Masalah yang dibahas dalam ulasan ini adalah bagaimana untuk lebih mengembangkan hasil belajar siswa kelas VI dalam ujian persahabatan dengan memanfaatkan media gambar. Alasan kajian ini adalah untuk lebih mengembangkan hasil belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan (IPS) tentang ASEAN dengan memanfaatkan media gambar. Sumber informasi kajian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri 1 Birem Rayeuk Kecamatan Birem Bayeun Kabupaten Aceh Timur dengan jumlah siswa 19 orang. Pada saat penjajakan diarahkan pada semester 2 tahun pelajaran 2022/2023. Eksplorasi diarahkan untuk 2 siklus. Informasi yang dikumpulkan adalah informasi kuantitatif dan subyektif. Informasi kuantitatif adalah informasi yang diperoleh dari hasil tes perkembangan pada setiap siklus. Informasi yang diperoleh kemudian dibicarakan dengan aturan-aturan kemajuan untuk menentukan hasil belajar siswa. Hasil yang diperoleh pada pra siklus hanya 7 siswa (36,84%) yang mendapat nilai di atas KKM. Siklus I bertambah menjadi 17 siswa (89,47%). Sedangkan pada siklus II bertambah menjadi 19 siswa (100 persen). Akhir dari penelitian perbaikan pembelajaran dengan memanfaatkan media gambar dapat lebih mengembangkan hasil belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan (IPS).
Rendahnya prestasi matematika siswa kelas III di SD Negeri Ngajaran 03 merupakan akibat dari metode mengajar guru yang monoton. Padahal pelajaran matematika sangat penting bagi kehidupan sehari-hari, khususnya bagi siswa, sehingga guru harus berinovasi dengan memasukkan metode pembelajaran “Make a Match” ke dalam pembelajaran mata pelajaran Matematika untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang rendah. Jenis penelitian ini dibagi menjadi 2 siklus. Setiap siklus yang diteliti meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan evaluasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai siswa yang mencapai KKM lebih dari 65; khusus pada Pra-Siklus, diketahui nilai dari 29 siswa yang tuntas dalam pembelajaran sebanyak 10 siswa (34,5%) dan yang tidak tuntas sebanyak 19 siswa (65,5%), dengan nilai rata-rata 57,93. Pada Siklus I, 15 siswa (52,5%) yang tuntas dalam pembelajaran dan 19 siswa (65,5%), dengan nilai rata-rata 57,93. Pada Siklus II, 15 siswa (52,5%) yang tidak tuntas dalam pembelajaran dan 19 siswa (65,5%), dengan nilai rata-rata 57,93. Pada Siklus I, 15 siswa (52%) yang tuntas belajar, berbanding dengan 14 siswa (48%) dengan nilai 63,96 yang belum tuntas. Siklus II terjadi peningkatan hingga 26 siswa (90%) yang tuntas belajar, sedangkan yang tidak tuntas hanya 3 siswa (10%) dengan nilai 73,96. Atas dasar hasil pengamatan, evaluasi, dan revisi pada setiap pelaksanaan tindakan kelas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran model “Make a Match” dapat meningkatkan kemampuan pemecahan soal pecahan pada siswa SD Negeri Ngajaran 03
Siswa sering menganggap IPS sebagai pelajaran yang mebuat bosan dan kurang berminat karena metode yang digunakan selalu metode ceramah. Sebenarnya pelajaran IPS merupakan sarana pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mengatasi kebosanan siswa, pendidik memiliki tanggung jawab untuk menggunakan berbagai cara dan metode dalam proses pembelajaran IPS agar siswa senang dan memiliki minat yang tinggi terhadap materi, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan ide atau pemikirannya. Dalam pelaksanaanya, penelitian ini dilakukan dalam prasiklus, siklus I dan siklus II. Tahapan yang dilakukan dalam setiap siklus adalah perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta refleksi. Dipenelitian ini menggunakan siswa kelas IV SDN 01 Tanjung Dalom tahun pelajaran 2022/2023 dengan jumlah siswa 10 siswa diantaranya laki-laki berjumlah 5 siswa dan perempuan berjumlah 5 siswa. Berdasarkan persentase hasil belajar pada murid kelas IV dari siklus I sampai siklus II mengalami peningkatan. Persentase hasil kognitif 80% disiklus I meningkat dengan hasil 100% disiklus II. Persentase psikomotor 81,2% disiklus I meningkat yaitu 88,7% disiklus II. Persentase afektif 73,3% disiklus I meningkat yaitu 87,5% disiklus II. Temuan menunjukkan penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan kinerja akademik dalam studi sosial.
Alat peraga ialah suatu alat dalam proses pembelajaran disekolah yang sengaja dibuat dan dirancang untuk siswa. Dengan adanya alat peraga ini hal yang dlihat abstrak dapat diubah menjadi konkrit yang dapat dilihat secara nyata dalam pembelajaran di sekolah dasar. Penting nya alat peraga ini dapat mempermudah pemahaman siswa dalam memahami mengenai konsep-konsep yang terdapat dalam matematika khususnya pada bangun ruang. Pengaruh alat peraga terhadap peningkatan hasil belajar siswa ini sudah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan dengan pembelajaran yang tidak menggunakan alat peraga hal tersebut merupakan suatu hal yang sangat berbeda yang meningkatkan hasil belajar siswa lebih efisien dan efektif. Setelah siswa melakukan proses pembelajaran dengan cara pengamatan melalui alat peraga yang diberikan oleh guru ketika proses pembelajaran di sekolah maka, siswa yang sebelumnya tidak menyukai pelajaran matematika dengan bantuan alat peraga yang bermacam-macam bentuk akan membuat siswa menjadi menyukai dan menumbuhkan minat para siswa dalam melakukan pembelajaran matematika.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.