ABSTRAK. Produksi dan produktivitas tanaman kentang dipengaruhi oleh kenaikan suhu akibat pemanasan global. Untuk itu, diperlukan upaya adaptasi budidaya dengan penggunaan kultivar yang toleran terhadap suhu tinggi. Penelitian bertujuan melihat toleransi tanaman kentang terhadap suhu tinggi di dataran medium Majalengka (550 m dpl.), pada bulan September sampai November 2014. Sepuluh klon, yaitu klon 1 (397077.16), klon 2 (397073.7), klon 3 (392781.1), klon 4 (391846.5), klon 5 (395195.7), klon 6 (394613.139), Granola, Atlantik, Merbabu-17, dan Tenggo, ditanam menggunakan rancangan acak kelompok tiga ulangan, dengan sistem double row. Hasil penelitian menunjukkan klon 5 toleran terhadap suhu tinggi di dataran medium Majalengka dan mampu berproduksi dengan baik, ditunjukkan dengan rerata produksi umbi yang mencapai 430 g per tanaman, rerata jumlah umbi 8,70 umbi per tanaman dan perkiraan hasil yang mencapai 19,37 ton per hektar. Klon 5 ini memiliki keunikan dibandingkan klon-klon lainnya, pada karakter batang yang berwarna hijau keunguan, umbi berbentuk oval memanjang dengan kulit dan daging yang berwarna putih. Berdasarkan keunggulan yang dimiliki oleh klon 5 di pengujian ini maka klon 5 dapat direkomendasikan sebagai klon unggul di dataran medium dan dapat dimanfaatkan dalam program pemuliaan tanaman kentang untuk tujuan ketahanan terhadap suhu tinggi.atau umbi Kata kunci: Solanum tuberosum; Kemampuan berumbi; Suhu tinggi ABSTRACT. Production and productivity of potato plants to be one affected by temperature rising due to global warming. Therefore, adaptation of cultivation with using of heat tolerant cultivars is required. Research for testing the potato crop tolerance to high temperatures based on tuber production has been done in medium altitude Majalengka (550 m asl.), from September to November 2014. Ten clones, i.e. clone 1 (397077.16), clone 2 (397073.7), clone 3 (392781.1), clone 4 (391846.5), clone 5 (395195.7), clone 6 (394613.139), Granola, Atlantik, Merbabu-17, and Tenggo were planted using a randomized block design, three replications, with the double row systems. The results showed that clone 5 was tolerant to high temperatures in medium altitude Majalengka and produce well, as indicated by the average potato production reached 430 g per plant, average of tuber number 8.70 per plant and potential yield reached 19.37 tons per hectare. In addition, clone 5 was unique compared to other clones in color stem character i.e. purplish green, and tuber characters i.e. elongated oval shaped with the white skin and flesh. Based on its superiority in this research, then clone 5 can be recommended as superior clone in medium altitude and can be used in a breeding program high temperature tolerance.
