Nagi Sipadeh merupakan salah satu usaha berkembang yang menjadi mitra pengabdian masyarakat LPPM Universitas Andalas yang memiliki keinginan besar untuk terus berinovasi mengembangkan berbagai jenis produk olahan jahe merah. Salah satu produk yang ingin dikembangkan adalah permen jahe merah. Dalam upaya pengembangan produk permen jahe merah, masih banyak kendala dan permasalahan yang dialami oleh Nagi Sipadeh terutama kurangnya pengetahuan tentang teknologi produksi permen. Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan ini diharapkan dapat membantu usaha Nagi Sipadeh untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan dalam memproduksi permen berbahan baku jahe merah. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dalam tiga bentuk kegiatan, yaitu penyuluhan, pelatihan, dan bimbingan berkelanjutan. Pelatihan yang dilakukan mencakup pada teknologi produksi permen yang meliputi komposisi bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan permen disertai edukasi mengenai fungsi dan peranan masing-masing bahan tersebut dalam komposisi permen, kemudian dilanjutkan dengan penyampaian cara pengolahan yang tepat serta prosedur pengemasan permen yang baik. Hasil dari kegiatan ini Usaha Nagi Sipadeh mendapatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai proses pengolahan permen baik dalam bentuk permen keras maupun permen lunak serta mengetahui teknik pengemasan permen yang tepat. Kata kunci: Jahe merah, Nagi Sipadeh, permen ABSTRACT Nagi Sipadeh is one of the developing businesses that is a community service partner of LPPM Andalas University who has a great desire to continue to innovate in developing various types of processed red ginger products. One of the products to be developed is red ginger candy. In an effort to develop red ginger candy products, there are still many obstacles and problems experienced by Nagi Sipadeh, especially the lack of knowledge about candy production technology. Through this community service activity, it is hoped that it can help Nagi Sipadeh's efforts to improve skills and abilities in producing of red ginger candy. This community service activity is carried out in three forms of activity, namely counseling, training, and ongoing guidance. The training carried out covers candy production technology which includes the composition of the ingredients needed in making candy along with education about the function and role of each of these ingredients in candy composition, then continued with the delivery of proper processing methods and good candy packaging procedures. As a result of this activity, Nagi Sipadeh's business gained knowledge and skills regarding the candy processing process, both in the form of hard candy and soft candy, as well as knowing the right candy packaging technique. Keywords: Red ginger, Nagi Sipadeh, candy
Asphaltene deposition is a major problem in petroleum industry ABSTRAKDeposisi asphaltene merupakan masalah utama pada industri perminyakan yang menyebabkan lambatnya proses produksi atau bahkan pemberhentian proses produksi. Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan formulasi asphaltene dissolver terbaik yang dapat menghilangkan deposit asphaltene dengan penggunaan surfaktan anionik dari minyak sawit dan untuk mendapatkan informasi kinerja asphaltene dissolver yang dihasilkan. Formulasi yang diujikan adalah surfaktan methyl ester sulfonate acid (MESA)dan methyl ester sulfonate (MES) dengan konsentrasi masing-masing 0%, 1%, 3%, 5% dalam toluen yang dicampurkan pada suhu 40 o C selama 30 menit. Asphaltene dissolver terbaik yang dihasilkan adalah campuran surfaktan MESA 1% dalam toluen yang menghasilkan derajat kelarutan asphaltene sebesar 69,58% dengan nilai tegangan antarmuka terendah yaitu sebesar 3,95x10 -3 dyne/cm. Asphaltene dissolver yang dihasilkan menunjukkan kinerja yang baik dalam mengubah sudut kontak batuan dari 48,6 o menjadi 80,89 o dan dapat meningkatkan sifat kebasahan pada permukaan logam dengan pelepasan asphaltene sebesar 99,32% serta memperlihatkan performa dispersi, desorpsi, dan filtrasi yang baik.Kata kunci : asphaltene, asphaltene dissolver, surfaktan anionik, MESA PENDAHULUANAsphaltene merupakan golongan fraksi berat dari minyak bumi dan diterminologikan sebagai komponen sangat aromatik berwarna hitam yang mengandung makromolekul heterosiklik tak jenuh dengan komponen utama yaitu karbon, hidrogen, dan komponen minor lain seperti sulfur, oksigen, nitrogen, serta akumulasi beberapa jenis logam berat seperti besi, nikel, vanadium, aluminium, dan magnesium. Asphaltene membentuk sistem koloid dalam minyak bumi dengan adsorpsi resin pada bagian permukaan yang membentuk stabilisasi sterik sehingga mampu mempertahankan partikel asphaltene tetap larut dalam minyak bumi (Okafor et al., 2013).Keberadaan asphaltene di dalam minyak bumi bukanlah sebagai molekul terlarut, melainkan sebagai nanopartikel yang dapat membentuk agregat. Ketika terjadinya perubahan kondisi termodinamika selama proses produksi minyak bumi, kestabilan nanopartikel akan terganggu sehingga saling bertumbukan dan membentuk agregat yang terus tumbuh menjadi partikel yang lebih besar dari ukuran nano, mikron, sampai terbentuknya deposisi pada daur hidup produksi minyak bumi seperti perforasi, tubing, downhole, dan peralatan permukaan (Oseghale dan Ebhodaghe, 2011).
