Used oil is a waste, and optimization is needed to use it as a fuel properly. In the combustion of used oil, air pressure is very influential in achieving optimal temperature. The air pressure affects the pressure of the incoming air. Other than temperature, air pressure affects and determines the inflow air density. The research uses an experimental method. This study concludes that air pressure affects the temperature of used oil combustion. The higher the air pressure, the more optimum the combustion temperature. A pressure of 2.5 bar yields in maximum temperature of 994.5 ℃ and a combustion time of 151 seconds. Conversely, air pressure of 0.5 bar yields in maximum temperature of 662.0 ℃ and longer combustion time, which is 843 seconds.Oli bekas merupakan limbah, dimana belum terlalu optimal untuk di jadikan bahan bakar. Pada pembakaran oli bekas tekanan udara sangat berpengaruh untuk mencapai temperatur yang optimal. Hal ini berpengaruh pada tekanan udara yang masuk.. Di mana tekanan udara merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan menentukan kerapatan udara selain daripada suhu. Metode Penelitian yang berkaitan dengan pengaruh tekanan udara terhadap temperatur pembakaran oli bekas pada kompor gas ini menggunakan metode eksperimen. Penelitian ini dapat di simpulkan bahwa tekanan udara berpengaruh pada temperatur pembakaran oli bekas. Pengaruh tekanan udara terhadap temperatur pembakaran yaitu apabila tekanan udara semakin tinggi maka temperatur pembakaran yang di hasilkan lebih maksimal dengan tekanan 2,5 bar mendapatkan 994,5 dan pembakaran semakin cepat yaitu mencatatkan waktu 151 detik, sebaliknya tekanan semakin rendah maka temperatur pembakaran minimal dengan 0,5 bar mendapatkan temperatur 662,0 dan memperoleh waktu pembakaran yang lebih lama yaitu sebesar 843 detik.
Vocational education building and development must consider the needs of the industry and the demands of 21st-century skills graduates. For these two requirements, it is necessary to innovate the learning model to improve the students’ learning experience and graduates’ performance. This study aims to develop a production-based learning model that is integrated with 21st-century learning skills to improve skills in mechanical engineering. The study employed focus group discussion and experts’ judgment. This study involved the mechanical engineering lecturers, the head of laboratory at the mechanical engineering department, the head of the department of mechanical engineering, the head of mechanical engineering vocational education, the head of the mechanical laboratory at the vocational schools, mechanical engineering teachers, vocational technology education experts, and curriculum specialists. The results show that the utility, feasibility, propriety, and accuracy of the production-based learning model integrated with 21st-century learning skills met the expected criteria and could be used to improve mechanical engineering skills.
This study aims to determine the influence of distance traveled of used oil on fuel consumption rate and its maximum combustion temperature. In terms of consumption rate, used oil combustion tends to be slow because it must reach a certain point in order to burn. The maximum combustion temperature of used oil is comparable to other ordinary fuels, and it is suitable for use in metal casting. The study concluded that the longer the distance traveled, the faster the fuel consumption rate required. Used oil of 2200 km distance traveled is the fastest to burn, 0.8 liters in 745 seconds. The slowest to burn is the one with a distance traveled of 1800 km, which burns in 1031 seconds. The farther the distance traveled yields in a lower combustion temperature reached. At a distance traveled of 1800 km, the maximum temperature is 963.3 °C, while at 2200 km, the maximum temperature is 797.5 °C.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jenis oli bekas terhadap waktu konsumsi bahan bakar dan suhu maksimal pada pembakaran oli bekas. Ditinjau dari segi kecepatan konsumsi bahan bakar, pembakaran oli bekas konsumsinya cenderung lambat karena oli bekas harus mencapai titik tertentu agar dapat terbakar. Ditinjau dari suhu maksimal yang dihasilkan mampu bersaing dengan kompor – kompor dengan bahan lainya dan juga untuk ukuran kompor pengecoran logam sudah memadahi. Pada penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin jauh jarak tempuh maka semakin cepat/ rendah waktu konsumsi bahan bakar yang diperlukan. Jarak 2200 km merupakan waktu tercepat untuk menghabiskan 0,8 liter oli bekas dengan waktu 745 detik. Sementara waktu terlama yaitu 1031 detik pada jarak 1800 km. semakin jauh jarak tempuh maka suhu maksimal yang dihasilkan semakin rendah. Pada jarak 1800 km menghasilkan suhu maksimal mencapai 963,3 OC, sementara jarak 2200 km hanya mampu menhasilkan suhu maksimal sebesar 797,5 OC.