ABSTRAK. Cabai rawit merupakan salah satu sayuran utama petani di dataran tinggi, karena memiliki nilai ekonomi tinggi dan dapat dengan mudah ditanam secara tumpang gilir dengan komoditas sayuran lainnya. Tujuan pengujian adalah mengetahui daya hasil genotipe-genotipe harapan cabai rawit pada agroekosistem dataran tinggi di Pangalengan. Pengujian menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak, dengan empat ulangan. Bahan pengujian terdiri dari empat genotipe harapan cabai rawit yang merupakan koleksi plasma nutfah Balai Penelitian Tanaman Sayuran, yaitu CRM 01, CRM 02, CRM 03, dan CRM 04 serta tiga varietas pembanding, yaitu Hot Seed, Patra, dan Bara. Pengujian dilakukan di Desa Gunung Cupu, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, 1.500 m dpl. Waktu pengujian bulan Maret sampai dengan Desember 2014. Data yang diamati meliputi data morfologi tanaman dan produktivitas hasil. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan karakter fenotipik antartujuh genotipe yang diuji. Genotipe CRM 03 menampilkan potensi hasil yang tertinggi (9,64 ton/ha), dengan karakter buah muda berwarna putih dan buah tua berwarna merah oranye. Genotipe CRM 03 dan genotipe Bara sangat cocok ditanam di dataran tinggi Pangalengan karena memiliki potensi hasil yang tinggi, yaitu CRM 03 mencapai 9,64 ton/ha sementara varietas pembanding Bara 8,76 ton/ ha. Genotipe CRM 03 diharapkan akan menjadi varietas unggul baru cabai rawit yang mempunyai produktivitas tinggi dan cocok ditanam di Pangalengan dan akan mendongkrak produktivitas cabai rawit di Pangalengan dan daerah lainnya yang mempunyai agroekologi mirip dengan dataran tinggi Pangalengan.Kata kunci: Cabai rawit (Capsicum sp.); Genotipe; Hasil; Dataran tinggi ABSTRACT. Chili (Capsicum sp.) is the main vegetable for farmers in the highland because it has high economic value and can be grown intercrop with others vegetables. The objective of the research was to test advanced genotypes of chili on yield under ecosystem highland of Pangalengan. The experimental design was randomized complete block design with four replications. Four genotypes of chili that were CRM01, CRM 02, CRM 03, and CRM 04 derived from advanced genotype from Indonesian Vegetables Research Institute and three varieties as comparison (Hot seed, Patra, and Bara) were used for treatments. The trial was conducted at Pangalengan, Bandung District, West Java Province, 1.500 m above sea level. The experiment was conducted since March until December 2014. Data observed was plant morphology and yield productivity. The result showed that was different phenotypic among the seven genotypes tested. CRM 03 Genotype was showed highest yielding (9.64 ton/ha), which has fruit character white and red orange for young and mature fruit. CRM 03 genotypes as well as variety of Bara was suitable to be grown in highland of Pangalengan due to high yielding. Yield obtained from CRM 03 was 9.64 ton/ha, whereas, Bara was 8.76 ton/ha. CRM 03 genotype hopefully can be released as a new variety with high yielding and adapted for Pangalengan and other...
ABSTRAK. Buncis merupakan salah satu sayuran yang mempunyai peranan penting sebagai sumber gizi masyarakat dan sebagai sumber ekonomi. Rerata hasil buncis masih rendah (< 15 t/ha). Salah satu cara untuk meningkatkan produksi buncis baik kuantitas maupun kualitas, yaitu melalui penggunaan benih bermutu tinggi. Benih bermutu tinggi dapat berupa varietas unggul baru buncis tegak, yang sampai saat ini belum ada varietas yang didaftar. Skrining kultivar-kultivar buncis tegak telah dilakukan dan menghasilkan empat kultivar yang menunjukkan hasil yang baik. Hasil dari uji pendahuluan dan uji lanjutan menunjukkan ternyata buncis tegak cocok untuk dikembangkan di dataran medium dan dataran rendah sampai 200 m dpl. Oleh karena itu, sebagai syarat untuk pendaftaran varietas telah dilakukan uji keunggulan di tiga lokasi dataran medium dan dua musim tanam. Penelitian ini bertujuan mendapatkan varietas unggul buncis tegak untuk dataran medium, kualitas baik (seragam, renyah, dan polong hijau terang) dan produksi tinggi (> 20 t/ha). Rancangan percobaan yang digunakan ialah acak kelompok dengan enam perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan terdiri atas lima nomor yang diuji, yaitu Le -02, Le -44, Balitsa 1, Balitsa 2, dan Balitsa 3 serta BC 02 sebagai pembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Balitsa 1, Balitsa 2, dan Balitsa 3 merupakan varietas unggul buncis tegak untuk dataran medium yang disukai konsumen dan produksi lebih besar, masing-masing 16,25 t/ha, 19,50 t/ha, dan 19,71 t/ha. Dari hasil kegiatan uji