Adanya rantai pemasaran bawang merah yang panjang dan selisih harga ditingkat pelaku pemasaran menyebabkan para petani mendapatkan pendapatan yang tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola saluran pemasaran, margin pemasaran dan efisiensi pemasaran usahatani bawang merah di Kelurahan Malumbi, Kecamatan Kambera,Kabupaten Sumba Timur. Sampel diambil sebanyak 45 petani dengan teknik simple random sampling. Untuk sampel pada saluran pemasaran dengan menggunakan metode snowball sampling maka teridentifikasi 5 orang pedagang pengumpul dan 6 orang pedagang pengecer yang terlibat dalam saluran pemasaran. Pola saluran pemasaran dibahas secara deskritif sedangkan margin dan efisiensi pemasaran dibahas secara kuanitatif dengan mengolah data dengan rumus perhitungan margin dan efisiensi pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 3 model saluran untuk bawang merah di Kelurahan Malumbi, yaitu Saluran pemasaran I: Petani – Konsumen; Saluran pemasaran II: Petani – Pedagang Pengecer – Konsumen; Saluran pemasaran III: Petani – Pedagang Pengumpul – Pedagang Pengecer – Konsumen. Margin saluran pemasaran I tidak ada, margin saluran pemasaran II sebesar Rp. 4.000/kg, saluran pemasaran III untuk total margin pemasaran dari pedagang pengumpul dan pedagang pengecer adalah Rp. 7.000/kg. Saluran pemasaran bawang merah di Kelurahan Malumbi, Kecamatan Kambera, Kabupaten Sumba Timur yang paling efesien yaitu saluran pemasaran III dengan nilai efisiensi sebesar 4,1%.
ABSTRAKPandemi Covid-19 mengharuskan masyarakat membatasi kegiatannya, dalam upaya untuk memutus rantai penyebaran penyakit tersebut. Bentuk pembatasannya berupa pembatasan aktivitas di luar rumah, pelarangan berkumpul atau berkerumun, dimana diharapkan masyarakat dapat bekerja dari rumah. Kegiatan dengan tema “Membangun Jiwa Wirausaha Pemuda di Masa Pandemi Covid-19 dengan Pengolahan Hasil Pertanian Lokal” ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan keterampilan berwirausaha pada pemuda binaan PPA IO-660 di Kelurahan Kambaniru pada masa pandemi covid-19 ini, dengan harapan dapat menimbulkan keinginan dan rasa percaya diri untuk terjun ke dalam dunia wirausaha. Mitra pada kegiatan pengabdian ini adalah Pusat Pengembangan Anak (PPA) IO 660 yang berlokasi di Kelurahan Kambaniru Kabupaten Sumba Timur. Metode yang digunakan pada kegiatan ini berupa pemberian materi terkait pengembangan jiwa kewirausahaan dan peluang wirusaha dimasa pandemi covid-19 dengan memanfaatkan hasil pertanian lokal, diskusi bersama peserta terkait materi yang diberikan, serta pelatihan praktek pengolahan bola-bola singkong keju dan bolu labu kuning. Dari hasil evaluasi yang dilakukan, diketahui bahwa pengetahuan peserta saat sebelum dan sesudah pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pelatihan meningkat 36%. Sebelum pelaksanaan kegiatan rata-rata nilai pre test sebesar 50,60%, dan setelah pelaksanaan kegiatan rata-rata nilai post test meningkat menjadi 86,80%. Dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan peserta tentang konsep kewirausahaan, memiliki keinginan dan rasa percaya diri untuk memulai suatu usaha, serta peserta memiliki keterampilan yang baik dalam mengolah produk bola-bola singkong keju dan bolu labu kuning. Kata kunci: minat berwirausaha; pengolahan makanan local; penyuluhan kewirausahaan. ABSTRACTThe Covid-19 pandemic requires people to limit their activities, in an effort to break the chain of spreading the disease. The form of restrictions is in the form of restrictions on activities outside the home, prohibition of gathering or crowding, where people are expected to be able to work from home. The activity with the theme "Building Youth Entrepreneurial Spirit in the Covid-19 Pandemic Period with Local Agricultural Product Processing" aims to provide insight and entrepreneurial skills to youth assisted by PPA IO-660 in Kambaniru Village during the covid-19 pandemic, with the hope of causing desire and self-confidence to enter the world of entrepreneurship. The partner in this service activity is the Child Development Center (PPA) IO 660 which is located in Kambaniru Village, East Sumba Regency. The method used in this activity is in the form of providing material related to the development of an entrepreneurial spirit and entrepreneurship opportunities during the COVID-19 pandemic by utilizing local agricultural products, discussions with participants regarding the material provided, as well as practical training on processing cassava cheese balls and pumpkin cakes. From the results of the evaluation conducted, it is known that the knowledge of participants before and after the implementation of extension and training activities increased by 36%. Before the implementation of the activities the average value of the pre test was 50.60%, and after the implementation of the activities the average value of the post test increased to 86.80%. It can be concluded that there was an increase in participants' knowledge about the concept of entrepreneurship, having the desire and confidence to start a business, and participants having good skills in processing cassava cheese balls and pumpkin cake products. Keywords: interest in entrepreneurship; local food processing; entrepreneurship counseling.
In Indonesia, soybeans are categorized as secondary crops with high demand. Indonesian government still emphasizes soybean self-sufficiency and efforts to grow soybean production, but the low yields and limited profitability of soybeans imply that Indonesian farmers will continue to grow other crops, namely rice or corn. This study aims to identify whether the Semarang district government must issue seed subsidies to support soybean competitiveness in terms of productivity and minimum prices so that it can compete with other crops, namely rice, and corn. Primary and secondary data are used in this study. Primary data were collected in a field survey in Bancak District. The sampling method uses a purposive sampling technique, which interviewed 45 farmers. Analyzed using descriptive statistics and competitiveness matrix analysis. The results showed that the analysis of soybean competitiveness was lower than rice and corn despite the existence of subsidy assistance.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.