Latar belakang: Pangan merupakan sumber kehidupan yang sangat esensial, namun tidak semua pihak mempunyai kemudahan untuk mengakses pangan. Indonesia dikenal sebagai negara agraris sekaligus sebagai negara maritim. Rumah tangga petani dan nelayan yang menjadi sumber penyedia pangan justru terindikasi tidak tahan pangan.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan ketahanan pangan rumah tangga di wilayah pertanian dan wilayah pesisir Kabupaten DemakMetode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional dengan desain studi cross sectional. Unit analisis dalam penelitian ini adalah rumah tangga petani dan nelayan di Kabupaten Demak. Sampel penelitian ditentukan secara proportional random sampling sebanyak 109 rumah tangga. Sumber informasi dalam penelitian ini adalah istri/ibu rumah tangga. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara menggunakan food recall 2x24 jam. Variabel yang diteliti adalah variabel ketahanan pangan melalui parameter konsumsi energi dan pangsa pengeluaran pangan yang diambil dengan instrument berupa kuesioner. Analisis data menggunakan uji Independent t test.Hasil: Terdapat perbedaan sangat nyata (p=0,004) tingkat ketahanan pangan rumah tangga di wilayah pertanian dan pesisir. Persentase rumah tangga dengan kategori tahan pangan di wilayah pesisir lebih tinggi dibandingkan di wilayah pertanian. Rumah tangga tahan pangan di wilayah pesisir adalah sebanyak 51,06% sedangkan di wilayah pertanian sebanyak 35,48%.Simpulan: Ketahanan pangan di wilayah pesisir lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah pertanian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ubi jalar ungu terhadap aktivitas antioksidan, derajat keasaman, viskositas dan mutu hedonik pada yoghurt. Pembuatan yoghurt dengan penambahan tepung ubi jalar ungu (T0: 0 %; T1: 1 %; T2: 2 %; T3: 3 %). Desain penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Data derajat keasaman dan viskositas diolah menggunakan metode Analysis of Varian (ANOVA), serta parameter aktivitas antioksidan dianalisis secara deskriptif. Data mutu hedonik dengan parameter warna,tekstur, rasa dan overall dianalisis dengan metode Kruskal Wallis Test dan uji lanjut Mann Whitney U Test. Hasil uji aktivitas antioksidan dan viskositas mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan konsentrasi tepung ubi jalar ungu 4,26 % - 20,61 %. Hasil analisis statistik pada derajat keasaman tidak menunjukkan adanya perbedaan nyata pH 4,3 - 4,4. Analisis statistik uji viskositas menunjukkan perbedaan nyata antara semua perlakuan dengan nilai viskositas 240 cP – 4180 cP. Penambahan tepung ubi jalar ungu pada yoghurt memberikan perbedaan nyata pada warna antara T0 dan T1 dengan T2 dan T3 dan tekstur antara T0 dengan T1, T2, dan T3. Tetapi tidak memberikan perbedaan nyata (P>0,05) pada rasa dan kesukaan secara keseluruhan. Perlakuan terbaik adalah pada produk yoghurt T3 dengan penambahan tepung ubi jalar ungu sebanyak 3%.
Latar belakang: Tepung ubi jalar madu merupakan salah satu inovasi produk tepung non terigu yang belum banyak diminati karena masih terdapat kelemahan baik dalam proses pengolahan maupun hasil yang diperoleh. Maltodekstrin merupakan bahan tambahan pangan yang bisa disubstitusikan dalam proses pembuatan tepung untuk memperbaiki kualitas tepung.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi maltodekstrin terhadap kualitas tepung ubi jalar madu yang meliputi rendemen, swelling power, kadar air, total padatan terlarut dan warna.Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan variasi jumlah substitusi bubur ubi jalar madu dan maltodekstrin, P0=100g: 0 g (b/b), P1=90g: 10 g (b/b), P2=85g: 15 g (b/b), P3=80g: 20 g (b/b), P4=75g: 25 g (b/b), setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Hasil uji rendemen, swelling power, kadar air, total padatan terlarut dan warna dianalisis menggunakan ANOVA dan jika terdapat pengaruh dilanjutkan dengan uji Duncan.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi tepung ubi jalar madu terbaik adalah tepung P1 (bubur ubi madu 90g: maltodekstrin 10 g). Tepung ubi jalar madu terbaik memiliki rendemen 8,22%, swelling power 6,74g/g, kadar air 4,38%, TPT 4,50 ºbrix, kecerahan 66,65, kemerahan 1,52, dan kekuningan 18,82.Simpulan: Formulasi tepung ubi jalar madu terbaik adalah tepung P1 (bubur ubi madu 90g: maltodekstrin 10 g) karena rendemen yang dihasilkan lebih tinggi, swelling power tidak terlalu rendah, kadar air rendah sehingga memenuhi SNI, TPT lebih tinggi, kecerahan lebih tinggi, serta kemerahan dan kekuningan yang lebih rendah.Kata Kunci: Kualitas; Maltodekstrin; Substitusi; Tepung ubi jalar madu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan High Fructose Syrup (HFS) dengan konsentrasi yang berbeda terhadap tingkat keasaman (pH), total asam, jumlah bakteri asam laktat, dan total khamir pada kefir air kelapa hijau. Materi yang digunakan yaitu air kelapa hijau, kefir grains, serta gula High Fructose Syrup (HFS) dengan formulasi bahan yang berbeda tiap perlakuan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 kali ulangan. Formulasi yang dibagi menjadi 5 perlakuan dalam penelitian ini berupa pemberian gula HFS dengan konsentrasi 0%, 2,5%, 5%, 7,5%, 10%. Analisis data yang digunakan yaitu Analysis of Variance (ANOVA) pada taraf signifikansi 5% dan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) apabila berpengaruh nyata. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi HFS berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap derajat keasaman (pH), total asam, dan total bakteri asam laktat, namun tidak berpengaruh nyata dengan total khamir kefir air kelapa hijau. Perlakuan dengan penambahan gula HFS sebesar 7,5% pada kefir air kelapa hijau merupakan perlakuan terbaik untuk parameter yang diuji secara menyeluruh.
The study aimed to determine the effect of kayambang leaves flour (Salvinia molesta) as a<br />constituent of broiler ration that contain omega-3 fatty acids, on body weight, percentage of abdominal fat and blood lipid profile including High Density Lipoprotein (HDL) and Low Density Lipropotein (LDL). The material used was 100 broiler chickens unsexied 15 days old with an average a body weight of 500 ± 6.99g. Ration treatment consisted of T0 (ration without Salvinia molesta leaf meal); T1 (ration with Salvinia molesta leaf meal 6 % ); T2 (ration with Salvinia molesta leaf meal 12 %); and T3 (ration with Salvinia molesta leaf meal 18 % ). The results of the study showed Salvinia molesta leaf meal in the ration of broiler chickens affect (P< 0.05) body weight. Treatment T1,T2 and T3 showed decreases compared with the control diet (T0). Abdominal fat percentage showed no significant differences (P <0.05). Increase in LDL from control to treatment and decrease HDL were found in this experiment. The conclusion states that the provision of Salvinia molesta flour up to 18 % decreased the live weight of broiler, but did not decrease abdominal fat percentage. The LDL blood was increased and HDL was decreased due to addition of Salvinia molesta flour.<br />Key words: Salvinia molesta, broiler chicken, fat, blood
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.