Pendahuluan: Daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) merupakan tanaman kaya akan metabolit sekunder dengan aktivitas farmakologi seperti obat batuk, antidiabetes, antiinflamasi, antioksidan dan antibakteri. Untuk menelusuri dan skrining senyawa antibakteri dalam ekstrak daun belimbing wuluh maka dilakukan dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Bioautografi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk skrining dan deteksi terhadap senyawa aktif menghambat bakteri Staphyllococcus aureus dengan metode KLT Bioautografi kontak yang diharapkan menjadi kandidat senyawa antibakteri baru. Metode: Eksperimental dengan metode ekstraksi maserasi dilanjutkan uji aktivitas senyawa antibakteri secara difusi (sumuran). Skrining senyawa antibakteri digunakan metode KLT bioautografi kontak. Hasil: Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ekstrak daun belimbing wuluh memiliki aktivitas antibakteri. Skrining senyawa antibakteri secara KLT bioautografi kontak menunjukkan adanya zona hambat oleh noda pada Rf 0,65. Analisis data secara statistik menggunakan One Way Anova dengan tingkat kepercayaan p0,05 memperlihatkan adanya perbedaan bermakna antara tiap kelompok. Kesimpulan: Ekstrak etanol daun belimbing wuluh memiliki aktivitas menghambat Staphyllococcus aureus dan pada KLT bioautografi menunjukkan bahwa noda yang sejajar dengan kuersetin pada Rf 0,65 memperlihatkan adanya zona hambat.
Tanaman daun kupu-kupu (Bauhinia purpurea L.) adalah tanaman yang banyak ditemukan sebagai perindang di jalanan dan belum banyak dieksplorasi. Tanaman ini diketahui mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, fenol, dan tanin yang kaya akan manfaat salah satunya sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan kandungan senyawa tannin total ekstrak etanol daun kupu-kupu. Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi dan remaserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Skrining fitokimia dan analisis KLT secara kualitatif dilakukan untuk mengetahui adanya senyawa flavonoid, fenol. Pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH menggunakan konsentrasi 10, 50, 100, 150, dan 200 ppm, sedangkan penetapan kandungan senyawa tanin total ditetapkan secara spektrofotometri menggunakan asam galat sebagai standar. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak mengandung senyawa flavonoid dan fenol, sedangkan hasil KLT ekstrak dengan standar asam galat belum menunjukkan pemisahan yang berarti karena terjadi tailing. Pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DPPH memberikan hasil IC50 706 ± 1,52 ppm. Hasil uji kandungan senyawa tannin total ekstrak daun kupu-kupu adalah 33,3± 0,58 mg GAE/g ekstrak. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun kupu-kupu masuk dalam kategori lemah karena IC50 yang diperoleh lebih dari 200 ppm dan kandungan senyawa tannin total dalam setiap gram ekstrak adalah 33,3± 0,58 mg ekuivalen dengan tiap gram asam galat.
Jatropha multifida L. merupakan tumbuhan yang memiliki banyak khasiat dalam pengobatan. Senyawa aktif tanaman ini antara lain tanin, saponin, flavonoid dan fenol. Kandungan senyawa aktif dan kualitas ekstrak suatu tumbuhan obat tidak dapat dijamin memiliki jumlah yang sama, hal ini disebabkan pengaruh tempat tumbuh yang berbeda. Oleh karena itu perlu dilakukan standarisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi parameter spesifik ekstrak daun yodium dari Kota Kediri, Nganjuk dan Madiun. Pengujian parameter spesifik meliputi identitas ekstrak, organoleptik, kandungan senyawa terlarut dalam air dan etanol 96%, serta skrining fitokimia flavonoid, alkaloid tanin, dan saponin. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak dari Kediri, Nganjuk dan Madiun memiliki bentuk ekstrak yang kental dengan warna coklat kehitaman, serta memiliki bau dan rasa yang khas serta rasa pahit. Berdasarkan uji skrining fitokimia semua ekstrak mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, saponin. Selanjutnya uji kadar senyawa terlarut dalam etanol
The characterization was ensuring quality of traditional raw materials for drug preparations. Purification extract was a part of extract which released from compounds it was more effective for pharmacological activities. The effectivity an antihypertensive was still very rarely proven by use of traditional ingredients, especially from purified rosella. The aim of the study is characterization and knowing of calyx purified extract of rosella which is suspected to have antihypertensive activity in vivo. The method was done by purifying, characterization, determined of quercetin, and antihypertensive activity. Positive control (captopril), negative (CMC Na 0,5%), test of 12,5 dan 25 mg/kg BB. Descriptive data analysis for characterization, linear regression analysis of quercetin and antihypertensive statistical testing. The results for characterization of 1.41% water content, specific gravity 0.63% w / v, drying losses 2.82% and 2.31%. Levels of quersetin of 7.02 ± 0.15. The activity as antihypertensive result decrease in blood pressure which is indicated by a significant difference between the positive control and the test group. The 25 mg / kg body weight ETKR dose is an effective dose in reducing blood pressure. The non-specific character of purified extract of rosella calyx, FHI and through oral administration of ETKR can reduce the blood pressure of test animals with an effective dose of 25mg / kgBB. This research still requires identification of bioactive compounds responsible for these activities.
Traditional plants in Indonesia, have a variety of benefits to overcome various diseases. For example, sweet corn hair waste (Zea mays L), was the residue from corn which is usually used for culinary purposes. Corn silk in previous studies was thought to have pharmacological activity as anti-inflammatory, antidiabetic, and antihypertensive. This study aims to determine the characterization of the ethanol extract of sweet corn hair waste in a hilly area of Kediri, East Java. Characterization to determine the content of active compounds in the ethanol extract of sweet corn hair waste and to ensure the quality of corn hair waste extract when it will be used as raw material for traditional medicine. Characterization includes specific parameters such as screening for metabolites in plant extracts using Thin Layer Chromatography (TLC) and non-specific parameters including determination of water content and specific gravity. The sample used was ethanol extract of sweet corn hair waste (EELRJM) obtained from the hilly area of Kediri, East Java. The results of the specific parameters of the secondary metabolite compound test by TLC indicated that EELRJM contains quercetin compounds of the flavonoid group. Non-specific parameters resulted that the water content of EELRJM did not meet the requirements of the extract monograph because it was suspected that there was an influence on the weather including rainfall.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.