Bawang merah merupakan produk pertanian khususnya hortikultura yang memiliki peranan penting di Indonesia dengan dimasukkan sebagai salah satu bahan pangan utama. Permintaan bawang merah yang tinggi dan produksi yang bersifat musiman menjadikan harga bawang merah fluktuatif dan cenderung meningkat setiap tahunnya. Analisis ARIMA adalah salah satu metode yang digunakan untuk peramalan data time series. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk peramalan harga konsumen bawang merah di Provinsi Jawa Tengah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harga konsumen bawang merah di Provinsi Jawa Tengah dari aplikasi Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) yang diakes pada lama hargapangan.id. Data yang digunakan untuk analisis ARIMA merupakan data harga konsumen bawang merah di Provinsi Jawa Tengah dari Bulan Juli tahun 2017 sampai Bulan April tahun 2021 dengan total jumlah data adalah 46 data harga konsumen. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model ARIMA terbaik yang digunakan untuk peramalan harga konsumen bawang merah di Provinsi Jawa Tengah adalah ARIMA c(3,1,2). Model harga konsumen bawang merah di Provinsi Jawa Tengah adalah D(Y)=-0.254657AR(3)-0.586703MA(2). Peramalan harga konsumen bawang merah di Provinsi Jawa Tengah sampai Bulan April tahun 2022 dengan menggunakan metode dinamis diperoleh data harga konsumen yang terus meningkat.
This study aims to determine the price volatility in producer of red pepper and cayenne pepper in West Java Province. The data used in this research was secondary data focusing on monthly price statistics of red pepper and cayenne pepper producer in West Java Province from 2008 to 2015. The method used in this research was ARCH/GARCH method with best model determination. Based on the research, it was found that the best model for the price of red pepper in producer was GARCH (1,1) with the volatility value of 0,96. It means that volatility of price of red pepper in producer level was influenced by the increase and fluctuations on producer price of red pepper one month before. The best model for the price of the cayenne pepper producer was ARCH (1) with the volatility value of 0,52. It means that price volatility of cayenne pepper in producer level was also influenced by fluctuations producer price of cayenne pepper one month before. The value of volatility price of red pepper in West Java Province is closed to one, so it can be categorized of high volatility. Meanwhile, the price on the producer of cayenne pepper in West Java Province can be categorized of low volatility. Keywords : ARCH/GARCH, cayenne pepper, red pepper, volatility INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui volatilitas harga produsen cabai merah dan cabai rawit di Provinsi Jawa Barat. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder statistik harga produsen cabai merah dan cabai rawit Provinsi
Industri olahan makanan berbahan dasar singkong di Kota Magelang tidak hanya memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan, tetapi juga dampak negatif yang perlu mendapat perhatian khusus salah satunya mengenai limbah. Selain kulit singkong, penggunaan plastik sebagai pembungkus gethuk menambah cemaran di lingkungan sekitar. Penelitian ini mengusung ide biokonversi limbah organik padat kulit singkong menjadi bioplastik dengan memanfaatkan mikrobia indigenous sebagai agensia pengkonversi. Pada tahap awal, mikrobia indigenous yang mampu hidup pada limbah kulit singkong di isolasi dan diidentifiaksi secara morfologi terlebih dahulu. Kulit singkong dari berbagai kawasan industri gethuk dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi media NB selama 2x24 jam. Isolasi mikrobia menggunakan media NA sampai mendapatkan kurtur murni dan diidentifikasi morfologi. Hasil penelitian menunjukkan ada 7 isolat mikrobia yang mampu hidup pada limbah kulit singkong yaitu KSSK 01, KSSK 02, KSSK 03, KSSK 05, KSSK 06, KSDM 01, dan KSDM 04. Semua mikrobia ini perlu diuji lanjut kemampuannya sebagai agen pengkonversi limbah kulit singkong.
Food is one of the basic human needs. A priority food commodity is rice. The Special Region of Yogyakarta Province is one of the areas that has agricultural land that is able to supply the food needs in the area. However, the population in the Special Region of Yogyakarta is growing annually, having an impact on the food needs that have to be met. The study aimed to determine the food reserves, especially rice reserves, in the Special Region of Yogyakarta. This study used a descriptive analytical method and ARIMA forecasting model. The study used time series data from 2011 to 2021 obtained from the dataku application managed by BAPPEDA of the Special Region of Yogyakarta. The data consisted of rice production data, per capita consumption data, and population data. The results showed that the rice reserves in the Special Region of Yogyakarta from 2011 to 2021 decreased over years. Based on the forecasting results, the best model was ARIMA c(9,1,6). In addition, the result of the rice reserve forecast from 2022 to 2025 also showed a decreasing trend from year to year. Therefore, it is crucial for the government to make efforts to maintain food availability to achieve local food security.Keywords: ARIMA, Food Reserves Rice, Forecasting, Special Region of Yogyakarta
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.