ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mengidentifikasi bakteri Staphylococcus aureus (S. aureus) pada preputium dan vagina kuda. Sebanyak lima swab preputium dan lima swab vagina dikoleksi dari 10 ekor kuda umur 3-9 tahun yang berasal dari Desa Belang Bebangka, Gelelungi, Reloop, dan Kelapeng Kecamatan Pegasing Kabupaten Aceh Tengah. Swab preputium dan vagina kuda dicelupkan ke dalam tabung reaksi yang berisi nutrient broth (NB). Staphylococcus aureus diidentifikasi pada media manitol salt agar (MSA). Koloni terpisah yang berwarna kuning cerah pada media tersebut diuji pewarnaan Gram, hemolisis, katalase, dan uji gula-gula (manitol dan glukosa). Hasil menunjukkan bahwa isolat yang tumbuh pada MSA adalah koloni berwarna kuning cerah, bersifat Gram positif, β-hemolisis, dan katalase positif. Isolat tersebut memfermentasi manitol dan glukosa. Isolat yang diidentifikasi dari preputium dan vagina kuda menunjukkan karakter dari S. aureus. Disimpulkan bahwa bakteri S. aureus positif teridentifikasi di semua swab sampel pada preputium dan vagina kuda. ____________________________________________________________________________________________________________________ Kata kunci: Staphylococcus aureus, kuda, preputium, vagina Gram staining, hemolysis, catalase, and sugar test (glucose and manitol ABSTRACT This research aims to identify the Staphylococcus aureus (S. aureus) bacteria from preputium and vagina of horses. Five swabs preputium and 5 swabs vagina samples from 3-9 years olds horse in the village of Bebangka, Gelelungi, Reloop, and Kelapeng, Pegasing Aceh Tengah District were used in this study. Preputium and vagina swabs of horses were dipped into reaction tube containing Nutrient Broth (NB). Staphylococcus aureus was identified on manitol salt agar (MSA). Separated colony colored bright yellow on the media were tested for
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mengisolasi dan mengidentifikasi kapang penyebab dermatofitosis pada anjing di Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan 10 ekor anjing yang terinfeksi dermatofitosis. Bagian yang terinfeksi ringworm dibersihkan dengan alkohol 10%, lalu dikerok dengan KOH 20% dan swab. Kemudian sampel dimasukkan ke dalam 10 ml pepton water cair untuk dihomogen dan dieramkan selama 24 jam di dalam inkubator pada suhu 37° C. Biakan sampel diambil sebanyak 1 ml dimasukkan ke dalam cawan petri yang berisi 10 ml SDA yang telah ditambahkan gentamisin. Biakan kapang yang ditanam pada medium diinkubasikan pada suhu 37° C selama 5-7 hari. Untuk mengamati perkembangan dan pertumbuhan kapang yang ditanam pada slide kultur, dilakukan pewarnaan dengan laktophenol cotton blue (LCB). Kapang yang tumbuh diamati di bawah mikroskop pada pembesaran 20, 40 dan 100. Kapang diidentifikasi berdasarkan morfologi, hifa, konidia dan konidioforanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel kerokan kulit anjing yang diambil di Kecamatan Syiah Kuala positif terinfeksi oleh kapang golongan Tricophyton sp. ____________________________________________________________________________________________________________________ Kata kunci: Tricophyton sp, kapang, dermatofitosis ABSTRACT The aims of this research was to isolated and identify canine dermatophytosis mold in Syiah Kuala PENDAHULUANKapang atau cendawan merupakan salah satu jenis parasit yang terdiri atas genus Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton. Berbagai spesies dari tiga genus kapang ini dapat menginfeksi kulit, bulu/rambut dan kuku/tanduk dalam berbagai intensitas infeksi. Hampir semua jenis hewan dapat diserangnya, dan penyakit ini secara ekonomis sangat penting (Djenuddin, 2005).Secara umum penyakit yang disebabkan oleh kapang ini menginfeksi hewan domestik, khususnya hewan ternak, anjing, kucing, hewan peliharaan kecil seperti hamster dan kelinci percobaan bahkan semua mamalia dan burung. Penyebaran penyakit ini dapat terjadi secara kontak langsung dengan lesi pada tubuh hewan, yaitu kontak dengan kulit atau bulu yang terkontaminasi ringworm maupun secara tidak langsung melalui spora dalam lingkungan tempat tinggal hewan. Kapang mengambil keuntungan dari hewan dengan mengurangi kapasitas kekebalan tubuh atau sistem imum hewan (Feline, 2005).Dermatofitosis dikenal sebagai penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur, tanpa harus mengetahui spesies jamur kulit tersebut. Dermatofitosis pada anjing umumnya zoonotik dan sangat tinggi penularannya.Penanganan penyakit ini cukup sulit karena sering terjadi reinfeksi dan membutuhkan waktu dan biaya tinggi dalam penanganannya. Para dokter hewan kadangkala terkecoh dalam mendiagnosa penyakit kulit jamur ini sehingga terdeteksi sebagai penyakit kulit biasa.Infeksi oleh kapang ini dinamakan ringworm (dermatophyte) karena diduga penyebabnya adalah worm dan karena gejalanya dimulai dengan adanya peradangan pada permukaan kulit yang bila dibiarkan akan meluas secara melingkar seperti cincin. Nama dermato...
