Naskah diterima tanggal 19 Agustus 2014 dan disetujui untuk diterbitkan tanggal 5 Januari 2015 ABSTRAK. Perbanyakan tanaman tin pada umumnya dilakukan dengan setek batang. Penanaman setek batang tanpa perlakuan menghasilkan persentasi jadi bibit yang relatif rendah sehingga diperlukan suatu perlakuan yang tepat pada setek sebagai sumber bibit yang dapat meningkatkan persentase jadi bibit. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis bahan alami dan asal setek batang terhadap pertumbuhan bibit tin. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Berastagi dengan ketinggian tempat 1.340 m dpl. jenis tanah Andisol yang dilaksanakan dari bulan Juni sampai November 2011. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan dua ulangan. Sebagai faktor I adalah jenis bahan alami yang terdiri atas a 0 = air, a 1 = air kelapa 100%, a 2 = air kelapa 50%, a 3 = sari bawang merah 100%, a 4 = sari bawang merah 50%, dan a 5 = pembanding (Rootone-F 100 ppm), sedangkan faktor II adalah asal setek bibit yang terdiri atas i 1 = pangkal batang, i 2 = tengah batang, dan i 3 = ujung batang. Sumber bibit berasal dari satu pohon induk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh nyata perlakuan asal setek batang pada setiap parameter yang diamati, tidak terdapat interaksi antara jenis bahan alami dan asal setek tanaman bibit tin. Jenis bahan alami air kelapa 50% menghasilkan waktu bertunas lebih cepat, panjang tunas, jumlah daun, panjang, dan bobot basah akar yang tinggi. Bahan alami air kelapa 50% dapat menggantikan perangsang akar sintetis sebagai zat pengatur tumbuh pada setek batang tin. Hasil dari penelitian akan bermanfaat dalam meningkatkan persentase jadi perbanyakan bibit tin melalui setek batang dengan menggunakan bahan alami sebagai perangsang tumbuh. Katakunci: Ficus carica L.; Air kelapa; Sari bawang merah; Asal setek bibit ABSTRACT. The propagation of fig generally done by stem cuttings. Planting cuttings without treatment resulted in a percentage the seeds are relatively low, so we need a proper treatment of the cuttings as a source of seeds, so the seeds can increase the percentage. The aimed of the research to find out the effect of growth natural hormones and stem cutting sources of fig seed growth. The research was conducted at Berastagi Experimental Farm with the altitude is 1,340 m asl., the soil type is Andisol, on June -November 2011.Factorial randomized block design was used with two replications. The first factor is natural materials: a 0 = water, a 1 = . coconut water 100%, a 2 = . coconut water 50%, a 3 = . shallot juice 100%, a 4 = shallot juice 50%, and a 5 = comparison (Rootone-F 100 ppm). The second factor is stem cutting origins : i 1 = stem base, i 2 = stem middle and i 3 = stem tip. The seed source from the one mother plant. The result showed that no found effect of stem cutting origin treatment of each parameter were observed, no found interaction between the type of natural materials and stem cutting origin of fig seedlings. Type of natural material coconut water 50% yi...
