World Heritage Sites is a term addressed to special places such as national parks, forests, mountains, lakes, deserts, buildings, complexes, regions, rural ABSTRAKWorld Heritage Sites atau Situs Warisan Dunia merupakan istilah yang ditujukan kepada tempat khusus seperti taman nasional, hutan, pegunungan, danau, gurun pasir, bangunan, kompleks, wilayah, pedesaan, dan kota yang telah dinominasikan oleh UNESCO (United Nations Educational, Sciencetific, and Cultural Organization) untuk program Warisan Dunia Internasional. Kota Lama Semarang pada tahun 2016 sudah masuk sebagai salah satu nominasi World Heritage Site dan sampai dengan saat ini sedang berproses untuk pengajuan syarat-syarat menjadi World Heritage Site. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dalam proses tersebut adalah mengindentifikasi dan menginventarisasi permasalahan agar bisa segera ditangani.Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan permasalahan-permasalahan dalam pengelolaan Kota Lama Semarang sehingga bisa segera ditangani dan diantisipasi. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif rasionalistik dengan pendekatan empiris. Hasil yang ditemukan dari penelitian ini adalah permasalahan yang terjadi di Kawasan Kota Lama Semarang cukup kompleks dan beragam, antara lain: 1) masalah lingkungan, yaitu rawan terhadap bencana alam (banjir rob dan genangan), volume lalu lintas yang tinggi menyebabkan polusi udaran dan getaran, belum tertatanya ruang "ngetem" angkutan umum, kurangnya penyediaan infrastruktur dan fasilitas serta ruang terbuka hijau; 2) masalah bangunan, yaitu masih terdapat bangunanbangunan kosong terlancar dan belum dimanfaatkan dengan tepat, pembiaran bangunan oleh pemilik/pengguna, pemanfaatan bangunan yang tidak sesuai dengan kaidah pelestarian, dan kurangnya perawatan bangunan; 3) masalah sosial, yaitu masih adanya gelandangan/tuna wisma yang menempati bangunan-bangunan terlantar, pedagang kaki lima, tarikan wisata yang berlebihan dan kriminalitas; 4) masalah tata kelola, yaitu kurang jelasnya tupoksi dan kewenangan pengelola Kawasan Kota Lama Semarang, kurangnya koordinasi antar stakeholder, dan kurang implementatif peraturan kebijakan RTBL Kota Lama Semarang (Perda No. 8 tahun 2003).
One of the ways to improve the urban economy is the presence of street vendors (PKL). The existence of street vendors (PKL) also raises several problems such as disruption of the beauty of the city, cleanliness, security, city chaos, security, and traffic jams. This underlies the need for an arrangement and empowerment of the existence of street vendors (PKL). The purpose of this research is to organize and empower the Informal Sector, especially street vendors (PKL). The research method used is descriptive qualitative and literature review technique approach from several case studies. The selected case studies were in Tulungagung Regency Square, Tanah Abang Market, and Tuah Serumpun Kilometer 4 Market. Based on the results of the study in several study areas, there were differences in the management and empowerment of street vendors (PKL). The arrangement of street vendors (PKL) is carried out by relocating and controlling. Empowerment is carried out through socialization, promotion and information, formation of associations, assistance in the form of providing capital and fulfilling infrastructure facilities, and cooperation with investors.Keywords: street vendors, structuring, empowerment ABSTRAKPeningkatan perekonomian perkotaan salah satunya didukung dengan adanya pedagang kaki lima (PKL). Keberadaan pedagang kaki lima (PKL) juga menimbulkan beberapa permasalahan seperti terganggunya keindahan kota, kebersihan, keamanan, kesemrawutan kota, keamanan, dan kemacetan lalu lintas. Hal ini yang mendasari perlunya sebuah penataan dan pemberdayaan akan keberadaan Pedagang Kaki Lima (PKL). Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan penataan dan pemberdayaan Sektor Informal khususnya Pedagang Kaki Lima (PKL). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dan pendekatan teknik literature review dari beberapa studi kasus. Studi kasus yang dipilih berada di Alun-alun Kabupaten Tulungagung, Pasar Tanah Abang, dan Pasar Tuah Serumpun Kilometer 4. Berdasarkan hasil kajian di beberapa wilayah studi terdapat perbedaan penanganan dalam penataan dan pemberdayaan Pedagang Kaki Lima (PKL). Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) dilakukan dengan melakukan relokasi serta penertiban. Untuk pemberdayaan dilakukan dengan sosialisasi, promosi dan informasi, pembentukan paguyuban, bantuan berupa pemberian modal dan pemenuhan sarana prasarana, serta kerja sama dengan investor.Kata Kunci : Pedagang Kaki Lima, Penataan, Pemberdayaan
At the global level, many efforts to fulfill the availability and access to sanitation have always been the main focus of human development goals and framework at every level of government. In the city level (Semarang), access to sanitation has already started since 2005 when the city government launched a community-based sanitation program in Bustaman Village. There are four locations become pilot project Bustaman village, Plombokan village, Bandarharjo district and Kebonharjo district, and till now only Bustaman village are still running and successful. Based on management in sanitation, this study aims to know the impact of community based sanitation and how community in self-reliance manage MCK +. The method used is a qualitative approach. The analysis conducted is an analysis of knowledge on the impact and how the community manage the sanitation facilities. Research findings showed that the impact of MCK + are the improved public awareness for healthy and clean living, conscious effort to manage MCK + , making wastes into renewable energy becoming biogas. The existence of an institution named Prangkuti Luhur, which overshadowed the existence of MCK + , continuously form strong social ties, besides cohesion, due to the similarity of fortune. It also strengthened the framework of communal MCK + institutions in Bustaman Village.
