Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul elektronik berbasis model Learning Cycle 5E pada pembelajaran kimia untuk materi asam-basa kelas XI SMA/MA. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan model ADDIE (Analysis, Design, Develop, Implementation, dan Evaluation). Penelitian ini dilaksanakan pada Desember 2018 hingga Juni 2019. Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian ini, yaitu kuesioner analisis pendahuluan dan kebutuhan pada peserta didik dan guru, kuesioner uji kelayakan materi dan bahasa serta media, dan kuesioner uji coba pada peserta didik dan guru. Uji kelayakan atau validasi modul elektronik dilakukan oleh tiga ahli materi dan bahasa serta tiga ahli media. Hasil penilaian oleh ahli materi dan bahasa, serta ahli media pada keseluruhan indikator mendapatkan kategori baik hingga baik sekali. Begitu juga hasil uji coba pada peserta didik dan guru secara keseluruhan mendapatkan kategori penilaian dari baik hingga baik sekali. Berdasarkan hasil yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa modul elektronik berbasis model Learning Cycle 5E pada materi asam-basa yang dikembangkan sudah sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan guru dan dinyatakan layak untuk dapat digunakan dalam proses pembelajaran sebagai sumber belajar peserta didik..
This paper portrays a study into the integration of a Science, Technology, Art, Engineering, and Mathematics (STEAM) project in chemistry learning of electrolyte non-electrolyte solutions for developing 21st-century skills. Thirty-two, year-10 students engaged in the study. The research employed qualitative methodology with multiple modes of data collection via semi-structured interviews; classroom observations, reflective journals, and documentation were guided by a 21st-century skills rubric. In addition, the project was assessed against the criteria of project development, STEAM integration, and product quality. Students designed an innovative project, integrating STEAM in developing and making a miniature LED by using the natural electrolyte solution sources, such as lemon, lime, apples, and salt water. Students created posters and video projects for presentation in a project exhibition. Students were able to integrate their knowledge from various fields to solve problems and create new innovations. The students used the 21st-century skills of collaboration, communication, critical thinking, creativity and innovation alongside technology as a tool for learning. The engaging learning environment encouraged students to develop their skills and chemistry conceptual understanding.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi pengaruh model pembelajaran guided discovery learning terhadap literasi kimia peserta didik pada materi larutan penyangga. Penelitian ini dilakukan di SMAN 53 Jakarta pada semester genap tahun ajaran 2018/2019. Metode penelitian yang digunakan yaitu quasi experiment. Sampel pada penelitian ini dipilih melalui teknik sampling purposive random sampling dan didapatkan kelas XI MIPA 4 sebagai kelas kontrol dan Kelas XI MIPA 3 sebagai kelas eksperimen. Kelas kontrol mendapat pembelajaran dengan metode diskusi dan kelas eksperimen mendapat pembelajaran dengan model pembelajaran guided discovery learning. Berdasarkan hasil analisis data, nilai thitung sebesar 5,568 dan nilai ttabel sebesar 2,001 dengan df= 59 dan taraf signifikansi = 0,05. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa nilai thitung lebih besar dari ttabel (5,568 > 2,001), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif pada penerapan model pembelajaran guided discovery learning terhadap literasi kimia peserta didik pada materi larutan penyangga. Kata kunci Model Pembelajaran Guided Discovery Learning, Literasi Kimia, Larutan Penyangga
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Blended-Problem Based Learning terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik pada materi Asam dan Basa. Kuasi eksperimen dipilih sebagai metode penelitian dengan desain posttest only group. Populasi dalam penelitian merupakan peserta didik kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 SMA Negeri 26 Jakarta. Penentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling, dengan memilih dua kelas yang dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diterapkan pembelajaran menggunakan model Blended-Problem Based Learning, sedangkan kelas kontrol diterapkan pembelajaran menggunakan model Blended-Explicit Instruction. Pengumpulan data menggunakan tes soal kemampuan berpikir kritis materi asam dan basa. Data dianalisis menggunakan statistik uji t sampel independen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 68,306 dan kelas kontrol sebesar 58,611. Hasil pengujian terhadap hipotesis diperoleh dengan nilai thitung (3,454) > ttabel (1,667) pada taraf signifikan 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif pada penerapan model pembelajaran Blended-Problem Based Learning terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik pada materi Asam dan Basa.
Abstrak Pada penelitian ini dilakukan pengolahan limbah sekam padi menjadi biokar sebagai zat aditif dalam mortar yang berperan sebagai absorben gas CO2 di dalam mortar. Tujuan penelitian ini selain untuk memanfaatkan limbah sekam, tetapi juga untuk mengetahui pengaruh penambahan biokar sekam padi terhadap penyerapan gas CO2 dan kuat tekan pada plester dinding. Pada penelitian ini biokar yang digunakan adalah biokar yang dipirolisis pada suhu 500ºC selama 8 jam. Penambahan biokar dilakukan dengan presentase 0; 10; 12,5 dan 15% dalam campuran mortar dengan komposisi Portland Cement (PC):Pasir (PS) sebesar 1:4 dan faktor air semen sebesar 0,6. Selanjutnya dilakukan pengujian kuat tekan mortar dilakukan setelah perawatan 7 dan 28 hari dan serapan gas CO2. Hasil dari pengukuran kuat tekan dan serpan gas CO2 menunjukan bahwa semakin banyak penambahan presentase biokar dalam campuran mortar akan menurukan kekuatan plester dinding dan penyerapan gas CO2 pada plester. Kata kunci: Biokar, karbon dioksida, kuat tekan, mortar. Abstract Biochar utilization in various fields of life, where biocar is an additive in mortar that acts as CO2 absorbent in the mortar. This study aims to determine the effect of the addition of biochar rice husk form CO2 absorption and compressive strength on wall plaster. The biochar used was characterized by SEM-EDX and FTIR, while the standard plaster samples, 10% biocar+plaster, and 15% biocar+plaster used SAA. In this study biocar which had been pyrolyzed at 500 °C at a pressure of 10 psi, then added at 0; 10; 12.5 and 15% in mortar mix with the composition of Portland Cement (PC):Sand (PS) was 1:4 and Portland Cement (PC): water (W) of 0.6. Mortar compressive strength testing on 7 and 28 treatment days. From the results of the study, the optimal percentage of biocar addition was 10% with compressive strength of 18.5 MPa and CO2 absorption of 0.14 ppm. More biochar additions to the plaster reduce the strength and absorption of CO2 gasplaster. Keywords: Biochar, carbon dioxide, compressive strength, mortar
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.