<p><em>Kampung Tematik Kota Semarang merupakan program pemerintah untuk memajukan perekonomian masyarakat, melalui penamaan kampung berdasar potensi yang dimiliki. Hal ini membuat kampung tematik dipandang sebagai sebuah produk, sehingga memaksa dilakukannya kegiatan promosi. Di sisi lain promosi untuk kampung tematik dinilai sangat kurang. Kemajuan teknologi digital menuntut transformasi alat promosi, salah satunya promosi melalui E-Katalog. Generasi muda dinilai sebagai generasi yang paling adaptif menghadapi digitalisasi. Karang Taruna sebagai generasi muda dianggap sebagai ujung tombak keberhasilan kota. Berdasar hal tersebut, pengabdian masyarakat ini berupaya menggerakkan Karang Taruna untuk berkontribusi secara nyata dalam mendukung program Kampung Tematik di Kota Semarang. Berangkat dari kebutuhan promosi digital untuk Kampung Tematik, pengabdian ini bertujuan memberikan pengetahuan dan kemampuan membuat E-Katalog. Metode pengabdian, dilakukan secara daring, kegiatan diisi dengan memberikan materi desain grafis dan copywriting baik teoritis maupun praktis dan implementatif untuk E-Katalog. Berdasarkan hasil pre test dan post test diketahui rata-rata peningkatan pengetahuan sebesar 23%, pemahaman sebesar 28,5%, dan kemampuan implementasi sebesar 41,5%. Berdasar hasil tersebut, dapat dilihat bahwa kegiatan pemberdayaan ini memiliki kebermanfaatan baik pada tataran kognisi maupun praktis untuk anggota Karang Taruna Kota Semarang.</em></p><p><strong>Kata kunci<em>:</em></strong><strong><em> </em></strong><strong><em>Desain Grafis, Copywriting, E-Katalog, Kampung Tematik</em></strong></p>
The media in representing rape victims is still gender biased, such as blaming the victim. This study aims to find out how female victims of rape are shown in the M.F.A film by using semiotics to analyze the structure and ideology contained in the text. The theory used by researchers to analyze texts (M.F.A.) is the concept of radical feminism. The results of the research show in the M.F.A. film, women are shown as sexual objects of men. Women are represented as having to accept anything, including their fate when raped by men. They are not given the strength to resist and only accept it. Even in the eyes of the public and the law, women who are rape victims are still weak and are actually cornered (Blaming the Victim). Reports of rape are considered fabricated and have no strong evidence. In the film M.F.A. women who demanded their rights were silenced, by patriarchal ideologies. What's worse is the silence of a woman, because they have been hegemony in patriarchal ideologyMedia dalam merepresentasikan korban perkosaanmasih bias gender. Bahkan menyalahkan korban (Blaming The Victim). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perempuan korban perkosaan ditampilkan dalam film M.F.A dengan menggunakan semiotika untuk menganalisis struktur dan ideologi yang terdapat di dalam teks. Konsep yang digunakan peneliti untuk menganalisis teks (Film M.F.A.) adalah feminisme radikal. Feminis radikal berpendapat, perempuan harus memiliki kendali atas tubuh mereka.Hasil penelitian menunjukkan dalam Film M.F.A., perempuan diperlihatkan sebagai objek seksual dari laki-laki. Perempuan direpresentasikan harus menerima apapun, termasuk nasibnya ketika diperkosa oleh laki-laki. Mereka tidak diberikan kekuatan untuk melawan dan hanya menerimanya. Di mata masyarakat dan hukum pun, perempuan korban perkosaan masih lemah dan justru disudutkan (Blaming the Victim). Laporan mengenai perkosaan dianggap mengada-ada dan tidak memiliki bukti yang kuat. Dalam Film M.F.A. perempuan yang menuntut hak-haknya dibungkam, oleh ideologi-ideologi patriarki. Yang lebih parah lagi adalah yang membungkam juga seorang perempuan, karena mereka telah terhegemoni ideologi patriarki.
Edukasi tentang ketahanan keluarga penting dilakukan sebagai upaya memperkokoh kesatuan bangsa. Ketahanan keluarga di Indonesia dinilai masih kurang, apalagi pada masa pandemi angka perceraian justru semakin tinggi. Media sosial khususnya Instragram memiliki peran besar sebagai media edukasi yang tepat untuk generasi muda. Penelitian dilakukan untuk membuat rancangan media edukasi ketahanan keluarga bagi generasi muda. Penelitian ini merupakan kajian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Peneliti melakukan analisis isi terhadap empat akun Instagram edukasi keluarga untuk mendapatkan gambaran mengenai kebutuhan informasi terkait ketahanan keluarga. Tiga aspek penting dalam ketahanan keluarga yaitu ketahanan fisik, ketahanan, sosial, dan ketahanan psikologis. Analisis yang dilakukan terhadap akun @ibupedia.id, @parenting_islam.id, @parenttalk.id, dan @talkparenting diperoleh beberapa sub aspek dalam ketahanan fisik, seperti kepemilikan rumah dan pekerjaan membutuhkan lebih banyak penekanan. Secara umum aspek ketahanan psikologis seperti pengelolaan emosi, pengelolaan stres, dan pengelolaan keuangan rumah tangga masih kurang diperhatikan. Konteks-konteks ini sebenarnya berada pada tataran hubungan suami istri, yang seharusnya menjadi kunci terciptanya ketahanan keluarga. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan pembuatan media edukasi parenting yang lebih komprehensif.
This study aims to see the effect of information exposure in the mass media and the level of public knowledge about digital television on people's decision making to adopt digital television. Digitization of television in Indonesia has been prepared more than 12 years ago. In 2009 Indonesia had prepared a framework for the implementation of a digital broadcasting system which was later in 2010. However, the migration process for digital television in Indonesia did not go well because of the conflict of interest of private television and regulations that were not yet strong. The theory of diffusion of innovation from Everett M. Rogers is used to provide an explanation of the pattern of adoption of new technologies in society. This quantitative study will measure the effect of exposure to digital television information and the level of public knowledge as independent variables and decision-making to adopt technology as the dependent variable. In this study, 120 respondents were selected based on the slovin formula with the number of families in Central Java as the population.. As a result, the effect of these variables is not significant. Digital television migration policy is a priority policy with authority innovation desicions. It stated in the UU Cipta Kerja which states that Indonesia must immediately switch analogue switched off a maximum of two years. So that the readiness and knowledge of the community will not affect the decision to adopt digital television or not.Keywords: Diffusion of Innovation; Digital Television Migration; Public Readiness
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.