Prinsip utama dalam keberlanjutan adalah tercapainya perbaikan kualitas hidup manusia melalui perbaikan sosial, ekonomi dan lingkungan. Prinsip tersebut dapat diimplementasikan pada berbagai macam bangunan. Salah satunya adalah Pasar ’X’ di Semarang yang mempunyai nilai cagar budaya. Implementasi tersebut dapat diperlihatkan pada penggunaan material dalam penanganan bangunan cagar budaya pasca kebakaran. Bangunan pasca kebakaran yang dialami oleh Pasar ‘X’ merupakan pusat perekonomian bagi masyarakat di Semarang. Pada sisi yang lain, ada nilai kecagarbudayaan yang harus dideliver di dalam perbaikan bangunan pasca kebakaran sehingga dapat terjaga keberlanjutannya namun tetap memenuhi kaidah strukturnya. Oleh karena itu, diperlukan pemodelan untuk mencapai tujuan penelitian ini melalui perbandingan perbaikan struktur pasca kebakaran. Komponen struktur yang diteliti adalah kolom. Standar yang digunakan dalam memodelkan kedua macam perbaikan tersebut adalah ACI 440.2R-08 untuk FRP dan IS 15988 (2013) untuk concrete jacketing. Data yang diperlukan untuk memodelkan kedua macam perbaikan tersebut adalah hasil uji kuat tekan beton yang diperoleh dengan core drill dan uji kuat tarik baja tulangan dari kondisi eksisting. Selanjutnya, dimodelkan dengan menggunakan bantuan software ETABS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperlukan FRP sebanyak 6 lapis tipe FRC 530 untuk kolom podium dan 3 lapis tipe FRC 530 untuk kolom tinggi terhadap kapasitas beban aksial nominal dan kapasitas momen nominal. Perbaikan dengan concrete jacketing diperlukan beton setebal 10 cm dengan tulangan utama 8 D16 mm serta dengan tulangan sengkang Æ8-75 mm.
Monplas adalah zat admixture yang berfungsi untuk mencegah retak pada beton, berupa bubuk yang berbeda dengan zat admixture lainnya yang biasanya berupa cairan. Monplas yang ditambahkan dalam campuran mortar atau beton, ternyata dapat mengurangi porositas beton yaitu perbandingan volume pori-pori (volume yang ditempati oleh air) terhadap volume total beton. Penambahan Monplas juga dapat meningkatkan daya rekat antara pasta semen dengan agregat dan mempermudah pengerjaan plesteran pada dinding. Meningkatnya daya rekat antara pasta semen dengan agregat akan meningkatkan kuat tekan beton. Salah satu bahan penyusun mortar adalah pasir. Pasir yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah Pasir Ambarawa, yang memiliki kandungan lumpur cukup tinggi. Dengan penambahan zat anti retak (Monplas) ini diharapkan dapat mengurangi pengaruh buruk lumpur terhadap mortar. Pengujian yang dilakukan penelitian ini adalah analisis keretakan plat mortar dengan ukuran 25 cm × 25 cm × 2 cm dan 25 cm × 25 cm × 4 cm, serta uji kuat tekan kubus mortar dengan ukuran 5 cm × 5 cm × 5 cm. Jumlah benda uji dari analisis keretakan plat mortar adalah 16 buah dan jumlah benda uji dari uji kuat tekan kubus mortar adalah 24 buah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh zat anti retak (Monplas) terhadap terjadinya retak pada plat mortar akibat pengeringan dan adanya lumpur dan untuk mengetahui kuat tekan kubus mortar yang maksimal akibat penambahan zat anti retak (Monplas).
