Essential oils possess antiaging properties due to their antioxidant activity. This study aims to determine the antiaging activities of four main Indonesian essential oils and their irritation potential on the skin. The spot yeast and in vivo rat skin with UVB exposure methods were used to analyze the antiaging activity of essential oils on aging triggered by endogenous and exogenous factors, respectively. Meanwhile, patch tests and clinical evaluations were used for the skin irritation potential analysis. The antiaging activity results from the endogenous factor showed that the use of clove, patchouli, nutmeg, and citronella oils increased yeast viability at concentrations of 20, 40, 60, and 100 µg/mL, respectively. Furthermore, nutmeg, cloves, citronella, and patchouli oils decreased the wrinkle score on rat skin after UVB exposure (exogenous factor). The skin irritation potential results of patchouli, nutmeg, citronella, and clove oils were none (0), slightly (0.02), moderately (0.09), and very irritating (0.39), respectively.
Pembuatan katalis logam dengan payangga dendrimer poligliserol telah dilakukan dengan beberapa tahapan proses yaitu polimerisasi, tosilasi aminasi dan pengikatan logam (Ni atau Cu). Penelitian ini dimaksudkan untuk meningkatkan niai tambah gliserol turunan kelapa sawit serta mendapatkan katalis dengan peyangga bahan agro lokal. Produk poligliserol amin ditandai dengan munculnya puncak pada spectrum FTIR yang mengindikasikan adanya gugus fungsi C=O atau CO -O dan N=O. Dari spektrum massa LC-MS diketahui bahwa poligliserol dihasilkan pada menit ke 5,7. Selanjutnya dari percobaan penggunaan katalis Ni ini untuk proses hidrogenasi menghasilkan minyak terhidrogenasi dengan slip melting point pada 33 °C dan bilangan peroksida sebesar 0,25 mek/kg.
ABSTRAKIsoeugenol merupakan senyawa turunan eugenol yang banyak digunakan di industri farmasi, kosmetik, perisa makanan dan minuman. Konversi eugenol menjadi isoeugenol dilakukan melalui reaksi isomerisasi. Isomerisasi eugenol dapat dilakukan secara konvensional dengan pemanasan pada suhu tinggi, namun tidak efisien sehingga dilakukan dengan metode pemanfaatan gelombang mikro yang memerlukan energi cukup besar. Pada penelitian ini dilakukan isomerisasi dengan memanfaatkan gelombang ultrasonik agar dihasilkan metode yang lebih efisien. Isomerisasi berjalan optimal pada kondisi amplitudo 70% dan 40 menit, menggunakan pelarut etanol, dan dengan perbandingan berat katalis RhCl3 terhadap eugenol sebesar 1 : 2000. Pada kondisi tersebut dihasilkan isoeugenol total hampir 100% dengan komposisi cis isoeugenol sekitar 8,23% dan trans isoeugenol sekitar 91,76%. Kata kunci : Eugenol, Isoeugenol, Katalis RhCl3 ABSTRACTSIsoeugenol is an eugenol derivatives are widely used in the pharmaceutical industries, cosmetics, food and beverage flavor. Conversion of eugenol to isoeugenol made through isomerization reaction. Eugenol isomerization can be done conventionally by heating at high temperature and method use micro wave which required large of energy. In this research, the isomerization is done by using ultrasonic waves in order to produce more efficient method. Isomerization optimal at 70% amplitude condition, within 40 minutes, use ethanol, and the weight ratio of the catalyst RhCl3 eugenol of 1 : 2000. In these conditions produced nearly 100% isoeugenol in total with the composition of 8.23% isoeugenol cis and trans approximately 91.76%.
ABSTRAK KARAKTERISTIK MINERAL LOKAL SEBAGAI KATALIS PADA SINTESIS POLIGLISEROL BANYAK CABANG (HYPERBRANCHED POLYGLYCEROL).Poligliserol banyak cabang (Hyperbranched Polyglycerol /HPG) mempunyai struktur unik dan kaya gugus hidroksi sehingga berpotensi untuk diaplikasikan di berbagai bidang. Dalam pembuatan HPG, katalis mempunyai peranan penting dalam pembentukan strukturnya. Mineral dalam bentuk oksida sudah umum digunakan sebagai katalis pada proses kimia. Penelitian ini bertujuan untuk menggunakan mineral lokal yaitu kapur tohor dan dolomit sebagai katalis pada pembuatan HPG. Batuan kapur dan dolomit dipanaskan terlebih dahulu untuk membentuk CaO dan MgO. Pemanasan batuan kapur pada suhu 900°C sudah menghasilkan CaO dan CaCO3, sedangkan pemanasan dolomit pada suhu 750°C menghasilkan MgO dan CaCO3. Proses polimerisasi dilakukan pada suhu 250°C dan waktu proses 20 jam. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan kapur tohor sebagai katalis menghasilkan HPG dengan cabang yang lebih banyak dibandingkan jika menggunakan dolomit. Dari spektrum 13 C NMR pada pergeseran kimia 72 ppm sampai dengan 73,5 ppm yang diindikasikan sebagai HPG jenis dendritik mengeluarkan 6 puncak bila menggunakan kapur tohor dan mengeluarkan 1 puncak bila menggunakan dolomit. Spektrum 1 H NMR pada pergeseran kimia 3 ppm sampai dengan 4 ppm yang diindikasikan sebagai CH-O mengeluarkan 4 puncak bila menggunakan kapur tohor ataupun dolomit. Penambahan waktu proses sampai 20 jam pada proses polimerisasi dengan katalis kapur tohor menghasilkan 5 puncak spektrum 1 H NMR. Bertambahnya jumlah puncak menandakan bertambah banyaknya gugus CH-O, selain itu penambahan waktu proses juga menaikkan jumlah gugus fungsi OH yang keluar pada pergeseran kimia 4,4 ppm sampai dengan 4,7 ppm.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.