keunggulan ini didapat tiga calon varietas unggul buncis tegak berkualitas baik dan produksi tinggi dan beralasan untuk didaftarkan.Kata kunci: Varietas unggul; Buncis tegak; Seleksi dan adaptasi; Dataran medium ABSTRACT. Bush bean is one of vegetable crops as a sources of nutrient and valuable economically. Average yield is still low (<15 t/ha). Application of new superior varieties may be improve yield and quality of bush bean. From cultivar selection activities, it has been gained four new superior cultivars. Results from preliminary and further studies it was revealed that the new superior cultivars are suitable and adapted, and can be developed for both medium and low altitudes up to 200 m asl. Those new superior varieties were tested for multi-locations test at three different medium land for two planting seasons (rainy). The goal of these experiments is to find out the new superior varieties of bush beans for medium land which give high yield and quality (>15 t/ha). A randomized block design with four replications will be arranged in the field. Treatments comprised of four candidate of superior cultivars of bush beans, viz. Le-02, Le-44, Balitsa 1, Balitsa 2, and Balitsa 3 and BC 02 (control cultivars). The result showed that Balitsa 1, Balitsa 2 and Balitsa 3 the superior cultivars that are suitable for medium land and the yield > each production is 16,25 t/ha, 19,50 t/ha, and 19,71 t/ha. If can be concluded superior test, all list three candidat strains with high yield and qualities are suitable and reasonable...
ABSTRAK. Buncis merupakan salah satu sayuran yang mempunyai peranan penting sebagai sumber gizi masyarakat dan sebagai sumber ekonomi. Rerata hasil buncis masih rendah (< 15 t/ha). Salah satu cara untuk meningkatkan produksi buncis baik kuantitas maupun kualitas, yaitu melalui penggunaan benih bermutu tinggi. Benih bermutu tinggi dapat berupa varietas unggul baru buncis tegak, yang sampai saat ini belum ada varietas yang didaftar. Skrining kultivar-kultivar buncis tegak telah dilakukan dan menghasilkan empat kultivar yang menunjukkan hasil yang baik. Hasil dari uji pendahuluan dan uji lanjutan menunjukkan ternyata buncis tegak cocok untuk dikembangkan di dataran medium dan dataran rendah sampai 200 m dpl. Oleh karena itu, sebagai syarat untuk pendaftaran varietas telah dilakukan uji keunggulan di tiga lokasi dataran medium dan dua musim tanam. Penelitian ini bertujuan mendapatkan varietas unggul buncis tegak untuk dataran medium, kualitas baik (seragam, renyah, dan polong hijau terang) dan produksi tinggi (> 20 t/ha). Rancangan percobaan yang digunakan ialah acak kelompok dengan enam perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan terdiri atas lima nomor yang diuji, yaitu Le -02, Le -44, Balitsa 1, Balitsa 2, dan Balitsa 3 serta BC 02 sebagai pembanding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Balitsa 1, Balitsa 2, dan Balitsa 3 merupakan varietas unggul buncis tegak untuk dataran medium yang disukai konsumen dan produksi lebih besar, masing-masing 16,25 t/ha, 19,50 t/ha, dan 19,71 t/ha. Dari hasil kegiatan uji keunggulan ini didapat tiga calon varietas unggul buncis tegak berkualitas baik dan produksi tinggi dan beralasan untuk didaftarkan.Kata kunci: Varietas unggul; Buncis tegak; Seleksi dan adaptasi; Dataran medium ABSTRACT. Bush bean is one of vegetable crops as a sources of nutrient and valuable economically. Average yield is still low (<15 t/ha). Application of new superior varieties may be improve yield and quality of bush bean. From cultivar selection activities, it has been gained four new superior cultivars. Results from preliminary and further studies it was revealed that the new superior cultivars are suitable and adapted, and can be developed for both medium and low altitudes up to 200 m asl. Those new superior varieties were tested for multi-locations test at three different medium land for two planting seasons (rainy). The goal of these experiments is to find out the new superior varieties of bush beans for medium land which give high yield and quality (>15 t/ha). A randomized block design with four replications will be arranged in the field. Treatments comprised of four candidate of superior cultivars of bush beans, viz. Le-02, Le-44, Balitsa 1, Balitsa 2, and Balitsa 3 and BC 02 (control cultivars). The result showed that Balitsa 1, Balitsa 2 and Balitsa 3 the superior cultivars that are suitable for medium land and the yield > each production is 16,25 t/ha, 19,50 t/ha, and 19,71 t/ha. If can be concluded superior test, all list three candidat strains with high yield and qualities are suitable and reasonable...