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian kacang panjang (Vigna unguiculata) terhadap kadar glukosa darah mencit (Mus musculus) yang diinduksi aloksan. Dalam penelitian ini digunakan 12 ekor mencit dengan berat 25-40 g yang secara klinis dinyatakan sehat. Mencit dibagi menjadi empat kelompok perlakuan, masing-masing kelompok perlakuan terdiri atas tiga ekor mencit. Kelompok K0 adalah kelompok kontrol negatif, hanya diberi akuades. Kelompok K1, K2, dan K3 adalah kelompok yang diinduksi aloksan masing-masing 0,5 ml. Kelompok K1 adalah kontrol positif. Kelompok K2 diberikan 100 g kacang panjang yang dicampur dengan akuades 50 ml. Kelompok K3 diberikan 100 g kacang panjang yang dicampur dengan 100 ml akuades. Kacang panjang diberikan 0,5 ml secara oral pada pagi dan sore hari selama tujuh hari. Pada hari ke-8 dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah. Rata-rata kadar glukosa darah setelah perlakuan K0; K1; K2; dan K3 masing-masing adalah 142,00±23,39; 167,00±10,54; 122,67±12,50; dan 154,67±16,26 mg/dl (P>0,05). Dapat disimpulkan bahwa pemberian kacang panjang selama tujuh hari tidak menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan. ____________________________________________________________________________________________________________________ Kata kunci: aloksan, glukosa darah, kacang panjang ABSTRACT The aim of this research was to find out the effect of long bean (Vigna unguiculata) on level of blood glucose on mice (Mus musculus
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mengetahui infeksi bakteri Escherichia coli pada anak ayam kampung (Gallus domesticus). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah feses anak ayam kampung yang diperoleh dari Pasar Lambaro, Aceh Besar. Sampel diambil dengan cara swab bagian kloaka anak ayam dengan menggunakan swab steril, kemudian sampel dimasukkan ke dalam microtube, dan dibawa ke laboratorium untuk dilakukan uji selanjutnya. Penelitian ini dilakukan dengan tiga kali pengambilan sampel dengan jangka waktu satu minggu dengan jumlah sampel uji sebanyak 15 sampel. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Carter. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil pemeriksaan bakteri Escherichia coli (E. coli) yang telah dilakukan pada 15 sampel diketahui bahwa 9 sampel positif terinfeksi bakteri E. coli sedangkan 6 sampel lain positif bakteri coli form lainnya. Disimpulkan bahwa bakteri E. coli menginfeksi anak ayam kampung di Pasar Lambaro Aceh Besar. ____________________________________________________________________________________________________________________ Kata kunci: Escherichia coli, Gallus domesticus, infeksi ABSTRACT The aim of this research was to find out infection of Escherichia coli (E. coli) bacteria on feses of chick (Gallus domesticus). Feses of chick from Lambaro market, Aceh
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mengetahui kontaminasi Aspergillus flavus dan konsentrasi aflatoksin B1 pada jenis makanan berbahan baku kacang tanah yang dipasarkan di Banda Aceh. Pengambilan sampel dilakukan di pasar tradisional dan swalayan di Banda Aceh. Sampel diisolasi dan diidentifikasi A. flavus serta dideteksi AFB1 dengan menggunakan metode enzym-linked immunosorbent assay (ELISA). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dari 15 sampel makanan berbahan baku kacang tanah, 73,33% (11 sampel) terkontaminasi aflatoksin B1 dengan konsentrasi yang bervariasi. Walaupun terkontaminasi aflatoksin B1, namun sebanyak 86,67% sampel makanan berbahan baku kacang tanah masih aman dikomsumsi sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan pemerintah yaitu maksimal 20 ppb. ____________________________________________________________________________________________________________________ Kata kunci: Aspergillus flavus, AFB1, kacang tanah ABSTRACT The aims of this research was to determine the contamination of Aspergillus flavus and aflatoxin B1 concentration in peanut food products by enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). The sample were taken from markets in Banda
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.