Erupsi Gunung Semeru yang berlokasi di Kabupaten Lumajang Kabupaten Malang pada Bulan Januari 2021 mengakibatkan warga yang berada disekitar lereng gunung terdampak abu vulkanik dan awan panas. Akibatnya warga harus mengungsi ke daerah yang lebih aman untuk menghindari abu vulkanik dan awan panas. Dikarenakan hal tersebut, maka pemerintah Kabupaten Lumajang melakukan upaya mitigasi bencana untuk meminimalisir dampak yang diakibatkan erupsi Gunung Semeru tersebut. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui peran BPBD Kabupaten Lumajang dalam mitigasi bencana erupsi Gunung Semeru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini memperoleh data berupa hasil wawancara yang dilakukan langsung antara peneliti dengan ketua BPBD Kabupaten Lumajang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa peran BPBD kabupaten Lumajang dalam manajemen bencana erupsi Gunung Semeru adalah melaksanakan tugas sesuai SOP yaitu memanajerial bencana melaksanakan tugas sesuai SOP yaitu dengan manajerial bencana dengan memberikan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan dan peringatan dini pada saat pra bencana (sebelum terjadi bencana), membuat Posko dan memberikan bantuan kepada korban bencana pada saat terjadi bencana, serta menilai kerugian yang ditimbulkan pasca terjadinya bencana.
<p align="center"> </p><p><em>The problem of children in Indonesia is quite alarming. The Child Friendly City </em>(Kota Layak Anak/KLA)<em> development policy is the government's effort in overcoming these child problems. In implementing Child Friendly City, there are five parts is: First, civil rights and freedoms. Second, freedom when in a family environment and alternative care. Third, the right to basic welfare and health. Fourth, education, the use of spare time and cultural activities and fifth, special protection guarantees. Surabaya has been awarded as a Child Friendly City for the main category four times. The award is given to districts/cities that are successful and committed to every indicator of the KLA policy assessment. The award received by Surabaya does not indicate that has been implemented 100%. This research was conducted in a qualitative descriptive manner. This research was conducted at the Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana </em>(DP3APPKB) <em>in Surabaya. Data was collected by observational interviews and documentation. The focus in this study is based on the theory of Mazmanian and Sabatier policy implementation, namely: 1) Problem characteristics, 2) Policy characteristics, and 3) Policy environment. The analytical technique used is the Miles and Huberman Interactive Model. The data validity technique used is source triangulation. The results of this study are that the tractability of the problem in child-friendly city policies can be understood and overcome. Policy characteristics in child-friendly city policies are already good. The policy environment on the implementation of child-friendly cities has been going well.</em></p><p> </p><p>Permasalahan anak di Indonesia cukup memprihatinkan. Kebijakan pengembangan <em>Child Friendly City</em> (Kota Layak Anak/KLA) merupakan upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan anak tersebut. Dalam melaksanakan Kota Layak Anak<em> </em>terdapat lima bagian dari pemenuhan hak istimewa anak yaitu: Pertama, hak sipil dan kebebasan. Kedua, kebebasan ketika dalam lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif. Ketiga, hak atas kesejahteraan dan kesehatan dasar. Keempat, hak atas pendidikan, pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya dan kelima, hak atas jaminan perlindungan khusus. Kota Surabaya telah memperoleh penghargaan sebagai Kota Layak Anak kategori utama sebanyak empat kali. Penghargaan tersebut diberikan kepada kabupaten/kota yang berhasil dan berkomitmen dalam memenuhi setiap indikator pengukuran penilaian kebijakan KLA. Penghargaan yang didapat oleh Kota Surabaya, tidak mengindikasikan bahwa pencapaian kebijakan KLA telah terlaksana 100%. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif kualitatif. Penelitian dilaksanakan di Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Fokus dalam penelitian ini didasarkan pada teori implementasi kebijakan Mazmanian dan Sabatier yaitu: 1) Karakteristik Masalah, 2) Karakteristik kebijakan, dan 3) Lingkungan debijakan. Teknik analisis yang digunakan yaitu dengan menggunakan <em>Interactive Model</em> Miles and Huberman, yaitu triangulasi sumber. Hasil penelitian ini yaitu karakteristik masalah pada kebijakan Kota Layak Anak sudah dapat dipahami dan diatasi. Karakteristik kebijakan pada kebijakan Kota Layak Anak sudah baik. Lingkungan kebijakan pada implementasi Kota Layak Anak sudah berjalan dengan baik.</p><p> </p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.