Headache is one of the most complaints in clinical practices. CT Scan is needed as second diagnostic tool to patients who came with headache complaint. CT Scan is able to give the clear picture if there is a intracranial lesions, so it helps the doctor to determine the diagnosis of the patient, because there are so many disease that caused headache. The purpose of this research is to figure out the result of the CT Scan picture of the headache patient at the Department of Radiology BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado period of January 1st to December 31st 2011. This research is retrospective descriptive research with the use of secondary data which is the medical record that accessible at the Department of Radiology BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado period of January 1st to December 31st 2011. From the whole result of the CT scan examination from 189 people who suffer headache, 76,19% patients show the normal picture of their heads and 23,81% patients show abnormality picture of their heads, 57.78% headache patients are women, 40% headache patients are adults in the range of ages 41 to 65, and the most CT Scan abnormal picture shows by the patients of cerebral infarct 26.67%. Patient who came with suspicious complaints such as severe, chronic, and repeatable headache will be better if the causes can be determined with the use of head CT Scan, to help to diagnose and prevent the cause of the headache to be more severe. Keywords: Head CT Scan, Headache. Abstrak: Nyeri kepala merupakan salah satu keluhan yang paling sering ditemukan dalam praktek klinis sehari-hari. CT Scan diperlukan sebagai penunjang diagnostik pada pasien yang datang dengan keluhan nyeri kepala. CT Scan dapat memberikan gambaran yang jelas apabila terdapat kelainan intrakranial, sehingga mempermudah dokter untuk menentukan diagnosis pasien, mengingat sangat beragamnya penyakit yang dapat menyebabkan nyeri kepala. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran hasil CT Scan kepala pada penderita nyeri kepala di bagian Radiologi BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode 1 Januari-31 Desember 2011. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif dengan memanfaatkan data sekunder berupa catatan medik yang terdapat di bagian Radiologi BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode 1 Januari-31 Desember 2011. Keseluruhan hasil pemeriksaan CT Scan kepala berjumlah 189 orang penderita nyeri kepala dan lebih banyak menunjukkan gambaran normal (76,19%) dibandingkan gambaran abnormal (23,81%), penderita nyeri kepala lebih banyak terjadi pada perempuan (57,78%), penderita nyeri kepala terbanyak pada kelompok umur dewasa madya 41-65 tahun (40%) dan gambaran CT Scan abnormal didapatkan terbanyak adalah infark cerebri (26,67%). Penderita yang datang dengan keluhan nyeri kepala berat, kronik, dan berulang sebaiknya dipastikan penyebabnya melalui pemeriksaan CT Scan kepala. Untuk membantu mendiagnosis, menyingkirkan kemungkinan kelainan intrakranial lainnya dan mencegah memberatnya penyebab nyeri kepala. Kata Kunci: CT Scan Kepala, Nyeri kepala.
Brain is a vital organ that plays very important roles for the body. One of diseases that attacks the brain is brain tumor. A radiology modality, the CT scan, is very valuable for diagnosis and evaluation the suspected brain tumor. It can be used to evaluate the difference between tumor tissue and others, especially by using contrast agents. This study aimed to identify the CT Scan imaging of patients with intracranial neoplasms. This was a descriptive retrospective study. Data were obtained from the request form sheets and radiographic results of brain CT-Scan in the Department of Radiology Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado. Samples were patients that were radiologically diagnosed as primary brain tumor. The results showed that of the 171 data of SOL intracranial patients, 59 patients (34.5%) had been radiologically diagnosed as intracranial neoplasms. There were more females (62.7%) than males (37.3%). The age group, 36-45 years was the largest with 15 patients (25.4%). The area of most lesions was parietal lobe with 16 cases (27.1%). The most frequent diagnosis was meningioma (45.8%). Keywords: intracranial neoplasm, CT scan Abstrak: Otak merupakan organ vital yang berperan sangat penting bagi tubuh. Salah satu penyakit yang banyak menyerang otak ialah tumor otak. Modalitas radiologi yang penting dalam evaluasi pasien yang diduga tumor otak ialah CT-Scan. Dengan menggunakan CT-Scan dapat terlihat perbedaan antara jaringan tumor yang satu dengan yang lain, dan dapat diperjelas dengan penggunaan zat kontras. