Poverty reduction has become a priority for government of the Republic of Indonesia in the last decade. One among poverty reduction programs based on family called Program Keluarga Harapan (PKH). PKH is a conditional cash transfer (CCT) program for poor families. PKH has addressed to cut off poverty chain through the accessibility of education, health, and social welfare services. PKH beneficiaries, besides getting social assistance in the form of cash transfer, also received capacity building in the form of Family Development Sessions (FDS). FDS has formed as behavioral change intervention that carried out by PKH Facilitator. This study has aimed to describe and analyze the implementation of FDS and changes in poor family behavior. Qualitative approach has been used for this research with an open-ended interview as a collective data technique. The FDS meeting was held at beneficiaries' household, and public facilities. The findings of this study indicate that the implementation of FDS is highly dependent on the competency of PKH Facilitator, frequency has done once a month, each for two hours. Teaching aids in the form of modules and flipcharts. The FDS material consists of education and parenting, economics, health, and child protection. Changes in Poor Family Behavior include being able to regulate household financial planning, healthier lifestyles, childcare and care for the elderly and disability. This study recommends the need for material adaptation according to regional conditions. The economic module needs to be added to the session on social entrepreneurship, especially for PKH beneficiaries who will graduate.
Survai kekerasan terhadap anak-anak ini bertujuan untuk memperkirakan prevalensi nasional kekerasan seksual, kekerasan fisik, dan kekerasan emosional terhadap anak laki-laki dan anak perempuan sebelum usia 18 tahun (seumur hidup dan baru-baru ini dalam 12 bulan terakhir sebelum penelitian) di Indonesia. Dengan menggunakan stratified four-stage random sampling, responden survai ini adalah perempuan dan laki-laki berusia antara 13 -24 tahun. Studi ini menerapkan standar etika yang ketat, memastikan konsekuensi minimal yang tidak diinginkan bagi peserta, terutama anak-anak. Rujukan ke layanan ditawarkan kepada mereka yang membutuhkan bantuan. Hasil survai menunjukkan bahwa kekerasan tidak jarang terjadi dalam kehidupan anak-anak di Indonesia. Pelecehan anak umum terjadi dan mempengaruhi anak perempuan dan anak laki-laki termasuk pelecehan fisik, emosional dan seksual. Hal itu paling sering terjadi dalam konteks dimana anak tersebut diketahui dengan baik oleh pelaku. Pelaku kekerasan seksual terhadap anak-anak mungkin dekat dengan anak dan seringkali dalam posisi percaya dan berkuasa. Hasil prevalensi untuk mengembangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) mulai tahun 2015 sampai 2019. Hasil survai ini akan mendorong studi lebih lanjut dan diskusi terkait kekerasan terhadap anak-anak lebih rinci dan mendalam. Kata kunci: prevalensi, kekerasan, anak laki-laki, dan anak perempuan.
tenggara Timur, menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan Focus Group Discussion. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan melalui PKH perlu dilakukan redesign berupa inovasi program dalam rangka pengembangan program secara fundamental. Inovasi ini difokuskan pada 2 hal, yaitu: (1) merespon upaya yang sudah dilakukan tetapi belum optimal; dan (2) melakukan reorientasi program secara mendasar dengan menjadikan PKH sebagai pintu masuk menuju integrasi program perlindungan sosial sekaligus integrasi program penanggulangan kemiskinan di Indonesia, dengan fokus memperkuat keberfungsian keluarga miskin secara utuh. Upaya ini diharapkan akan "memaksa" anggota keluarga berperilaku produktif, bukan kontraproduktif. Sejalan dengan kesimpulan di atas, penelitian ini merekomendasikan agar penyelenggara segera mengambil inisiatif untuk menjadikan PKH sebagai pintu masuk menuju integrasi program perlindungan sosial sekaligus integrasi program penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Langkah ini hendaknya diikuti denggan kajian khusus terhadap berbagai produk kebijakan terkait.
The Program Keluarga Harapan (PKH) is a conditional cash transfer for poor families for accessibility to education, health and social welfare services. So that PKH plays a role in social, environmental and economic sustainability. This study aims to find a social entrepreneurship model for the beneficiaries or the so-called Keluarga Penerima Manfaat (KPM) towards sustainable development. This model will be expanded by the Ministry of Social Affairs of the Republic of Indonesia into a national program. Data collection was conducted in July 2020. The method used was qualitative. The research location was determined purposively based on certain characteristics, namely rural areas (West Bandung and Garut), urban areas (Serang and Pekalongan) and coastal areas (Cilacap and Subang). This study reveals three important problems, namely business journey, the parties involved and the social entrepreneurship model aimed at sustainable development. The results showed that the KPM PKH business journey went through a process and was not immediately successful. Parties involved in the business journey include family, local government, PKH facilitators, financial institutions, and local customers. The business models developed in the research area include business incubation, mentoring, online marketing, joint business groups and nurseries.
Perilaku agresif seringkali muncul di banyak lingkungan masyarakat. Perilaku agresif dipengaruhi oleh banyak faktor, diduga, salah satunya adalah faktor lingkungan. Baik lingkungan fisik maupun sosial. Hal demikian dimaknakan bahwa lingkungan tempat dimana individu tinggal memiliki andil yang relatif signifikan dalam mempengaruhi dan membentuk perilaku individu, termasuk perilaku agresif. Beberapa studi tentang pengaruh lingkungan terhadap pembentukan perilaku agresif sudah banyak dilakukan. Hubungan saling mempengaruhi antara lingkungan sekitar dengan individu sebagai penghuni seakan simbiosa abadi, termasuk pembentukan perilaku agresif individu. Studi ini dilakukan melalui kajian literatur (literature review) atas beberapa hasil studi terkait perilaku agresif. Tujuan dari studi ini adalah untuk melihat hubungan antara lingkungan dengan perilaku agresif bagi individu. Hasil review beberapa studi dapat disimpulkan bahwa lingkungan; baik lingkungan fisik maupun sosial memang mempengaruhi perilaku individu, termasuk munculnya perilaku agresif. Studi ini juga memberikan saran akan pentingnya perbaikan lingkungan permukiman yang didasari atas pemahaman akan karakteristik warga/individu yang menempati lingkungan/permukiman tersebut, sebelum dilanjutkan kepada intervensi-intervnsi berikutnya, termasuk intervensi sosial dan ekonomi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.