ABSTRACT‘Kristal’ guava fruit can easily be deteriorated during storage. The objective of this experiment was to study the effect of the waxing on the shelflife and quality of the ‘Kristal’ guava fruit. Experiment was conducted at the Postharvest Laboratory of Departemen of Agronomy and Horticulture, Faculty of Agriculture, Bogor Agricultural University from February to May 2016. The experiment was designed using completely randomized design (CRD) with single factor consisted of 5 treatments, i.e., 0% of beewax (control), 2% of beewax, 4% of beewax, 6% of beewax and 8% of beeswax. The results showed that beewax coating suppressed weight loss and softness of fruit compared to the control fruit during storage period. Beewax coating did not significantly affect chemical quality such as soluble solids content, titratable acidity and vitamin C. The beeswax coating with 2% and 4% were able to extend shelflife of ‘Kristal’ guava fruit 9 days longer as compared to the control. Keywords: ‘Krístal’, performance, quality, waxing, weight loss ABSTRAK Buah jambu ‘Kristal’ dapat dengan mudah rusak selama penyimpanan. Tujuan percobaan ini yaitu mempelajari pengaruh pelilinan terhadap daya simpan dan kualitas buah jambu ‘Kristal’. Percobaan dilakukan di Laboratorium Pascapanen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dari bulan Februari sampai Mei 2016. Percobaan dirancang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan faktor tunggal terdiri atas 5 perlakuan, yaitu 0% dari lilin lebah (kontrol), 2% dari lilin lebah, 4% lilin lebah, 6% lilin lebah dan 8% lilin lebah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelapisan lilin lebah menekan susut bobot dan kelunakan buah dibandingkan dengan kontrol selama masa penyimpanan. Pelapisan lilin lebah tidak secara nyata mempengaruhi kualitas kimia buah seperti kandungan padatan terlarut, keasaman titrasi dan vitamin C. Pelapisan lilin lebah dengan konsentrasi 2% dan 4% mampu memperpanjang masa simpan buah jambu ‘Kristal’ 9 hari lebih lama dibandingkan dengan kontrol. Kata Kunci: kualitas, ‘Kristal’, pelilinan, penampilan, susut bobot
In terms of time, Mind Mapping can streamline the use of time in studying an information. This is mainly because this method can present a comprehensive picture of a thing in a short time. In other words, Mind Mapping is able to cut learning time by changing the pattern of linear recording into effective recording and at the same time directly understood by the individual. So is the preparation of teachers. Teaching preparation is a special tip in the successful delivery of a subject matter. One of the subjects in Elementary School (ES) is a Natural Science that in fact many proofs between theory and practice. Therefore, the Mind Mapping method in preparation for teaching is one of the special tips for the delivery of the material in its entirety. The more mature the preparation of a teacher in planning the lesson, the better prepared the teacher teaches. With Mind Mapping, the teacher must have tried to think about the things involved with the lesson to be conveyed, such as the tool of the demonstration, how to estimate the condition of the learning condition if using the props, how to use the props, or whether the learner should try the props We make / we serve. With Mind Mapping, teachers are ready to teach with all their abilities accompanied by learning tools that are prepared. Keywords: Mind Mapping, Preparation, Teaching.
<p>Pamelo (<em>Citrus maxima</em> (Burn.) Merr.) telah dibudidayakan di berbagai wilayah Indonesia, namun pengembangan pamelo di Indonesia masih sangat terbatas. Upaya pengembangan pamelo diarahkan pada ketersediaan kultivar unggul. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh informasi perbedaan perkembangan dan kualitas buah pada tiga aksesi jeruk pamelo. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan IPB dari bulan Desember 2015 sampai Juli 2016. Percobaan menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan satu faktor yaitu aksesi (aksesi 1, aksesi 2, dan aksesi 3) yang terdiri atas 3 ulangan. Hasil penelitian menujukkan bahwa perbedaan diameter dari aksesi 1 secara signifikan lebih tinggi dari aksesi lainnya pada akhir pengamatan. Semua aksesi menunjukkan bahwa diameter buah terus meningkat di perkembangan awal namun perkembangan buah semakin lambat pada periode pematangan. Aksesi 1 juga menunjukkan hasil nyata lebih tinggi pada volume dan bobot buah dibanding aksesi lainnya namun pada kelunakan buah aksesi 1 berbeda nyata lebih rendah dibanding aksesi 3. Aksesi 2 merupakan aksesi dengan tebal kulit buah paling tinggi dibanding aksesi 1 dan 3. Kandungan jus buah pada aksesi 1 berbeda nyata lebih tinggi dibanding aksesi 3 namun tidak berbeda dengan aksesi 2. Kandungan asam/ATT pada aksesi 2 paling tinggi dibanding aksesi lainnya. Aksesi 1 memiliki rasio PTT/ATT lebih tinggi dibanding aksesi 2 dan 3. Perbedaan aksesi tidak menunjukkan hasil berbeda nyata pada bagian dapat dimakan, pigmen klorofil kulit buah, dan kandungan gula/PTT. Aksesi 1 adalah aksesi terbaik berdasarkan kriteria ukuran buah, kandungan jus, dan rasa buah yang memiliki kadar asam paling rendah.</p>
<p>Pamelo (<em>Citrus maxima</em> (Burn.) Merr.) telah dibudidayakan di berbagai wilayah Indonesia, namun pengembangan pamelo di Indonesia masih sangat terbatas. Upaya pengembangan pamelo diarahkan pada ketersediaan kultivar unggul. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh informasi perbedaan perkembangan dan kualitas buah pada tiga aksesi jeruk pamelo. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan IPB dari bulan Desember 2015 sampai Juli 2016. Percobaan menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan satu faktor yaitu aksesi (aksesi 1, aksesi 2, dan aksesi 3) yang terdiri atas 3 ulangan. Hasil penelitian menujukkan bahwa perbedaan diameter dari aksesi 1 secara signifikan lebih tinggi dari aksesi lainnya pada akhir pengamatan. Semua aksesi menunjukkan bahwa diameter buah terus meningkat di perkembangan awal namun perkembangan buah semakin lambat pada periode pematangan. Aksesi 1 juga menunjukkan hasil nyata lebih tinggi pada volume dan bobot buah dibanding aksesi lainnya namun pada kelunakan buah aksesi 1 berbeda nyata lebih rendah dibanding aksesi 3. Aksesi 2 merupakan aksesi dengan tebal kulit buah paling tinggi dibanding aksesi 1 dan 3. Kandungan jus buah pada aksesi 1 berbeda nyata lebih tinggi dibanding aksesi 3 namun tidak berbeda dengan aksesi 2. Kandungan asam/ATT pada aksesi 2 paling tinggi dibanding aksesi lainnya. Aksesi 1 memiliki rasio PTT/ATT lebih tinggi dibanding aksesi 2 dan 3. Perbedaan aksesi tidak menunjukkan hasil berbeda nyata pada bagian dapat dimakan, pigmen klorofil kulit buah, dan kandungan gula/PTT. Aksesi 1 adalah aksesi terbaik berdasarkan kriteria ukuran buah, kandungan jus, dan rasa buah yang memiliki kadar asam paling rendah.</p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.