Abstrak:Isu krisis energi terus berkembang, dimana dibutuhkan energi terbarukan agar dapat menggantikan energi fosil yang menurut perkiraan akan segera habis, sehingga apabila tidak ada energi yang terbarukan maka manusia akan kekurangan energi, salah satu upaya pengembangan energi terbarukan adalah tenaga air. Tenaga air adalah tenaga yang diperoleh dari air yang mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan digunakan dalam bentuk energi mekanis maupun energi listrik. Turbin crossflow mempunyai kontruksi yang sederhana dan memberikan biaya operasional kecil. Penelitian ini dilakukan menggunakan instalasi penelitian yang tersusun atas beberapa peralatan utama. Diantaranya runner (piringan dan sudu), nozel, rotameter, preassure gauge, tachometer dan neraca pegas.penelitian ini menggunakan debit 0,000527 m³/s, 0,000611 m³/s dan 0,000694 m³/s dengan variasi volume air 0,05 m³, 0,1 m³, dan 0,2 m³, menggunakan sudu berjumlah 28 sudu. Unjuk kerja turbin crossflow ditunjukan berdasarkan tekanan, torsi, dan daya turbin serta efisiensi turbin yang diperhitungkan dari hasil pengujian. Hasil perhitungan menunjukan bahwa debit air 0,000694 m³/s yang lebih baik dibandingkan dari debit air 0,000527 m³/s yaitu pada putaran (315,4 rpm) torsi (0,5886 Nm) daya turbin (15,475 watt), daya air (34,722 watt) dan efisiensi turbin (44,6%) terjadi pada debit air 0,000694 m³/s.Kata kunci : Turbin Crossflow, Sudu, Volume, Efisiensi
Telah dilakukan pengujian karakteristik aerodinamika model uji airfoil NACA 0018 seperti gaya dan momen yang dihasilkan dari interaksi antara aliran udara dengan permukaan model uji menggunakan terowongan angin. jenis hisap terbuka yang mempunyai dimensi seksi uji sebesar 1,25 m x 0,5 m x 0,5 m. Karakteristik aerodinamika secara umum dinyatakan dengan gaya angkat (lift), gaya hambat (drag) dan gaya momen. Gaya angkat adalah gaya yang arahnya tegak lurus terhadap vektor kecepatan terbang, sedangkan gaya hambat adalah gaya yang arahnya sejajar vektor kecepatan terbang. Untuk mengukur gaya dan momen pada terowongan angin dipasang load cell menggunakan strain gauge guna membaca beban statik. Gaya atau momen yang dibebankan pada loadcell akan mengakibatkan deformasi pada struktur loadcell, dan nilainya akan terbaca pada rangkaian sensor regangan (strain gauge) kemudian diubah menjadi sinyal elektrik. Agar loadcell dapat mengukur gaya-gaya aerodinamika pada terowongan angin diperlukan komponen sebagai dudukan loadcell yang berfungsi untuk memegang loadcell, dan benda uji sekaligus menempelkan alat ukur gaya pada struktur terowongan angin. Struktur dudukan ini harus dapat menahan gaya-gaya aerodinamika yang terjadi pada benda uji dan mampu meneruskan gaya-gaya tersebut agar dapat dibaca dengan baik oleh loadcell. Aliran fluida dibangkitkan menggunakan propeller dengan rentang kecepatan aliran sebesar 5 - 30 m/s. Hasil pengujian pada kecepatan angin 7,2 m/s, diperoleh nilai koefisien angkat (CL) maksimum adalah 1,377 pada sudut serang 15o dan nilai koefisien hambat (CD) maksimum adalah 0,18 pada sudut serang 14o.
