ABSTRAKEksploitasi sumber daya ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) di perairan Laut Banda telah berlangsung lama. Saat ini sumber daya ikan cakalang telah memperlihatkan tanda-tanda overfishing. Indikasi ini antara lain ditandai oleh penurunan hasil tangkapan dan ukuran individu, perubahan komposisi hasil tangkapan, serta kecenderungan meningkatnya proporsi beberapa jenis ikan berukuran kecil. Data frekuensi panjang dikumpulkan dari bulan Maret sampai Desember 2007 berjumlah 4.293 ekor. Pengukuran panjang dan bobot untuk mengetahui hubungan panjang dan bobot ikan dilakukan pada bulan Maret, Mei, Juli, dan Desember 2007 dengan jumlah contoh 296 ekor. Tulisan ini menyajikan informasi tentang distribusi ukuran panjang dan bobot, hubungan panjang dan bobot ikan cakalang dan ukuran pertama kali tertangkap (Lc) hasil tangkapan huhate yang beroperasi di perairan Laut Banda. Hasil analisis menunjukan bahwa ikan cakalang mempunyai kisaran panjang cagak (FL) antara 30-78 cmFL dan kisaran bobot antara 600-4300 g.
Penangkapan ikan pelagis besar di perairan Pulau Bacan dilakukan dengan menggunakan alat tangkap huhate (pole and line), pancing ulur (hand line), tonda(troll line), dan pukat cincin (purse seine). Jenis-jenis ikan pelagis besar yang tertangkap terutama jenisjenis madidihang (Thunnus albacares), cakalang(Katsuwonus pelamis), dan tongkol (Euthynnus affinis).
Ikan cucut atau ikan hiu (Elasmobranchii) termasuk kelompok ikan pelagis besar yang memiliki nilai ekonomis. Hampir semua bagian ikan cucutdapat diolah dan dimanfaatkan terutama siripnya yang bernilai ekonomis tinggi yaitu untuk bahan soup. Selain itu daging, tulang, kulit, hati, dan limbah (kepala dan isi perut) semuanya dapat diolah untuk dimanfaatkan.Jenis alat tangkap yang digunakan nelayan Pelabuhan Ratu dan Binuangeun untuk menangkap ikan cucut di perairan Samudera Hindia terutamapancing rawai cucut, jaring insang hanyut, dan pancing rawai tuna dan kadang-kadang tertangkap juga oleh pancing ulur dan tonda. Jenis ikan cucut hasil penelitian Balai Riset Perikanan Laut tahun 2000-2001 di Samudera Hindia teridentifikasi 43 spesies. Jenis yang dominan didaratkan di Pelabuhan Perikanan Tanjung Luar adalah Carcharhinus hemiodon, di Pelabuhan Perikanan Nusantara Cilacap didominansi oleh Alopias pelagicus, dan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pelabuhan Ratu Alopias superciliosis (Anonimus, 2001).
Secara administratif, Kabupaten Barru termasuk ke dalam wilayah Propinsi Sulawesi Selatan dan berada di pesisir Selat Makassar yang berjarak ± 100Km ke arah utara dari Kota Makassar. Kabupaten Barru terdiri atas 5 Kecamatan, yaitu Tanete Rilau, Barru, Balusu, Suppeng Riaja, dan Mallusetasi.
Penelitian bertujuan untuk mengkaji komposisi jenis, penyebaran, dan kepadatan stok ikan demersal laut di perairan ZEEI selatan Jawa dan barat Sumatera. Data yang dianalisis merupakan hasil survei yang dilakukan bulan September sampai dengan Oktober 2004 dengan menggunakan K.M. Baruna Jaya IV. Estimasi kepadatan stok dilakukan dengan menggunakan metode sapuan dengan pengambilan contoh acak bertingkat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi jenis ikan demersal laut dalam di perairan selatan Jawa terdiri atas 169 spesies ikan, 31 spesies krustasea, dan 20 spesies Chepalopoda. Komposisi hasil tangkapan ikan didominasi oleh ikan ashiro (Lamprogrammus niger) sekitar 45% dan ikan layur (Trichiurus lepturus) sekitar 22%. Di perairan barat Sumatera ditemukan komposisi jenis hasil tangkapan meliputi 281 spesies ikan, 42 spesies krustasea, dan beberapa spesies Chepalopoda serta jenis yang dominan adalah ikan ashiro (Lamprogrammus niger) sekitar 20% dan Hoplosthethus sp. sekitar 17%. Jenis ikan demersal laut dalam yang memiliki penyebaran paling luas adalah Chlorophtalmus nigromarginatus di perairan selatan Jawa dan Diretmoides pauciradiatus di perairan barat Sumatera. Kelimpahan stok ikan demersal laut dalam tertinggi ditemui pada kedalaman 700 sampai dengan 1.100 m dan terendah didapatkan pada kedalaman 200 sampai dengan 400 m. Kepadatan stok ikan demersal laut dalam berkisar antara 0,8 sampai dengan 39,9 ton km-2 di perairan selatan Jawa dan berkisar 0,2 sampai dengan 7,4 ton km-2 di perairan barat Sumatera. The objective of this research is to study species composition, distribution, and stock density of deep sea demersal fish in the southern Java and western Sumatera of the Indian Ocean EEZ waters. The study was done based on the data collected from the survey conducted between September and October 2004 using Baruna Jaya IV research vessel. The study was basically conducted by applying swept area method with stratified random sampling. The results show that the species composition of deep sea demersal in southern off Java waters consisted of 169 in fishes, 31 in crustaceans, and 20 in chephalopods. The catch of deep sea demersal fish was dominated by ashiro (Lamprogrammus niger) about 45%and hair tail (Trichiurus lepturus) about 22%. Species composition of deep sea demersal fish in west off Sumatera waters consisted of 281 species of fishes, 42 species in crustaceans and some types of chepalopods. The dominant species was Lamprogrammus niger (ashiro) with about 20% of the total catch and Hoplosthethus sp. with about 17% of the total catch. The widest species distribution of is resource was Chlorophtalmus nigromarginatus in southern off Java waters and Diretmoides pauciradiatus in western off Sumatera waters. The highest abundances of deep sea resources were caught at the depth of 700 to 1,100 m and the lowest at the depth of 200 to 400 m. Stock density in southern off Java waters was 0.8 to 39.9 ton km-2 and about 0.2 to 7.4 ton km-2 in western off Sumatera waters.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.