Penyakit infeksi masih menjadi permasalahan kesehatan bagi negara-negara di dunia. Salah satu mikroorganisme bakteri penyebab penyakit infeksi adalah Escherichia coli. Upaya pengobatan penyakit infeksi hinggga saat ini masih menggunakan antibiotik, namun penggunaan antibiotik dapat menimbulkan dampak resistensi antibiotik, juga efek samping di bidang kesehatan serta biaya kesehatan yang meningkat sehingga dapat digunakan alternatif lewat penggunaan tanaman herbal. Salah satu tanaman herbal yang dapat digunakan adalah kemangi. Tanaman ini mempunyai kandungan kimia diantaranya minyak atsiri, alkaloid, fenol, saponin, tanin, triterpenoid dan steroid yang beberapa diantaranya memiliki aktivitas antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk menguji aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol daun kemangi terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Metode jenis penelitian yang digunakan adalah true experimental design dengan rancangan penelitian posttest only control group test. Pengujian aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol daun kemangi menggunakan metode dilusi cair. Sampel penelitian terdiri dari kontrol positif siprofloksasin, kontrol negatif aquades, dan kelompok konsentrasi 100%, 80%, 60%, 40%, 20%, 10%, 5%, 2,5%, 1,25% dengan tiga kali pengulangan untuk setiap kelompok. Hasil pengujian tidak didapatkan adanya aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun kemangi terhadap bakteri Escherichia coli pada hasil uji di setiap konsentrasi menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri di setiap pengulangan dari konsentrasi 100%, 80%, 60%, 40%, 20%, 10%, 5%, 2,5% dan 1,25%. Kesimpulan dari penelitian ini di dapat bahwa ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum sanctum L.) tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli
Penyakit infeksi merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas penduduk dunia yang menyebabkan penurunan kualitas hidup penduduk di negara berkembang maupun di negara maju. Salah satu agen penyebab infeksi adalah bakteri Staphylococcus aureus (S. aureus). Oleh sebab itu, dibutuhkan pengobatan terhadap infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus dengan menggunakan antibiotik. Namun apabila penggunaan antibiotik tidak tepat maka akan menimbulkan resistensi antibiotik. Oleh sebab itu, diperlukan pengobatan alternatif lainnya yaitu pengobatan menggunakan tanaman herbal. Salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai tanaman obat adalah daun kemangi (Ocimum sanctum L.). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak daun kemangi terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus. Metode penelitian True experiment design dengan rancangan penelitian Posstest Only Control Group Design. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol 70% daun kemangi diuji menggunakan metode dilusi cair. Sampel penelitian terdiri dari 9 kelompok perlakuan terdiri atas kontrol positif (sefazolin), kontrol negatif (aquades),ekstrak etanol 70% daun kemangi dengan konsentrasi 100%, 80%, 70%, 40%, 20%, 10%, dan 5% dengan tiga kali pengulangan. Hasil Uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan p=0,194 yang berarti terdapat aktivitas antibakteri ekstrak etanol 70% daun kemangi terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Kesimpulan dari penelitian ini ekstrak etanol 70% daun kemangi (Ocimum sanctum L.) memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dengan nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) berturut-turut sebesar 80% dan 100%.
Background: Tuberculosis remains the leading cause of death in the world, especially wherever poverty, malnutrition and poor housing prevail. Mycobacterium tuberculosis Beijing strain is the most common strain that causes tuberculosis in Indonesia. The wide spread of tuberculosis has been further aggravated by HIV-AIDS and drug resistance. Unfortunately, Bacille Calmette-Guerin (BCG) as the current vaccine has different protection function and efficacy. According to function analysis, mce1A gene was predicted to have a role in host invasion and survival of Mycobacterium tuberculosis in human macrophages. Materials and Methods: We performed cloning and protein expression of Mce1A gene of Mycobacterium tuberculosis Beijing strain as local isolate and standard strain H37Rv as a comparison on the expression system Escherichia coli BL21(DE3). Mce1A gene from the strains were amplified by PCR and inserted into the vector pET28a. Each resulting recombinant plasmid was subsequently transformed into E. coli BL21(DE3) and Mce1A protein was expressed with IPTG induction. Results: E. coli BL21(DE3) was succesfully transformed with a recombinant plasmid that contains the Mce1A gene insert with correct orientation and reading frame. There was no mutation found in the amino acids sequence for B and T cell epitope. Mce1A expression in E. coli BL21(DE3) showed a protein band that was higher than expected. The protein was confirmed with Western blotting using anti-His detector. Conclusion: We assumed that Mce1A recombinant protein that has been expressed in E. coli BL21(DE3) is in their dimeric form or alternatively formed aggregates of different sizes.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.