Era revolusi industri 4.0 membawa konsekuensi terhadap pendidikan sains untuk mampu mempersiapkan individu yang memiliki kompetensi mumpuni dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan dengan mengaplikasikan kemajuan teknologi pada kegiatan pembelajaran. Kajian ini memberikan gambaran terhadap peranan pembelajaran sains di era revolusi industri 4.0. Hasil kajian menunjukan bahwa sains berkaitan erat dengan teknologi, selanjutnya bahwa sains memiliki peranan yang sangat besar dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul, baik secara soft skill maupun hard skill. Sains memiliki peranan dalam mendorong peserta didik untuk mampu mengaplikasikan pemahamannya akan sains dalam menghasilkan suatu karya teknologi yang bermanfaat dalam pemenuhan kebutuhan hidup manusia, hal tersebut mengingat karena teknogi merupakan aplikasi dari sains. Melalui sains peserta didik berlatih mengembangkan kemampuan berpikir sistematis, logis, dan kritis selanjutnya melalui sains peserta didik juga dilatih untuk melakukan penemuan dan rekayasa dengan menerapkan berbagai langkah kerja ilmiah.
Berpikir kreatif sangat diperlukan siswa pada pendidikan abad 21. Tantangan pada abad 21 ditandai dengan tantangan yang semakin rumit dan kompleks dimana diperlukan kemampuan berpikir kreatif. Melalui berpikir kreatif siswa dapat menghasilkan sesuatu ide atau gagasan baru dalam menyelesaikan permasalahan terutama yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Peran guru dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dapat dilakukan melalui pembiasaan dalam proses pembelajaran sehingga mencapai tujuan pendidikan. Ada lima tahapan dalam proses berpikir kreatif yaitu: 1) tahap persiapan, 2) tahap konsentrasi, 3) tahap pengetahuan, 4) tahap pemecahan, dan 4) tahap verifikasi. Guru dalam mengimplementasi proses pembelajaran agar siswa memiliki kemampuan berpikir kreatif diperlukan langkah-langkah pengembangan instrumen penilaian adalah sebagai berikut: 1) menentukan standar, 2) menentukan konstruk, 3) menentukan tugas autentik yang akan dan harus dilakukan siswa, 4) mengembangkan kriteria penilaian, dan 5) membuat rubrik penilaian. Instrumen penilaian berpikir kreatif dapat digunakan sebagai acuan bagi guru dalam melakukan penilaian berpikir kreatif sehingga penilaian bersifat objektif tidak subjektif. Kata Kunci: instrumen penilaian, berpikir kreatif, pendidikan abad 21
This research is motivated by the lack of teachers' ability to use media related to the students environment as teaching materials to develop primary school students' critical thinking ability. The research aims at developing problem-based learning media (PBL) using comic book in order to improve students' critical thinking ability. The research employed a research and development design using the experimental research design with a one-group pretest-posttest design. The subjects of the research were 28 fourth-grade students in one of primary schools in Indramayu Regency. The research produced a product in the form of problem-based comic media developed based on the needs of teachers and students. The subject material in the comic book contained problems that occurred in the real environment within the students. Based on the validation tests carried out by material experts, media experts and practitioners, the results revealed that the product was included in the “Very Valid” category. While, the practicality test results revealed that the product was included in the “Very Practical”.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.