One area that has tourism potential is Kledung District, Temanggung Regency. According to the Regional Tourism Development Master Plan (RIPPDA) of Temanggung Regency in 2012, this area is included in the Regency Strategic Tourism Area (KSPK) of Kledung and its surroundings with the theme of the Sindoro Sumbing foot tourism. Given the location and geographical position which is on the main tourist route of Yogya - Borobudur - Dieng, this is an indication of the great potential for Kledung Village in tourism development. One of the tourist objects in Kledung Village is Embung Kledung. With a panoramic view of the natural scenery of mountains and very beautiful waters and the surrounding biodiversity, this area is very potential to be developed as a tourist attraction. However, the problems that occur are limited access from the main road to tourist objects and limited supporting facilities for tourist objects. With the increasing number of visitors, a more efficient, precise, and sustainable direction for the use of space is needed to preserve nature as its main attraction. This study aims to provide directions/alternatives for the development of the Embung Kledung Tourism Object based on ecological tourism (ecotourism) which maintains natural preservation as its main attraction but can provide economic and social benefits for the local community. With a mixed research methodology, it produces several things: 1). The Ecotourism concept that is applied takes into account 5 (five) elements, namely, environment, community, education and experience, sustainability, and management; 2). Priority infrastructure needs are circulation arrangement, additional electricity capacity, waste handling, and waste management; 3) Four clusters development were found and 28 types of facilities were required.Keywords: Embung Kledung, Ecotourism Concept, Tourism Object Development.ABSTRAKSalah satu daerah yang memiliki potensi pariwisata adalah Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung. Menurut Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Temanggung Tahun 2012 wilayah ini termasuk dalam Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten (KSPK) Kledung dan sekitarnya dengan tema wisata alam kaki Sindoro Sumbing. Mengingat letak dan posisi geografisnya yang berada pada jalur wisata utama Yogya – Borobudur – Dieng, menjadi indikasi potensi besar bagi Desa Kledung dalam pengembangan pariwisata. Salah satu objek wisata di Desa Kledung adalah Embung Kledung. Dengan tawaran panorama pemandangan alam pegunungan dan perairan yang sangat indah serta keanekaragaman hayati di sekitarnya menjadikan kawasan ini sangat potensial untuk dikembangkan sebagai objek wisata. Namun permasalahan yang terjadi adalah keterbatasan akses dari jalan utama menuju objek wisata dan terbatasnya fasilitas pendukung objek wisata. Dengan semakin meningkatnya jumlah pengunjung dibutuhkan arahan pemanfaatan ruang yang lebih efisien, tepat, dan berkelanjutan untuk menjaga kelestarian alam sebagai daya tarik utamanya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan arahan/alternatif pengembangan Objek Wisata Embung Kledung berbasis wisata ekologi (ekowisata) yang tetap menjaga kelestarian alam sebagai daya tarik utamanya tetapi dapat memberi manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat lokal. Dengan metodologi penelitian campuran, menghasilkan beberapa hal: 1). Konsep Ekowisata yang diterapkan memperhatikan 5 (lima) unsur yakni, lingkungan, masyarakat, pendidikan dan pengalaman, berkelanjutan, dan manajemen; 2). Kebutuhan prasarana prioritas adalah penataan sirkulasi, penambahan kapasitas listrik, penanganan limbah, dan pengelolaan sampah; 3) Ditemukan empat cluster pengembangan yang terbentuk dan perlu dilengkapi 28 jenis fasilitas.Kata Kunci: Embung Kledung, Konsep Ekowisata, Pengembangan Objek Wisata.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.