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran CT-Scan penderita neoplasma intrakranial. Jenis penelitian deskriptif retrospektif. Data diambil dari lembaran permintaan dan jawaban CT-Scan otak di Bagian Radiologi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Sampel yang diambil ialah pasien dengan gambaran radiologi tumor intrakranial primer. Berdasarkan 171 data pasien SOL intrakranial yang didapat, 59 pasien dengan diagnosis radiologis neoplasma intrakranial; lebih banyak perempuan (62,7%) dibandingkan laki-laki (37,3%). Berdasarkan kelompok umur, didapatkan paling banyak pada kelompok umur 36-45 tahun (25,4%). Lokasi paling banyak ditemukan lesi ialah lobus parietalis (27,1%). Jenis tumor intrakranial terbanyak ialah meningioma (45,8%).Kata kunci: neoplasma intrakranial, computed tomography scan
Radiology examination especially chest x-ray can enforce various kinds of pulmonary diseases inter alia pneumothorax. Pneumothorax is defined as the presence of air in the pleural cavity. The causes of pneumothorax are very diverse ranging from idiopathic, infection, trauma, and iatrogenic. This study was aimed to obtain the profile of chest x-ray in patients with pneumothorax. This was a retrospective descriptive study by using secondary data from the medical records at the Department of Radiology Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado from January 2015 to August 2016. Samples were the medical records of patients that were radiologically diagnosed as pneumothorax. There were 41 patients that were diagnosed radiologically as pneumothorax. The majority of cases were male (90.2%), age group >50 years (36.6%), location of lesion in the right hemithorax (53.7%), and secondary spontaneous pneumothorax as the etiology (43,9 %). Conclusion: In this study, pneumothorax was more common among males, age group of ≥50 years, and secondary spontaneous pneumothorax as the etiology of pneumothorax.Keywords: pneumothorax, radiology, chest x-ray Abstrak: Pemeriksaan radiologi khususnya foto toraks dapat menegakkan berbagai macam diagnosis penyakit paru, salah satunya ialah pneumotoraks. Pneumotoraks adalah terdapatnya udara bebas didalam rongga pleura dengan penyebab yang sangat beragam mulai dari idiopatik, infeksi, trauma, maupun iatrogenik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil hasil pemeriksaan foto toraks pada pasien pneumotoraks. Jenis penelitian ialah deskriptif retrospektif dengan pengambilan data di Bagian Radiologi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada bulan Januari 2015 sampai dengan Agustus 2016. Sampel yaitu data rekam medik pasien yang didiagnosis pneumotoraks secara radiologis sebanyak 41 pasien. Yang tersering ditemukan ialah pasien laki-laki sebanyak 37 orang (90,2%), kelompok usia >50 tahun sebanyak 15 orang (36,6%), lokasi lesi hemitoraks deksra sebanyak 22 kasus (53,7%), serta etiologi pneumotoraks spontan sekunder sebanyak 18 kasus (43,9%). Simpulan: Pada penelitian ini didapatkan pneumotoraks paling banyak pada laki-laki, kelompok usia ≥50 tahun, dengan pneumotoraks spontan sekunder sebagai etiologi tersering. Kata kunci: pneumotoraks, radiologi, foto toraks
Nephrolitiasis is a disease indicated by the existence of a single or more solid masses of hard material in the kidney tubule, calyx, infundibulum, kidney pelvis, and the whole parts of the kidney. Imaging such as non-contrast CT-Scan is usually used to ascertain the diagnosis of nephrolitiasis. This study was aimed to obtain the profile of non-contrast CT-Scan of the kidney performed on nephrolithiasis cases at Radiology Division of Medical Faculty University of Sam Ratulangi/Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado in the period of January 1 to Agust 30, 2016. This was a descriptive retrospective study using medical records at the Radiology Division. The results showed that there were 63 cases of nephrolitiasis in this study. The highest percentages were in males (71.43%) and age group of 56-65 tahun (25.39%). According to the location, most cases with bilateral nephrolitiasis (25.39%). Complication of hydronephrosis was found in 14.29% of cases. Conclusion: Based on the non-contrast CT-Scan of the kidney, most nephrolithiasis cases were found in males, age group of 46-55 years, bilateral nephrolithiasis, and without complication.Keywords: non-contrast CT-Scan of the kidney, nephrolitiasisAbstrak: Nefrolitiasis merupakan suatu