<p>Pemupukan organik banyak memberikan kontribusi pada perlindungan lingkungan dan masa depan kehidupan manusia serta menjamin keberlanjutan bagi agroekosistem dan kehidupan petani sebagai pelaku pertanian. Sumber daya lokal dipergunakan sedemikian rupa sehingga unsur hara sintetis, biomassa, dan energi dapat ditekan serendah mungkin serta mampu mencegah pencemaran lingkungan. Penelitian bertujuan mendapatkan formulasi pupuk organik sumber daya lokal untuk budidaya sayuran kubis. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Berastagi dengan ketinggian tempat 1.340 m dpl. dan jenis tanah Andisol. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus sampai November 2015. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) terdiri atas enam perlakuan dengan lima ulangan. Perlakuan yang diuji adalah: (A) POC kirinyuh, (B) kotoran kelinci plus (Kotciplus), (C) POC orok-orok, (D) POC kirinyuh + urin kelinci (1 : 1 v/v), (E) POC orok-orok + urin kelinci (1 : 1 v/v), dan (F) kontrol (pupuk kimia sintetis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk organik Kotciplus dapat memacu pertumbuhan dan hasil kubis lebih baik daripada pupuk kimia sintetis. Penggunaan pupuk organik Kotciplus dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman kubis sebesar 4,42%, lebar daun sebesar 4,78%, diameter krop sebesar 3,26%, bobot krop per tanaman sebesar 7,13%, dan produksi per plot sebesar 2,43% dibanding penggunaan pupuk kimia sintetis. Penggunaan pupuk organik dapat menekan serangan penyakit akar gada sebesar 19,06 – 57,01%, namun meningkatkan serangan hama 12,12 – 27,5% dari kontrol. Implikasi yang diperoleh adalah pupuk organik Kotciplus sangat cocok untuk budidaya kubis.</p><p><strong>Keywords</strong></p><p><em>Brassica oleracea</em> var. capitata L.; Pupuk organik</p><p><strong>Abstract</strong></p><p>Organic fertilization contributes to the protection of the environment and the future of human life. Organic farming also guarantees the sustainability of the agro-ecosystems and the lives of farmers as agricultural factors. Local resources are used in a way that synthetic nutrients, biomass, and energy can be reduced as low as possible and be able to prevent environmental pollution. The aim of the research is to extract local resources of organic fertilizer for the cultivation of vegetable cabbage. The study was conducted in Berastagi Experimental Garden with less altitude of 1,340 m above sea level and type of soil Andisol. The research was conducted from August to November 2015. The design used was a randomized block design, consist of six treatments with five replications. The treatments tested were: (A) LOF (liquid organic fertilizer) kirinyuh, (B) manure rabbit plus (Kotciplus), (C). LOF sunn hemp, (D) LOF kirinyuh + rabbit urine (1: 1 v/v), (E) LOF sunn hemp + rabbit urine (1: 1 v/v) and (F) control (synthetic chemical fertilizers). The results obtained are : Natural Kotciplus fertilizer can stimulate the growth and yield of cabbage were better than synthetic chemical fertilizers. The use of natural Kotciplus fertilizer can increase the high growth 4.42% cabbage, leaf diameter 4.78%, crop diameter 3.26%, the weight of the crop per plant 7.13% and the production per plot 2, 43% compared to the use of chemical synthetic fertilizers. The use of natural fertilizers can suppress the attack of the clubroot disease by 19.06 % to 57.01%, but increased pest attacks 12.12 - 27.5% of controls. The implication is that natural Kotciplus fertilizer is very suitable for cabbage cultivation.</p>
In general, shallot was planted in low land to highland, but it usually planted in area has rain fall and humidity not high, because can effect to the yielding, so that needed the adaptive varieties in the condition. The aim of the research was to determine the growth and yield of some varieties of shallot adaptive in wet highlands. The research conducted in Berastagi experimental farm, Dolat Rayat district, Karo regency, with type of the soil is andisol and altitude of 1,340 m asl. The research was beginning from September - December 2015. The design was used randomize block non factorial with 5 replication. The treatment was shallot varieties (Bima, Maja, Trisula, Agrihorti 1 and Agrihorti 2). The shallot seeds were from Java. The result showed that the Agrihorti 1 and Bima varieties had a more adaptive vegetative growth in wet highland than 3 other varieties. Agrihorti 1 and Bima varieties produced the highest bulb production respectivaly i.e.12,76 kg / 5 m2 and 12,61 kg / 5 m2. Agrihorti 1 varieties have the largest bulb diameter 2,99 cm. Shallot Agrihorti 1 varieties adaptive in the wet highland.
