Background: The use of smartphones increases in Indonesia, its users are no longer among adults but have also spread to teenagers and children. Smartphone addiction causes a variety of problems, both physical, social, behavioral, and psychological problems of adolescents.Objective: The objective of this study is to identify the association between the tendency of smartphone addiction and the occurrence of emotional mental disorders in adolescents of junior high school students in Samarinda.Methods: This study used a descriptive analytic design through cross-sectional approach conducted in junior high schools in Samarinda. Sample of this study were 127 students. The 20 self-questionnaire adopted from the 2013 Basic Health Research questionnaire was used to measure emotional mental disorders, and the Smartphone Addiction Scale - Short Version (SAS-SV) questionnaire was used to measure smartphone addiction. Data were analyzed with multiple logistic regressions.Results: Results showed that there was an association between smartphone addiction and emotional mental disorders among junior high school students in Samarinda (p < .05). Adjusted Odds Ratio (AOR) was obtained at 2.418 (95% CI was 1.033 – 5.660).Conclusions: Smartphone addiction may lead emotional mental disorder among Junior High School students. The decisive rules are needed in the use of smartphones, both at school and at home to prevent the occurrence of smartphone addiction.
ABSTRAK Kepribadian adalah segala corak kebiasaan manusia yang terhimpun di dalam dirinya dan digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan dirinya terhadap segala rangsang baik yang datang dari lingkungan maupun yang berasal dari dirinya sendiri. Fenomena anak dan remaja saat ini terkadang tumbuh di luar kontrol moral dan etika, tekanan dan tuntunan kehidupan mengakibatkan banyak individu mudah melakukan perilaku kekerasan, penyimpangan perilaku, kriminal, gangguan kejiwaan yang ringan hingga gangguan kejiwaan yang berat. Hal tersebut tidak muncul tiba-tiba tetapi sudah terpola dalam proses pikir anak sebagai akibat dari perkembangan kepribadian yang dibentuk sejak dini yang sangat besar pengaruhnya yaitu pola asuh orang tua. Untuk mendapatkan gambaran pola asuh anak di puskesmas Juanda Samarinda, penulis melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran pola asuh anak dan remaja di wilayah kerja Puskesmas Juanda Samarinda”. Responden dalam riset ini adalah ibu-ibu atau orang tua yang memiliki anak dan remaja yang berjumlah 111 responden. Hasil penelitian diolah dengan menggunakan statistis distribusi frekuensi dan disajikan dalam bentuk tabel, rerata usia responden adalah 22 tahun – 68 tahun rerata 37,9 tahun, jenis kelamin responden laki-laki 24 (1,6%), perempuan 87 (78%), tingkat pendidikan tidak sekolah 8 (7,2%), pendidikan kurang dari SMA 40 (36,0%) pendidikan SMA/SMK 40 (36.0%), pendidikan PT 23 (20.0%), Status pekerjaan responden tidak bekerja 72 (64.9%), bekerja 39 (35,1%) penghasilan < Rp. 2.000.000, 84 (75%), Rp. 2.000.000 0 Rp. 5.000.000 23 (20,7%), penghasilan > Rp. 5.000.000 4 (3,6%) jumlah anak satu (32,4%) , dua (34,2%) , tiga (21,6%) lebih dari tiga (11,7%) sedangkan hasil penelitian terhadap pola asuh anak yaitu pola asuh pemanja atau permisif 12 (10,8%), pola asuh demokratis yaitu 99 (89,2%). Penelitian ini sesuai dengan harapan yaitu orang tua mengasuh anak dengan pola demokratis atau autoritatif adalah pola asuh anak yang mendorong anak dan remaja bebas tetapi tetap memberikan batasan dan mengendalikan dengan tindakan mereka. Pola asuh yang diterapkan oleh ibu-ibu atau orang tua diwilayah kerja puskesmas Juanda sudah baik, kiranya dapat dipertahankan dan ditingkatkan lagi. Kata kunci : Pola asuh anak dan remaja
Rumah Sakit Umum Daerah membutuhkan perawat yang mampu melakukan pekerjaan lebih dari sekadar tugas formalnya dan mau memberikan kinerja yang baik. Perawat menginginkan kinerja lebih baik untuk melaksanakan fungsinya. Pencapaian kinerja yang optimal dapat dilakukan apabila perawat mempunyai kompetensi, selain itu kepuasan perawat juga menjadi faktor penentu kinerja Perawat. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompetensi terhadap kepuasan kerja dan kinerja. Populasi dalam penelitian ini adalah Perawat Pelaksana. Teknik pengambilan sampel adalah Purpossive Sampling. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh perawat yang bekerja di ruang rawat inap rumah sakit umum daerah IA Moeis Samarinda, rumah sakit umum daerah Beriman Balikpapan, yang berjumlah 128 perawat. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan program WarpPLS. Hasil penelitian ini menunjukkan kompetensi memberikan pengaruh positif signifikan terhadap kepuasan. Kompetensi memberikan pengaruh negatif tidak signifikan terhadap kinerja. Kepuasan memberikan pengaruh positif signifikan terhadap kinerja. Rekomendasi dalam penelitian ini Rumah Sakit Umum Daerah IA Moeis Samarinda dan Rumah Sakit Umum Daerah Beriman Balikpapan diharapkan terus melakukan perbaikan secara berkala dengan Perawat mengenai optimalisasi pencapaian kompetensi baik secara individual maupun kolektif agar tercapai tujuan. Rumah Sakit Umum Daerah IA Moeis Samarinda dan Rumah Sakit Umum Daerah Beriman Balikpapan diharapkan agar memberikan penilaian yang adil dan objektif terhadap kualitas kerja sehingga mendorong kepuasan terhadap peningkatan kinerja perawat.
Pentingnya perawat membina hubungan kepercayaan dengan klien melalui suatu komunikasi terapeutik, yang berguna sebagai penunjang dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, sehingga dapat mengetahui apa yang sedang dirasakan dan yang dibutuhkan oleh klien. Kepuasan akan berdampak pada kualitas pelayanan keperawatan maupun pengakuan terhadap profesional perawat dalam mengatasi permasalahan pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui hubungan komunikasi terapeutik dengan kepuasan klien yang dirawat di Ruang Bougenvile RSUD Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Tanjung Selor Kabupaten Bulungan. Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif korelasional. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang menjalani perawatan di ruang Bougenvile RSUD Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Bulungan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 42 orang. Diperoleh karakteristik responden yaitu sebagian besar berumur 31-40 tahun sebanyak 17 orang (40,5%), berjenis kelamin laki-laki sebanyak 28 orang (68,7%), berpendidikan SMA sebanyak 36 orang (85,7%), sebagai wiraswasta sebanyak 21 orang (50%) dan lama hari rawat lebih 3 hari sebanyak 38 orang (90,5%). Sebagian besar responden menyatakan komunikasi terapeutik sebanyak 28 orang (66,7%) dan komunikasi tidak terapeutik sebanyak 14 orang (33,3%). Sebagian besar responden menyatakan puas sebanyak 25 orang (59,5%) dan tidak puas sebanyak 17 orang (40,5%). Ada hubungan komunikasi terapeutik dengan kepuasan pasien di Rumah Sakit dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Tanjung Selor (nilai p=0,011). Ada hubungan komunikasi terapeutik dengan kepuasan pasien.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.