merupakan daerah yang rawan terjadi gempa. Oleh karena itu dalam perancangan bangunan perlu memperhitungkan gaya akibat gempa. Penggunaan shear wall mampu mengoptimalkan kinerja struktur dengan gaya gempa. Gedung Pabrik X didesain menggunakan shear wall agar dapat diketahui perilaku dan level kinerja strukturnya apabila terkena gaya gempa kemudian dibandingkan dengan gedung Pabrik X tanpa shear wall. Dalam memperhitungkan gaya gempa menggunakan analisis respon spektrum dan analisis pushover untuk level kinerja struktur. Berdasarkan hasil pemodelan, didapatkan hasil perilaku struktur berupa periode gedung Pabrik X tanpa shear wall untuk arah X sebesar 1,699 detik dan arah Y sebesar 1,805 detik sedangkan gedung Pabrik X dengan shear wall sebesar 1,289 detik dan arah Y sebesar 1,419 detik. Displacement pada gedung Pabrik X tanpa shear wall untuk arah X sebesar 229,775 mm dan arah Y sebesar 412,260 mm sedangkan gedung Pabrik X dengan shear wall untuk arah X sebesar 104,959 mm dan arah Y sebesar 61,171 mm. Berdasarkan analisis pushover didapatkan level kinerja struktur gedung Pabrik X tanpa shear wall berupa collapse prevention pada arah X maupun arah Y sedangkan gedung Pabrik X dengan shear wall berupa Immediate Occupancy pada arah X dan Operational pada arah Y menurut peraturan FEMA 440.
Kota Yogyakarta terkhususnya kabupaten Kulon Progo merupakan daerah yang sering mengalami gempa bumi pada beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu, pembangunan gedung harus diberi penahan gempa yang biasa disebut dengan base isolator. Base isolator yang digunakan pada penelitian ini berjenis high damper rubber bearing. Perencanaan struktur tahan gempa ini menggunakan metode time history dengan memberikan riwayat gempa yang pernah terjadi sebelumnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas base isolator pada struktur gedung dengan membandingkan struktur gedung yang sudah dipasang base isolator dengan struktur gedung fixed base dan untuk membandingkan level kinerja struktur. Hasil pemodelan struktur berupa nilai displacement dan level kinerja struktur berdasarkan sendi plastis yang terjadi. Berdasarkan hasil pemodelan, didapatkan hasil displacement pada struktur gedung fixed base pada arah X sebesar 10,57 cm dan pada arah Y sebesar 31,09 cm. Pada struktur gedung menggunakan base isolator didapatkan displacement pada arah X sebesar 4,135 cm dan pada arah Y sebesar 6,327. Berdasarkan hasil ini artinya displacement pada struktur dengan base isolator direduksi 60,9% pada arah X dan 79,6% pada arah Y. Berdasarkan standar ATC 40 serta FEMA 356 dan FEMA 440 didapatkan level kinerja pada struktur fixed base Collapse Prevention (CP) dan pada struktur menggunakan base isolator didapatkan level kinerja Immidiate Occupancy (IO).
Demand for improvement of age concrete performance, durability and assessment of existing condition building with reinforced concrete structure have tendency to increase. The selection of appropriate methods taking into the economic aspects provides a rebuilt or retrofit option. Efforts that can be done in order to retrofit the beam structure, can be done in various ways, one of which is the use of chemical anchor. Repair using chemical anchor involves two elements, namely chemical HILTI HIT-RE 500 V3 and anchor. Both elements combine the existing beam with a new block to be a single composite beam. The use of HILTI HIT-RE 500 V3 can guarantee the monolithic nature of the structure components and transfer the voltage even though there is little cracking. The use of anchorage in concrete can increase the load that can be supported by 5.87% -8.91% and will increase with the length of the burial. This study aims to study the strength of reinforced concrete bone beam that is improved by chemical anchor method. The scope used is a beam-shaped specimen measuring 15 cm x 15 cm x 60 cm, monolith beam 15 cm x 30 cm x 60 cm, anchor steel bone diameter 13 mm, 24.9 MPa concrete (K-300) and chemical anchor HILTI HIT-RE 500 V3. The test results show that concrete composite increases the maximum acceptable load three times between 30 cm thick composite beam and 15 cm thick single beam. The maximum load of 30 cm thick monolith beam has increased by 1,5 times compared to 30 cm thick composite beam. The average maximum load that can be supported by a single 15 cm thick beam is 6.515 kg, 30 cm thick concrete monoliths 12.800 kg, and 30 cm thick concrete block is 19.267 kg.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.