penyakit dengan gejala ditemukannya satu atau beberapa massa keras yang terdapat di dalam tubuli ginjal, kaliks, infundibulum, pelvis ginjal, serta seluruh bagian ginjal. Pemeriksaan yang sering digunakan dalam penegakan diagnosis nefrolitiasis ialah pemeriksaan imaging, salah satunya CT-Scan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil CT-Scan non-kontras pada penderita nefrolitiasis di Bagian Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi/RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari-30 Agustus 2016. Jenis penelitian ialah deskriptif retrospektif dengan memanfaatkan data rekam medik di Bagian Radiologi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari -30 Agustus 2016. Hasil penelitian mendapatkan 63 kasus nefrolitiasis dengan hasil CT-Scan ginjal non-kontras, lebih banyak terjadi pada laki-laki (71,43%) dan kelompok usia 46-55 tahun (33,33%). Berdasarkan letak batu, lebih sering ditemukan letak batu bilateral (36,68%). Komplikasi hidronefrosis ditemukan pada 14,29% kasus. Simpulan: Berdasarkan hasil CT-Scan non-kontras pada penderita nefrolitiasis didapatkan nefrolitiasis lebih sering ditemukan pada laki-laki, kelompok usia 46-55 tahun, dengan letak batu bilateral dan tanpa komplikasi.Kata kunci: CT-Scan tanpa kontras pada ginjal, nefrolitiasis
Stroke is the most common of neurologic manifestations and easily recognizable from the other neurologic diseases due to the early onset of sudden in a short time. Stroke as clinical diagnosis was divided to hemorrhagic stroke and ischemic stroke. In hemorrhagic stroke there is a rupture in blood vessel so the blood flow became abnormal and bleeds into surrounding brain and damage it. In ischemic stroke the blood flow heading to the brain is interrupted due to atherosclerosis process. The purpose of this study is to know about description of head CT scan in patient with clinical diagnonis of stroke non hemorrhagic in Department/SMF Radiology Faculty Of Medicine UNSRAT BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado period on 1st January 2011 – 31st December 2011. Methods: The study design was a retrospective descriptive study. The data are from request form sheet and radiographic response in the Department of Radiology and processed in descriptive. Results: Base on 163 data of stroke patients obtained, 74 patients diagnosed with infarction stroke (45,4%). Male had more (59,5%) than female (40,5%). For age group, 60-79 is the largest with 33 patients (44,6%). Area with most lesion was in parietal dextra lobe with 8 cases (10,8%). Most cases was happened in August with 10 cases (13,5%). Conclusion: Patients with radiology diagnosis infarction stroke, the most common infarction location is in parietal dextra area. Keywords: CT Scan, Infarction Stroke, Parietal Dextra. Abstrak: Stroke merupakan salah satu manifestasi neurologik yang umum, dan mudah dikenal dari penyakit-penyakit neurologik lain karena mula timbulnya mendadak dalam waktu yang singkat. Stroke sebagai diagnosis klinis terbagi menjadi stroke hemoragik (pendarahan) dan stroke non-hemoragik (iskemik). Pada stroke hemoragik pembuluh darah pecah sehingga aliran darah menjadi tidak normal dan darah yang keluar merembes masuk ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Sedangkan pada stroke non-hemoragik aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah, melalui proses aterosklerosis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran hasil CT scan kepala pada penderita dengan klinis stroke non-hemoragik di Bagian Radiologi FK. Unsrat / SMF Radiologi BLU RSUP Prof. dr. R. D Kandou Manado periode Januari 2011- Desember 2011. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif dengan memanfaatkan data sekunder berupa lembaran permintaan & jawaban CT scan kepala yang terdapat di bagian Radiologi BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 1 Januari 2011 – 31 Desember 2011. Hasil penelitian: Berdasarkan 163 data pasien yang didapatkan, 74 pasien didiagnosis dengan stroke infark (45,4%). Laki-laki lebih banyak (59,5%) dari perempuan (40,5%). Kelompok umur 60-79 merupakan kelompok umur terbanyak yaitu 33 pasien (44,6%). Daerah lesi terbanyak adalah pada daerah parietalis dextra dengan 8 kasus (10,8%). Kasus terbanyak terjadi pada bulan agustus dengan 10 kasus (13,5%). Simpulan: Pada pasien dengan diagnosis radiologi stroke infark, lokasi infark yang paling banyak muncul adalah terdapat pada daerah parietal dextra. Kata kunci: CT Scan, Stroke Infark, Parietal Dextra.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.