ABSTRAK. Kubis bunga merupakan sayuran sehat yang banyak diminati konsumen. Dalam peningkatan produksi tanaman sayuran, khususnya kubis bunga yang perlu diperhatikan adalah kualitas benih. Oleh karena itu dilakukan kegiatan penelitian untuk menghasilkan benih kubis bunga yang bermutu. Penelitian bertujuan untuk mengetahui konsentrasi pupuk Boron yang tepat dan teknik penanaman untuk peningkatan perbenihan kubis bunga. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Berastagi mulai dari bulan Januari sampai Oktober 2014. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) pola faktorial dengan empat ulangan. Faktor pertama adalah dosis pupuk Boron (B 0 = tanpa pupuk Boron, B 1 = 5 kg/ha, B 2 = 10 kg/ha, B 3 = 15 kg/ha, B 4 = 20 kg/ha, B 5 = 25 kg/ha). Faktor kedua adalah teknik penanaman (N 1 = tanpa naungan, N 2 = menggunakan naungan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Boron 15 kg/ha dapat meningkatkan jumlah cabang, jumlah polong, jumlah dan bobot benih per tanaman, serta persentase benih tumbuh per tanaman pada perbenihan kubis bunga. Pemakaian naungan dapat meningkatkan jumlah tangkai, jumlah polong, jumlah dan bobot benih per tanaman pada perbenihan kubis bunga.Kata kunci: Brassica oleracea var. Botrytis; Pupuk Boron; Naungan plastik transparan ABSTRACT. Cauliflower is a nutritious vegetable that highly demanded by consumers. The yield of cauliflower is very much effected by the seedling quality. This justifies the importance of studying how to produce a good quality of cauliflower seedling. The objective of the study was to determine the exact concentration of Boron fertilizer and to identify the most appropriate planting technique in producing cauliflower seedlings. The study was conducted in Berastagi Experimental Garden from January to October 2014. A randomized complete block design (RBD) was used with four replications. The first factor was the dose of Boron fertilizer Kubis bunga (Brassica oleracea var. Botrytis) mempunyai peranan penting bagi kesehatan manusia, karena mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan tubuh. Menurut Rukmana (1994), komposisi zat gizi dan mineral setiap 100 g kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0 mg), fosfor (72,0 mg), zat besi (1,1 mg), vitamin A (90,0), vitamin B1 (0,1 mg), vitamin C (69,0 mg), dan air (91,7 g). Permintaan terhadap kubis bunga cenderung semakin meningkat sejalan dengan perkembangan penduduk, terutama yang tinggal di perkotaan. Sementara itu, produksi kubis bunga ditingkat petani ternyata masih relatif rendah, yaitu rerata hasil pada 10,60 ton/ha musim kemarau dan 5,68 ton/ha pada musim penghujan (Gunandi & Asandhi 1988).Faktor utama penentuan keberhasilan budidaya tanaman adalah ketersediaan benih bermutu. Faktor berikutnya yang merupakan pendukung keberhasilan adalah aspek pemeliharaan termasuk pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit. Pada saat ini, dijumpai beberapa permasalahan dalam budidaya kubis bunga, antara lain perbenihan, di mana banyak dijumpai polong yang kosong...
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.