AbstrakBudaya keselamatan merupakan kunci untuk mendukung tercapainya peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja dalam organisasi. Upaya membangun budaya keselamatan merupakan langkah pertama dalam mencapai keselamatan pasien. Terdapat beberapa faktor yang berkontribusi dalam perkembangan budaya keselamatan yaitu; sikap baik individu maupun organisasi, kepemimpinan, kerja tim, komunikasi dan beban kerja. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor determinan yang berhubungan dengan terciptanya budaya keselamatan pasien di RS Pemerintah Kabupaten Kuningan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan incidental sampling 88 orang perawat pelaksana. Rancangan penelitian menggunakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional, uji hipotesis digunakan Chi Square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi terhadap manajemen (p 0.0005, odd rasio 21.3), dukungan tim kerja (p 0.0005, odd rasio 13.34), stress kerja (p 0.006, odd rasio 3.94), kepuasan kerja (nilai p 0. 002) dengan budaya keselamatan pasien. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan kondisi kerja dengan budaya keselamatan pasien dengan nilai p 0.507. Berdasarkan analisis multuvariat diperoleh persepsi terhadap manajemen menjadi factor determinan dengan nilai p 0.000 < α 0.05. Simpulan; unsur pimpinan memiliki pengaruh yang signifikan dalam menciptakan budaya keselamatan pasien. Pimpinan memiliki kewenangan dalam menerapkan system yang berlaku dalam organisasi, oleh karena itu gaya kepemimpinan, teknik komunikasi serta kemampuan manajerial merupakan suatu hal yang sangat perlu diperhatikan dalam menciptakan atmosfer kerja yang kondusif sebagai upaya terciptanya budaya keselamatan pasien. Berdasarkan hasil penelitian bahwa model kepemimpinan transformasional merupakan model yang sesuai diterapkan untuk meningkatkan budaya keselamatan pasien, pelatihan keterampilan komunikasi efektif serta pengembangan model pendidikan antar profesi sebagai upaya peningkatan kemampuan kolaborasi.Kata kunci: Budaya keselamatan pasien, stress kerja, kepuasan kerja. Determinant factors that are Influencing Patient Safety Culture in a Government-owned Hospitals in Kuningan RegencyAbstract Safety culture is a key to support the achievement of occupational health and safety in an organization. An effort to build safety culture is the first step in ensuring patient safety. There are some factors that contribute in the development of safety culture, namely, individual and organizational attitude, leadership, team work, communication, and work load. This study aimed to identify the determinant factors that are related to achievement of patient safety culture in a government-owned hospital in Kuningan Regency. Eighty eight samples of nurses were recruited using incidental sampling technique. The research design was using cross sectional study, the hypothesis testing were using Chi Square and multiple logistic regression. The results showed that there were significant influenced between perception towards management (p= 0.000...
AbstrakBudaya keselamatan merupakan kunci untuk mendukung tercapainya peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja dalam organisasi. Upaya membangun budaya keselamatan merupakan langkah pertama dalam mencapai keselamatan pasien. Terdapat beberapa faktor yang berkontribusi dalam perkembangan budaya keselamatan yaitu; sikap baik individu maupun organisasi, kepemimpinan, kerja tim, komunikasi dan beban kerja. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor determinan yang berhubungan dengan terciptanya budaya keselamatan pasien di RS Pemerintah Kabupaten Kuningan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan incidental sampling 88 orang perawat pelaksana. Rancangan penelitian menggunakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional, uji hipotesis digunakan Chi Square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi terhadap manajemen (p 0.0005, odd rasio 21.3), dukungan tim kerja (p 0.0005, odd rasio 13.34), stress kerja (p 0.006, odd rasio 3.94), kepuasan kerja (nilai p 0. 002) dengan budaya keselamatan pasien. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan kondisi kerja dengan budaya keselamatan pasien dengan nilai p 0.507. Berdasarkan analisis multuvariat diperoleh persepsi terhadap manajemen menjadi factor determinan dengan nilai p 0.000 < α 0.05. Simpulan; unsur pimpinan memiliki pengaruh yang signifikan dalam menciptakan budaya keselamatan pasien. Pimpinan memiliki kewenangan dalam menerapkan system yang berlaku dalam organisasi, oleh karena itu gaya kepemimpinan, teknik komunikasi serta kemampuan manajerial merupakan suatu hal yang sangat perlu diperhatikan dalam menciptakan atmosfer kerja yang kondusif sebagai upaya terciptanya budaya keselamatan pasien. Berdasarkan hasil penelitian bahwa model kepemimpinan transformasional merupakan model yang sesuai diterapkan untuk meningkatkan budaya keselamatan pasien, pelatihan keterampilan komunikasi efektif serta pengembangan model pendidikan antar profesi sebagai upaya peningkatan kemampuan kolaborasi.Kata kunci: Budaya keselamatan pasien, stress kerja, kepuasan kerja. Determinant factors that are Influencing Patient Safety Culture in a Government-owned Hospitals in Kuningan RegencyAbstract Safety culture is a key to support the achievement of occupational health and safety in an organization. An effort to build safety culture is the first step in ensuring patient safety. There are some factors that contribute in the development of safety culture, namely, individual and organizational attitude, leadership, team work, communication, and work load. This study aimed to identify the determinant factors that are related to achievement of patient safety culture in a government-owned hospital in Kuningan Regency. Eighty eight samples of nurses were recruited using incidental sampling technique. The research design was using cross sectional study, the hypothesis testing were using Chi Square and multiple logistic regression. The results showed that there were significant influenced between perception towards management (p= 0.000...
