mixed. The results of the analysis showed that the research data was significant at p = .009 (p < .05) with a partial eta squared value of .553. The results showed that gratitude training 55.3% affected improving the quality of life of schizophrenic family caregivers. This intervention could be applied to increasing the family caregiver’s quality of life in the future.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.