Startup memegang peranan penting dalam transformasi disruptif di beberapa sektor industri untuk menuju ekonomi sirkuler keberlanjutan. Cleantech Startup (CS) merupakan salah satu pemain bisnis utama dalam inovasi dan teknologi hijau, yang basisnya menghasilkan atau memanfaatkan energi bersih. Untuk mencapai kesukesan inovasi hijau yang keberlanjutan, kolaborasi antar aktor dalam sistem inovasi hijau seperti universitas-lembaga pemerintah-dan industri (termasuk CS) harus optimal. Ditambah dengan model bisnis CS perlu mengimplementasikan kanvas model bisnis hijau (EcoCanvas). Studi literatur ini akan mengulas tentang bagaimana kolaborasi Triple-Helix (TH) terhadap inovasi dan adopsi teknologi hijau yang dilakukan CS. Selain itu akan dirumuskan bagaimana EcoCanvas dari contoh kasus CS yang ada di Indonesia. Studi ini menggunakan desk review terhadap 51 artikel utama dari jurnal bereputasi. Dapat dilihat bahwa kolaborasi TH menitik beratkan pada : regulasi pemerintah, fokus pasar, partisipasi pemasok, koordinasi antar fungsi, dan pengembangan teknologi. Selain itu aliansi lisensi dan pengembangan teknologi akan mempengaruhi pola investasi finansial dan aktivitas paten. Model EcoCanvas pada CS juga menunjukkan bahwa isu lingkungan seperti sampah dan sumber daya berlimpah di Indonesia menjadi fokus utama dalam model bisnis berkelanjutan yang di adopsi oleh CS. Temuan dalam studi ini perlu dikaji lebih dalam dengan menggunakan bukti empiris lapangan dan data historis lain yang mendukung.
<p>Kereta <em>commuter line </em>merupakan sarana transportasi yang banyak digunakan saat ini, khususnya di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Jumlah penumpang yang banyak ternyata tidak didukung dengan jumlah tempat duduk yang seimbang. Oleh karena itu, ketersediaan pegangan tangan (<em>handgrip</em>) sangat diperlukan dalam menjaga keseimbangan penumpang dengan posisi berdiri khususnya saat kereta <em>commuter line </em>sedang berjalan. Ketersediaan pegangan tangan yang berkualitas menjadi harapan setiap penumpang berdiri. Namun yang tersedia saat ini belum cukup memenuhi kebutuhan dari penumpang. Untuk mengatasi hal tersebut, pengembangan standar pegangan tangan pada kereta <em>commuter line </em>sangat diperlukan<em>. </em>Maka penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis kebutuhan konsumen dalam pengembangan standar pegangan tangan pada kereta <em>commuter line</em>. Penelitian dibagi menjadi dua tahap. Pertama, identifikasi kondisi terkini dari pegangan tangan yang tersedia berdasarkan pandangan konsumen. Kedua, konfirmasi parameter yang akan dikembangkan berdasarkan kondisi terkini yang diperoleh pada tahap pertama menggunakan skala Likert. Pengambilan data dilakukan secara <em>purposive sampling </em>terhadap penumpang kereta api pada kedua tahapan yang dilakukan. Hasil penelitian diperoleh kondisi pegangan tangan yang ada berdasarkan pandangan konsumen, dan diperoleh tujuh (7) persyaratan yang akan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Persyaratan tersebut menjadi rekomendasi dalam pengembangan standar pegangan tangan pada kereta <em>commuter line </em>sesuai dengan kondisi di Indonesia. Sehingga standar yang dihasilkan mampu diaplikasikan dengan baik dan memberikan keselamatan dan kenyamanan bagi penumpang kereta <em>commuter line.</em></p>
Quality of product is the important thing for PT BCCI in order to compete with other chemical industry of surfactant. In the production process of surfactant powder the particle size of the product is bigger than screener with mesh size 30 will produce oversize reaching 30% from every batch of products, indicates there is an issue that to be fixed immediately. This research was to find out the root of problem and action to improve the quality product and increase the output. PDCA and FMEA method were used to resolve these problems. The results are priority problem that needs to be improved based on the highest RPN value is the machine on the product evaporation system is the less working Vacuum maximum and the product temperature is less high. The product temperature need increase to 60ºC which was previously 58ºC and pressure on Vacuum <50 mbar. After improvement was applied the results obtained where the value of Cpk increased from 0.163 in the previous study to 3.609 and Oversize decreased from 30% to 20% in each batch process, this is in accordance with the target to be issued with the Oversize percentage below 30% in each process.
A UNP-100 is a canal iron that connects the storage area (bin) to the frame of a truck. Therefore, the selection of UNP-100 suppliers is an essential process. Suppliers are chosen to provide high-quality materials, in-time deliveries, affordable prices, and excellent services, the applied analytical network process (ANP) in this study. The quantitative method is conducted through questionnaires, and the qualitative method is by interviews. After distributing the questionnaires, calculations are carried out to assess suppliers by constructing an ANP supermatrix. The respondents are the purchasing managers, the quality managers, and the PPIC managers. The criteria to choose suitable suppliers are packaging (0.060), price (0.212), customer care (0.712), delivery (0.103), and quality (0.351). The prioritized UNP-100 suppliers are PT. KPPE (0.346), PT. KPS (0.344), and PT. SME (0.31).
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.