<div class="WordSection1"><p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rancang bangun kompor <em>(burner)</em> berbahan bakar oli bekas, beserta spesifikasinya dan mengetahui hasil pengujian menggunakan kompor <em>(burner)</em> pembakaran oli bekas. Berangkat dari kurangnya pemanfaatan limbah oli bekas dan belum adanya alat yang baik untuk memanfaatkan oli bekas tersebut. Disisi lain apabila digunakan sebagai bahan bakar, oli bekas tidak menghasilkan pembakaran sempurna. Penelitian ini menggunakan model perancangan French. Penelitian ini disimpulkan bahwa kompor <em>(burner)</em> yang dirancang memiliki bentuk yang besar dibandingkan pada burner pada umumnya. Kompor (<em>burner)</em> mencapai tekanan 3.5 bar dengan suhu mencapai 1127 °C. Api yang dihasilkan oli bekas berwarna jingga. Perbandingan bahan bakar menghasilkan data bahwa elpiji lebih cepat 16 menit dibandingkan oli bekas dalam peleburan alumunium. Panjang nyala api paling tinggi ialah 1.57 m pada variasi tekanan udara 3 bar dan paling rendah ialah 0.83 m pada tekanan 1 bar. Adanya pengaruh variasi tekanan terhadap temperatur pembakaran dengan temperatur minimal dan maksimal mencapai titik tertinggi dengan tekanan sebesar 2.5 bar dengan temperatur sebesar 118 °C dan 994 °C sedangkan untuk titik terendah pada temperatur minimal dan maksimal pada tekanan 1 bar dengan temperatur sebesar 80,4 °C dan 662 °C dengan tekanan 0,5 bar. Waktu konsumsi bahan bakar dengan variasi jarak sebesar 2200 km menghasilkan waktu yang cukup singkat yaitu sebesar 12 menit 25 detik. Sedangkan waktu konsumsi yang diperoleh dari variasi jarak 1800 km sebesar 17 menit 11 detik.</p></div>
Tujuan penelitian, diantaranya menguraikan bagaimana pelaksanaan standar proses, menganalisis seberapa tingkat kesenjangannya dan merancang bagaimana solusi permasalahan terkait kesenjangan pelaksanan standar proses. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Aspek dalam penelitian ini adalah (a) perencanaan pembelajaran; (b) pelaksanaan pembelajaran; (c) penilaian hasil belajar; (d) pengawasan oleh kepala sekolah. Teknik pengumpulaan data, yang digunakan adalah metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dalam hal perencanaan pembelajaran diperoleh kriteria tidak senjang, artinya pada kegiatan perencanaan tidak banyak guru yang mengabaikan standar yang ditetapkan oleh Permendikbud No. 65 tahun 2013. Hasil analisis pelaksanaan pembelajaran diperoleh kriteria cukup senjang, artinya standar proses yang ditetapkan belum sepenuhnya dilaksanakan. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada kegiatan penilaian masih diperoleh hasil cukup senjang, artinya masih terdapat ketentuan yang belum diterapkan. Hasil analisis pada komponen pengawasan memberikan kesimpulan jika masih terdapat kepala sekolah yang tidak menjalankan fungsinya sebagai pengawas internal.Therefore, the aims of study are to investigate the implementation of the standard process, analyze the discrepancy rate and design the solution toward the issue of discrepancy. This research uses the quantitative descriptive approach. There are several aspects investigated; (a) lesson plan, (b) learning process, (c) evaluation of learning result, and (d) headmasters control. To collect the data, the methods of observation, interview, and documentation are used. The result is explained in form of criteria. It is no discrepancy for lesson plans, means that most of the lesson plans are in accord with the Basic Principles issued by Ministry of Education and Culture Number 65 in 2013. The learning process has a quite discrepancy rate, means the standard process is incompletely applied; so does the evaluation which ignores several principles to apply. It is also noted that some headmasters ignore their function as an internal supervisor. To sum up, the discrepancy issue needs further concrete solution.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.