ABSTRAK.Teknik perbenihan perlu diperhatikan untuk mendapatkan benih wortel bermutu. Hal ini terjadi dikarenakan oleh teknik perbenihan / pemilihan umbella sebagai sumber bibit kurang tepat. Penelitian bertujuan untuk meningkatkan produksi dan mutu benih wortel melalui perlakuan pemangkasan cabang dan pemberian pupuk boron. Penelitian dilakukan pada bulan JanuariMei 2014 di Kebun Percobaan Berastagi, dengan ketinggian ± 1.340 m dpl, jenis tanah Andisol. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok faktorial dengan tiga ulangan, di mana faktor 1= teknik pemangkasan (P 0 = tanpa pemangkasan, P 1 = pemangkasan cabang tersier, P 2 = pemangkasan cabang primer dan tersier) dan faktor 2 = dosis pupuk boron (Bo = 0, B1 = 5 kg/ ha, B2 = 10 kg/ha, dan B3 = 15 kg/ha). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemangkasan cabang tersier pada perbenihan wortel dapat meningkatkan jumlah cabang sekunder 15,12 -23,91%, diameter cabang sekunder 17,87 -19,97%, bobot kotor benih 66,87 -70,62%, bobot bersih benih 62,85 -70,62%, dan menurunkan persentase benih hampa 32,82 -44,52%. Pemberian pupuk boron dengan dosis 15 kg/ha dapat meningkatkan jumlah cabang sekunder 60,89%, bobot kotor benih 59,85%, bobot bersih benih 67,68%, dan menurunkan persentase benih hampa ±58,32% dibanding tanpa pemberian boron. Persentase tumbuh benih dapat ditingkatkan (49,28 -51,89%) dengan perlakuan pemangkasan cabang tersier dan pemberian pupuk boron 5-10 kg/ha. Kata kunci: Daucus carota; Pemangkasan cabang; Pupuk boron ABSTRACT. Seeding techniques need considered to get a quality carrot seeds. This occurs due to the seeding technique/umbella election as seed sources are less precise. This study aims to improve the production and quality of carrot seeds by treatment branch pruning and fertilizer application boron. The study was conducted from January to May 2014 in Berastagi Experimental Gardens, with an altitude of ± 1,340 m asl, Andisol soil type. The design used was a factorial randomized block design with three replications. Factor 1: pruning techniques (P 0 = without pruning, P 1 = pruning tertiary branches, P 2 = pruning primary and tertiary branches) and factor 2 = dose boron fertilizer (Bo = 0, B 1 = 5 kg/ha, B 2 = 10 kg/ha and B 3 = 15 kg/ha). The results show that tertiary branch pruning can increase the number of secondary branches 15.12-23.91%, the diameter of the secondary branch 17.87-19.97%, gross weight of seed 66.87-70.62%, net weight of seed 62.85-70.62% and reduced the percentage of empty seed 32.82-44.52%, boron fertilizer with a dose of 15 kg/ha can increase the number of secondary branches of 60.89, 59.85% seed gross weight, net weight of seeds of 67.68%, and reduced the percentage of empty seed ± 58.32% than without boron. The percentage of good growing seed can be improved ha (49.28-51.89%) by tertiary branch pruning and fertilizer application 5 to 10 kg/ha.
Persilangan merupakan upaya memperbesar keragaman genetik dengan memadukan sifat tetua untuk mendapatkan varietas unggul. Saat ini tanaman markisa ungu merupakan buah yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi, dan sebagai bahan baku untuk pembuatan sirup. Namun bobot buah markisa ungu tergolong yang kecil, sehingga perlu dilakukan persilangan antara markisa asam ungu dan merah untuk mendapatkan markisa asam hibrid yang lebih unggul, sehingga dilakukan kegiatan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui karakter calon varietas markisa asam hasil persilangan markisa asam ungu dan markisa asam merah, dan untuk melihat keunggulannya dibandingkan dengan markisa asam ungu. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Berastagi, Kecamatan Dolat Rayat, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, dengan ketinggian tempat 1.340 m di atas permukaan laut (dpl) dan jenis tanah Andisol. Kegiatan dilakukan pada kurun waktu 2008 - 2010 dengan kegiatan meliputi persilangan antara markisa asam ungu dan merah, serta karakterisasi dan evaluasi yang dilakukan pada benih, daun, dan buah dari markisa asam hibrid dan tetuanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa markisa asam hibrid mempunyai beberapa keunggulan, antara lain bobot buah lebih besar (110 g - 130 g) dibanding markisa asam ungu dan merah (49,52 g – 56,08 g dan 79,21 g – 120,51 g), sari buah kental, ukuran buah lebih besar dan sedikit beraroma jambu biji.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.