The research aims to identify the types of mistakes students make in solving math problems in straight-line equation materials based on Newman type. The study subjects were 34 students of Grade VIII G SMP Negeri 2 Baturraden. Data retrieval techniques using tests. The data is analyzed with the Newman stage. The results showed 1) the highest percentage of errors on question number two was 93.08%; 2) the highest percentage of student errors at the encoding stage of 69.16%; and the lowest at the Transformation stage of 53.36%; 3) some of the mistakes made include: errors in understanding the problem, inaccuracies placing symbols in the problem-solving process, do not write down the complete information on the question; do not use formulas correctly, do not use proper calculation procedures, and did not write the final result correctly because students were still mistaken in doing calculations.
Mathematical ability is the ability required by students to solve a problem, students with high abilities will find it easy to solve problems because they have a good understanding of concepts, whereas students with low abilities will find it difficult to solve problems because they do not understand concepts correctly, which is what causes students to make conceptual errors. A condition when students experience a conceptual error is called a misconception. This research is a qualitative study that has the purpose to describe the misconceptions at each level, such as high mathematical ability, moderate mathematical ability, and low mathematical ability on quadrilateral material and alternatives to overcome them. The subjects in this study were 3 students who were selected using purposive sampling. In this study, students were given a mathematical ability test so that they could be grouped according to their level, then misconceptions were analyzed using a misconception test with the modified CRI method and continued with a diagnostic interview. The results showed that students with low mathematical abilities experienced more misconceptions than other abilities. The three subjects experienced misconceptions in determining the shapes which include rectangular shapes and the nature of rectangular. The causes of misconceptions are caused by pictures, students' abilities, and incomplete reasoning. The alternatives that can be done to overcome misconceptions are providing cognitive conflict, providing scaffolding, and re-explanation. Keywords: misconception, quadrilateral, mathematical ability, alternative to overcome misconceptions.
Kecamatan Alalak adalah wilayah peri urban yang terletak di daerah perbatasan Kabupaten Barito Kuala terhadap Kota Banjarmasin.Seiring dengan perkembangannya Kecamatan Alalak banyak mendapatkan pengaruh dari aktivitas perkotaan, diiringi dengan pertumbuhan permukiman dan perumahan yang tidak terkendali dan tidak merata. Ada beberapa kawasan yang sangat padat dengan perumahan, ada pula yang masih didominasi oleh lahan pertanian. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui klasifikasi wilayah peri urban di Kecamatan Alalak yang dilakukan dengan menggunakan metode analisis skoring dan overlay, sehingga diperoleh klasifikasi wilayah peri urban di Kecamatan Alalak yang terdiri dari peri urban primer, peri urban sekunder dan rural peri urban. Hasil analisis menunjukkan bahwa daerah yang termasuk dalam klasifikasi peri urban primer yaitu pada Kelurahan Handil Bakti dan Desa Berangas Timur. Daerah yang termasuk dalam klasifikasi peri urban sekunder yaitu pada Desa Pulau Sugara, Desa Pulau Alalak, Desa Semangat Karya, Desa Semangat Dalam, Desa Tatah Masjid Kelurahan Berangas, Kelurahan Berangas Barat, Desa Sungai Lumbah, dan Desa Beringin. Dan daerah yang termasuk dalam klasifikasi rural peri urban yaitu pada Desa Pulau Sewangi, Desa Semangat Bakti, Desa Balandean Muara, Desa Sungai Pitung, Desa Balandean, Desa Tanjung Harapan, dan Desa Panca Karya.
Latar Belakang: Internet berkembang pesat, dan media sosial khususnya (seperti Whatsapp, Instagram, dll) memiliki pengaruh besar dalam kehidupan, khususnya perilaku seksual remaja dan kesehatan reproduksi. Penggunaan media sosial untuk aktivitas seksual dipengaruhi oleh beberapa faktor. Tujuan dari kajian literatur ini adalah untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang mempengaruhi bagaimana penggunaan media sosial mempengaruhi perilaku seksual remaja. Metode: Dilakukan literature review dengan menggunakan database Pubmed dan Google Scholar untuk mencari artikel nasional dan internasional. Artikel tersebut kemudian dipilih berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan. sehingga menghasilkan total 10 artikel, 8 artikel dari jurnal nasional dan 2 artikel dari jurnal internasional. Hasil: Faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong. Tiga faktor penggunaan media sosial terhadap perilaku seksual remaja. Oleh karena itu, remaja harus memperluas kesadaran mereka akan media sosial, mengadopsi sikap yang baik tentangnya, dan menggunakannya dengan bijak ketika mereka melihatnya. Kesimpulan: Temuan studi ini menunjukkan bahwa sejumlah faktor mempengaruhi bagaimana remaja memanfaatkan media sosial dan terlibat dalam perilaku seksual.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.