Deviant behavior is defined as behavior, actions, or someone in response to the environment contrary to the norms and laws that exist in society. Amid public life still occasionally encountered measures are not in accordance with the rules (norms) in effect on the community, for example a students cheat on quizzes, lying, stealing, and disturbing other students. Spot, the role of teachers is necessary and can be done through education and will appear, when the teacher managed to create a positive character on learners, for example learners will be an honest individual (not cheating on replay, lying, stealing) and disturbing other students. Therefore, teachers become good role models, pay attention to several criteria such as: having a good personality, including how to speak, how to relate with learners, behavior, etchics are high, kind, friendly, trustworthy, resolute, sincerity in teaching, course of action that leads to a positive attitude and so on.
The cognitive paradigm of "client centered" is one of the paradigms that humanize humans, there are positive things in this paradigm that can adopting in the world of teaching. Because in the cognitive paradigm of "client centered" Rogers said that there is motivation in healthy people, namely self-actualization. This article will take the positive side of the "client centered" cognitive paradigm for the recognition of individual abilities that can developing in Islamic education that does not violate the rules in Islamic education. This study uses a qualitative approach using library research methods related to literature, either in the form of books or sources of notes and the results of previous research. Based on the results of the study on the "client centered" cognitive paradigm, it was found that; Every human being has a basic need for warmth, appreciation, acceptance, admiration, and love from others. This need is called the need for positive regard, which is further divided into 2, namely conditional positive regard (conditional) and unconditional positive regard (unconditional). There are five characteristics of a fully functioning person (openness to experience, existential life, belief in one's own organism, feeling of freedom, creativity). The client centered cognitive paradigm has positive meaning, which can make it easier for people to understand someone in education field, and can use Islamic glasses for research, and ultimately open up thinking insights. Abstrak Paradigma kognitif “client centered” merupakan salah satu paradigma yang memanusiakan manusia terdapat hal yang positif dalam paradigma ini yang dapat diadopsi dalam dunia pengajaran. Sebab dalam paradigma kognitif “client centered” Rogers menyampaikan bahwa terdapat motivasi pada orang yang sehat yaitu aktualisasi diri. Artikel kali ini akan megambil sisi positif dari paradigma kognitif “client centered” tentang pengakuan terhadap kemampuan diri individu yang dapat dikembangkan dalam pendidikan islam yang tidak menyalahi aturan dalam pendidikan islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode library research yang berkaitan dengan kepustakaan, baik berupa buku atau sumber catatan dan hasil penelitian terdahulu. Berdasar hasil kajian tentang paradigma kognitif “client centered” ditemukan bahwa; Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat). Terdapat lima sifat khas seseorang yang berfungsi sepenuhnya (keterbukaan pada pengalaman, kehidupan eksistensial, kepercayaan terhadap organisme sendiri, perasaan bebas, kreativitas). Paradigma kognitif client centered terdapat hal yang positif yang memberikan kemudahan untuk memahami seseorang dalam dunia pendidikan dan dapat dikaji dengan kacamata islam yang pada akhirnya membuka wawasan dalam berpikir.
Konsep ilmu sosial profetik merupakan konsep kenabian yang dimunculkan oleh filsuf Muslim kontemporer, Muhammad Iqbal yang kemudian dikembangkan oleh Kuntowijoyo sebagaimana dalam QS Ali Imran: 110. Adapun unsur-unsur ilmu social profetik, yakni humanisasi, liberasi, dan transendensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji berbagai konsep ilmu sosial profetik menurut Kuntowijoyo. Peneliti menggunakan jenis penelitian kepustakaan yang dianalisis menggunakan metode analisis isi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) cara pandang pendidikan dalam paradigma humanisasi lebih mengedepankan pada proses memanusiakan manusia. Oleh karena itu, guru perlu menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki tiap peserta didik tanpa pandang bulu. Selanjutnya, (2) dalam paradigma pendidikan liberasi, pendidikan dipandang sebagai proses pembebasan dari kebodohan dan ketidakadilan. Pendidik dituntut kreatif inovatif untuk memotivasi peserta didik agar mampu melawan kebodohan yang disebabkan oleh faktor kemalasan. Sementara itu, (3) pendidikan transendensi lebih bersifat pada hubungan vertikal antara individu dengan Tuhannya. Peserta didik yang mempunyai iman yang baik akan lebih berhati-hati dalam mengamalkan ilmunya dan tidak berbuat curang ketika ujian
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.