Penelitian ini di latar belakangi oleh terjadinya kenaikan angka penderita MDR di Bandung. Angka kejadian MDR-TB di Bandung sebesar 13,9% dan di Puskesmas Dayeuhkolot terdapat 4%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi penderita TB untuk mencegah Multi Drug Resistance Tuberculosis (MDR-TB) di Puskesmas Dayeuhkolot Kabupaten Bandung. MDR-TB didefinisikan sebagai resistensinya dua obat anti TB paling penting pada terapi TB lini pertama. Motivasi adalah suatu dorongan yang menggerakkan seseorang untuk melakukan aktifitas dalam mencapai suatu tujuan dalam hal ini untuk mencegah terjadinya MDR-TB. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif pada 49 responden dengan menggunakan sampel jenuh. Instrument penelitian menggunakan kuesioner, uji validitas dengan nilai valid 0,451-0,752 dan reliabilitas cronbach’s alpha dengan nilai reliabel 0,945. Hasil penelitian secara umum termasuk kategori motivasi rendah sebesar 65% (32 responden) sedangkan berdasarkan sub variabel motivasi intrinsik termasuk kategori rendah sebesar 59% (29 responden) dan berdasarkan motivasi ekstrinsik termasuk rendah sebesar 51% (25 responden). Kesimpulan dari hasil penelitian ini, penderita TB di Puskesmas Dayeuhkolot Kabupaten Bandung memiliki motivasi dengan kategori rendah. Oleh karena itu, disarankan bagi Puskesmas Dayeuhkolot agar memberikan penyuluhan tentang pengobatan TB dan mengecek kembali pengobatan yang dilakukan penderita.
Penelitian ini dilatar belakangi dengan banyaknya angka kejadian pada penderita DM sebanyak 1078 orang di Puskesmas Ciumbuleuit Bandung tahun 2018, hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Ciumbuleuit bahwa banyak penderita DM tidak mengatur pola makannya dengan benar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Sikap Penderita Diabetes Melitus tentang Pola Makan Sehari-hari di Puskesmas Ciumbuleuit. Sikap adalah peryataan evaluatif terhadap objek, orang, atau peristiwa. Penderita adalah orang yang memiliki kelemahan fisik atau mentalnya menyerahkan pengawasan dan perawatan.Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit menahun yang akan diderita seumur hidup. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif pada 40 responden dengan menggunakan accidental sampling dan menggunakan instrumen kuesioner yang berjumlah 30 soal. Dengan rentang hasil uji validitas (0,471-0,760) dan hasil reliabilitas (0,9). Hasil penelitian didapatkan bahwa siikap penderita DM unfavorabel sebanyak (65%) favorabel sebanyak (35%) terhadap pola makan DM. Dapat di simpulkan bahwa pada penderita DM di Puskesmas Ciumbuleuit masuk kedalam sikap unfavorabel sebanyak (65). Saran bagi Puskesmas Ciumbuleuit untuk sering melakukan penyuluhan kepada penderita DM.
ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan karena timbang terima dilaksanakan dengan cara kebiasaan. Timbang terima pasien adalah metode penyampaian informasi yang relevan oleh tim perawat pada saat transfer pasien agar terjalin hubungan dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Tujuan penelitian untuk mendapatkan gambaran sikap perawat mengenai timbang terima pasien di RSAU dr. M. Salamun. Sikap yaitu respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup, penelitian deskriptif kuantitatif dengan populasi, sampel sebanyak 111 responden, menggunakan teknik non probability sampling yaitu sampling jenuh yang sudah di uji validitaskan sebesar 0,487- 0,986, menggunakan instrument likert. Hasil penelitian 66 responden (60%) memiliki hasil sikap unfavorable. Sedangkan subvariabel 57 responden (51%) favorabel sikap kognitif, sikap afektif 67 responden (60%) unfavorable dan sikap konatif 78 responden (70%) dalam kategori unfavorable. Saran bagi perawat diberbagai ruangan RSAU dr. M. Salamun melaksanakan timbang terima, agar tidak dijadikan beban saat melakukan kegiatan, untuk memicu perawat semangat dalam menjalankan kegiatan dengan cara pemeberian penghargaan kepada perawat yang menjalankan timbang terima sesuai dengan ketentuan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.