Track roller memiliki fungsi sebagai penahan beban excavator terhadap track link, berat seluruh komponen excavator bertumpu pada track roller terhadap track line. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil simulasi tegangan von mises, displacement, dan safety factor pada variasi pressure 88,64 MPa, 88,83 MPa, dan 89,53 MPa. Dalam penelitian ini memiliki batasan proses desain track roller dengan menggunakan software autodesk inventor, proses simulasi analisis perhitungan menggunakan software autodesk inventor, pada simulasi track roller hanya menentukan tegangan von mises, displacement, dan safety factor, dan material yang digunakan hanya carbon steel AISI 1015. Metode yang digunakan dalam analisis tersebut adalah perhitungan analitik dengan simulasi Finite Element Analysis (FEA). Terdapat variasi massa yang berasal dari pasir kering dengan berat 48,6 Kg, kerikil kering dengan berat 51,3 Kg, dan tanah liat dengan berat 61,2 Kg beserta bobot excavator sebesar 1217,8 Kg. Dari pengujian dengan simulasi autodesk inventor dapat disimpulkan bahwa tegangan von mises terbesar dari variasi pressure 89,53 MPa dan tegangan von mises terkecil dari variasi pressure 88,64 MPa. Pada displacement yang paling besar dari variasi pressure 89,53 MPa dengan dan displacement yang paling kecil dari variasi pressure 88,64 MPa. Pada safety factor nilai terbesar dari variasi pressure 88,64 MPa dan nilai terkecil dari variasi pressure 89,53 MPa. Berdasarkan hasil simulasi dapat dikatakan desain dengan material carbon steel AISI 1015 tegangan von mises tidak sampai melebihi batas luluh, displacement tidak besar masih dibawah 1 mm, tetapi safety factor masil sesuai batas beban dinamis dan aman.
Pirolisis yaitu dekomposisi termokimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau pereaksi kimia lainnya, di mana material mentah akan mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas. Dalam keadaan panas ditransfer dari luar ke bagian dalam reaktor, nilai 𝑄3 dapat diabaikan untuk desain permukaan perpindahan panas. Sebaliknya, jika reaktor dipanaskan sehingga terjadi transfer panas dari dalam ke luar, permukaan perpindahan panas harus menanggung sebagian energi untuk menjaga suhu reaktor. Software solidworks digunakan untuk mendapatkan nilai safety factor, von mises dan Displacement pada bahan ASTM A36 pada suhu 900C dan tekanan 145 Psi mendapatkan nilai Maksimal 3.746.561.024 N/m2 dan nilai maksimal dari Displacement 10mm dan safety factor 0,22 dan Bahan AISI A36 pada suhu 900C dan tekanan 145 Psi 3.346.561.024N/m2 dan nilai 0,076 hasil sesuai dengan pirolsis untuk suhu di 900C dan 500C.
Abstrak: Interferometri optik telah diaplikasikan untuk menentukan deformasi suatu objek akibat pembebanan statis dan dinamis. Teknik ini memanfaatkan adanya perubahan fasa didalam gelombang cahaya koheren. Secara umum system ini terdiri dari: sistem optik, sistem perekam citra dan sistem pengolah citra. Sistem optik menentukan bentuk deformasi yang terjadi, sistem perekam citra berfungsi untuk merekam pola spekel sebelum dan sesudah terjadinya deformasi, dan sistem pengolah citra berfungsi untuk menghitung besarnya deformasi yang terjadi. Hasil dari pengamatan teknik ini adalah pola interferensi atau biasa disebut dengan pola frinji. Dengan menginterpretasikan pola-pola frinji yang didapat, maka secara kuantitatif dapat ditentukan distribusi deformasi yang terjadi.Abstract: Optical interferometry has been applied to determine the deformation of an object due to staticand dynamic loading. This technique utilizes the phase change in coherent light waves. In general, this system consists of three systems i.e. an optical system, image recording system and image processing system. The optical system determine the shape deformation, image recording system used to record the speckle patterns before and after deformation, and the image processing system is used to calculate the amount of deformation. The result of observation this technique is interference patterns or commonly called with a fringe pattern. By interpreting fringe pattern is obtained, it can be determined quantitativelythe distribution of deformation.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.