Rumah Sakit merupakan sebuah industri jasa yang memberikan pelayanan kepada masyarakat, dalam pelaksanaan pelayanan, Rumah Sakit dapat memberikan dampak positif dan negatif kepada masyarakat dan lingkungannya.Dampak negatif berupa adanya limbah medis yang dihasilkan.Limbah medis merupakan bahan yang memerlukan penanganan yang baik.Pengelolaan limbah medis harus sesuai prosedur tetap.Namun, dalam praktiknya pengelolaan limbah medis kurang mendapat perhatian dan kurang menjalankan sesuai prosedur tetap yang ada sehingga dapat menjadi kontribusi sumber penyebaran kuman di RSU Cut Meutia.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan pengetahuan, sikap dan ketersediaan fasilitas dengan praktik petugas pengumpul limbah medis.Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study. Sampel penelitian adalah 35 petugas pengumpul limbah medis dengan metode total sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner.Analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat berupa uji chi-square.Hasil penelitian menunjukkan p value > α artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan, sikap dan ketersediaan fasilitas dengan praktik petugas pengumpul limbah medis.
Tuberculosis (TB) is a disease with a high risk of transmission and is one of the diseases whose cases continue to increase and cause death worldwide. Until now, pulmonary tuberculosis has been difficult to treat because of the patient's non-compliance with taking anti-tuberculosis drugs (OAT). This study aims to investigate the factors associated with adherence to taking OAT drugs in tuberculosis patients at Cut Meutia General Hospital. This research is an observational study with a cross-sectional design. The study was conducted at the pulmonary disease polyclinic of Cut Meutia General Hospital, North Aceh Regency. The study was conducted on 100 patients, with the sampling technique being total sampling. The sample inclusion criteria in this study were patients who had been diagnosed with pulmonary tuberculosis, were willing to participate in the study, and had signed an agreement to participate in the study. A total of 100 patients participated in this study. Most of the patients were male (64%), aged over 46 years (52%), had low education (75%), had difficult hospital access (70%), and had poor knowledge regarding TB treatment (60%). In conclusion, the factors of age, gender, and distance of residence are related to adherence to taking OAT. Meanwhile, education and knowledge are not related to adherence to taking OAT in pulmonary TB patients at Cut Meutia General Hospital, North Aceh Regency.
Chicken meat is a product from poultry farming which is very important for meeting food needs. Foods that are often the cause of S. aureus poisoning include meat, meat products, and poultry. This study aims to determine the quality of broiler meat as seen from the contamination and level of S. aureus bacteria contamination. The research design is a descriptive laboratory test, using the Total Plate Count (TPC) method listed in SNI 2897:2008, carried out at the Fundamental Science Lab. The research sample was broiler chicken as many as 11 samples from RPA in the traditional market of Lhokseumawe city. The examination started with culturing in BPA media, followed by qualitative tests (identification) including Gram staining, coagulase test, and quantitative test (TPC), namely counting S. aureus colonies on BPA media. The results showed that from 11 samples, no growth characteristics of S. aureus were found. The conclusion is that the broiler meat from the Chicken Slaughterhouse (RPA) located in the traditional market of Lhokseumawe city which was tested met the requirements set by SNI regarding S. aureus bacterial contamination.
Tuberculosis is an infectious disease that is still a global health problem. The long period of treatment for tuberculosis results in patients not completing treatment until completion, giving the wrong drug, both the wrong dose and type of drug, poor drug quality, and lack of drug supply which are the causes of multi-drug resistant tuberculosis (MDR TB) cases. MDR-TB is a type of tuberculosis that is resistant to the two most powerful tuberculosis drugs, namely Isoniazid and Rifampicin. The Ministry of Health of the Republic of Indonesia in 2021 stated that there were 7921 confirmed cases and 4590 enrolled cases of MDR/RR TB. This study aims to analyze the characteristics and determinants associated with MDR TB patients undergoing treatment. This study used a retrospective descriptive study design, total sampling was carried out on MDR TB patients undergoing treatment at RSU Cut Mutia in the period 2019 to 2022 as many as 40 samples. The results of the study found that the average age of MDRTB patients was 45.5 years. The most gender was male at 70%, with normal nutritional status at 65% with a history of previous treatment failure of 65%. As many as 75% of MDRTB patients do not have comorbid diseases, and the guideline for the use of long-term OAT is the most dominant, which is 65%. Keywords: MDR-TB, Characteristics, Determinant Factors ABSTRAK Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi permasalahan kesehatan dunia. Lamanya periode pengobatan tuberkulosis mengakibatkan penderita tidak menyelesaikan pengobatan sampai selesai, pemberian obat yang salah, baik kesalahan dosis maupun jenis obat, kualitas obat yang buruk serta persediaan obat yang kurang menjadi penyebab timbulnya kasus multi drug resisten tuberkulosis (MDR TB). TB-MDR merupakan jenis tuberculosis yang kebal terhadap dua obat tuberculosis paling kuat yaitu Isoniazid dan Rifampisin. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2021 menyatakan terdapat 7921 kasus terkonfirmasi dan 4590 kasus enroll TB MDR/RR. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik dan factor determinan yang berhubungan selama penderita MDR TB menjalani pengobatan. Penelitian ini menggunakan desain studi deskriptif retrospective, pengambilan sampel dilakukan secara total sampling pada pasien MDR TB yang menjalani pengobatan di RSU Cut Mutia dalam rentang waktu 2019 hingga 2022 sebanyak 40 sampel. Hasil penelitian dijumpai usia rata-rata penderita MDRTB 45,5 tahun. Jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki sebesar 70%, status gizi normal 65% dengan riwayat gagal pengobatan sebelumnya sebesar 65%. Sebanyak 75% penderita MDRTB tidak memiliki penyakit komorbid, serta panduan penggunaan OAT jangka panjang paling dominan yaitu sebanyak 65%. Kata Kunci: MDR-TB, Karakteristik, Faktor Determinan
Mahasiswa Kedokteran memiliki jadwal kegiatan yang cukup padat dan tugas yang banyak sehingga untuk menyelesaikannya dibutuhkan organisasi waktu dan pekerjaan yang baik. Tak jarang tugas-tugas tersebut dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan lainnya. Menyelesaikan banyak pekerjaan dalam satu waktu cenderung menyebabkan lebih banyak distraktor yang diolah oleh otak. Untuk mempertahankan performa seseorang dalam melakukan pekerjaan tersebut dibutuhkan konsentrasi yang baik sehingga distraksi yang banyak dapat diminimalkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat konsentrasi yang dimiliki oleh mahasiswa Program Studi Kedokteran Universitas Malikussaleh. Penelitian yang dilaksanakan di Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 38 orang diperoleh dengan metode convenience sampling. Identifikasi kemampuan konsentrasi mahasiswa ini dilakukan menggunakan metode Digit Span Test Forward & Backward, selanjutnya data yang diperoleh dianalisis secara univariat. Hasil penelitian menunjukkan rerata nilai untuk digit span forward yang didapatkan adalah 6,95 ± 1,39 dengan skor median 7; dan untuk digit span backward, rerata 5,37±1,57 dengan skor median 5. Distribusi frekuensi tingkat konsentrasi sebagian besar responden di atas skor 7 untuk digit span forward (68,42%) dan di atas skor 5 untuk digit span backward (71,05%). Hasil ini menunjukkan gambaran kemampuan konsentrasi yang dimiliki oleh mahasiswa Program Studi Kedokteran Universitas Malikussaleh memiliki nilai yang cukup baik (berada di atas atau sama dengan nilai median)
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.