Kecamatan Simpang Alahan Mati merupakan salah datu dari 12 Kecamatan yang ada di Kab. Pasaman, Provinsi Sumatera Barat. Usaha pertanian yang ada di Kecamatan Simpang Alahan Mati adalah pertanian jagung. Kabupaten Pasaman ditetapkan sebagai sentra tanaman jagung, produktifitas tanaman jagung setiap tahunnya semakin meningkat. Hasil panen jagung kebanyakan dijual oleh petani dalam kondisi basah tanpa melalui proses pengeringan meskipun harga jagung kering jauh lebih mahal dari pada jagung basah. Hal ini karena pengeringan jagung dilakukan hanya mengandalkan sinar matahari secara langsung sehingga akan menjadi kendala apabila musim hujan. Oleh karena itu introduksi atau pengenalan penggunaan mesin pengering melalui penyuluhan sangat diperlukan oleh petani. Jagung merupakan salah satu komoditas pertanian yang bersifat perishable atau mudah rusak baik karena kerusakan fisik maupun kontaminasi jamur. Selama ini, petani jagung belum mengolah jagung sebagai aneka produk olahan yang memberikan nilai tambah secara ekonomis. Pemanfaatan jagung diharapkan meningkat tidak hanya dijual sebagai bahan baku saja, tetapi dapat diolah menjadi berbagai produk pangan yang bernilai ekonomi seperti aneka camilan seperti tortila chips. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu penyuluhan tentang introduksi alat pengering dan pengolahan produk olahan jagung serta praktek pembuatan olahan jagung yaitu tortilla chips. Kegiatan ini diharapkan mampu memberdayakan masyarakat melalui peningkatan pengetahuan pasca panen dan kemampuan dalam pengolahan aneka produk jagung. Kegiatan ini diharapkan berkokontribusi dalam peningkatan pendapatan bagi keluarga dapat melalui unit-unit usaha rumah tangga yang mampu memproduksi produk olahan jagung untuk meningkatkan ekonomi petani jagung. Kata kunci: Jagung kering, Metode pengeringan, Pascapanen, Produk olahan ABSTRACT Simpang Alahan Mati sub-district is one of 12 sub-districts, Pasaman, West Sumatra Province. The existing farming in Simpang Alahan Mati District is corn farming. Pasaman as one of the center of corn plants, the productivity of corn plants increases every year. The corn crop is mostly sold by farmers in wet conditions without going through a drying process even though the price of dry corn is much more expensive than wet corn. This is because corn drying is done only by relying on direct sunlight so that it will become an obstacle when the rainy season. Therefore, the introduction or introduction of the use of drying machines through counseling is needed by farmers. Corn is one of the agricultural commodities that are perishable or easily damaged either due to physical damage or fungal contamination. During this time, corn farmers have not processed corn as a variety of processed products that provide added value economically. Utilization of corn is expected to increase not only as raw material, but can be processed into various food products of economic value such as various snacks such as tortilla chips. The results of this community service activity are counseling about the introduction of dryers and processing of processed corn products and the practice of making corn preparations, namely tortilla chips. This activity is expected to be able to empower the community through increased post-harvest knowledge and ability in processing various corn products. This activity is expected to contribute to increasing income for families through household business units that are able to produce corn processed products to improve the economy of corn farmers. Keywords: Dried corn, Drying method, Post-harvest, Processed product
Biodegradable foam is an alternative to styrofoam packaging which is not environmental friendly and harmful to health. Various sources of starch are widely available in nature which can be used as raw material for making biodegradable foam. Several researchers found that many types of starch can be used as the main material for making biodegradable foam, including cassava starch, corn starch, sago starch, durian seed starch, jackfruit seed starch, avocado seed starch, and banana weevil starch. The production methods used from several studies that have been carried out are thermopressing, baking process, microwave assisted molding, and extrusion. Biodegradable foam based on starch is brittle, sensitive to water and requires additional treatment to increase strength, flexibility and resistance to water so that it can be used commercially. The purpose of this article is to provide information on the production of biodegradable foam from various types of starch and cellulose. Based on the results of the analysis, the characteristics of biodegradable foam using the baking process method and modified sago starch resulted in better water absorption values compared to other types of starch and production methods.
Kabupaten Dharmasraya yang terdapat hampir disepanjang jalan lintas Sumatera belum dikenal makanan khasnya. Makanan yang biasa dijadikan oleh-oleh hanya keripik tempe. Di Nagari Lubuk Besar terdapat produk olahan khas yang biasa disajikan pada acara-acara adat dan pernikahan, yaitu Atun. Sebagian ibu-ibu dari masyarakat Nagari Lubuk Besar hanya mampu menjual produk ini sesekali pada ‘hari pasa’ (jadwal pasar tradisional), karena permasalahan umur simpan produk yang singkat yaitu 1-2 hari. Hal ini juga yang menjadi kendala Atun dijadikan sebagai oleh-oleh khas Kabupaten Dharmasraya. Teknologi pengemasan vakum adalah sistem pengemasan hampa udara sehingga memperpanjang umur simpan, sehingga produk akan lebih bertahan 2-3 kali lebih lama daripada produk yang yang disimpan dengan nonvakum.Selain itu, pembuatan produk Atun Instan dapat bertahan lebih lama dan menjadi inovasi agar Atun dapat dikonsumsi oleh konsumen yang lebih jauh. Tujuan dari kegiatan IbDM ini secara umum adalah meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kemandirian dan semangat berwirausaha bagi anggota kelompok Wanita “Lubuk Besar Bersinar” yang tergabung dalam Kelompok PKK Nagari Lubuk Besar dengan aplikasi teknologi. Dalam pengembangan produk atun ini dilakukan transfer teknologi dalam bentuk pelatihan teknologi pengemasan hampa dan penyimpanan, pembuatan atun instan, serta penyuluhan pemasaran dan manajemen bisnis Atun dalam mengembangkan produk Atun sebagai oleh-oleh khas Nagari Lubuk Kabupaten Dharmasraya. Kata Kunci: Atun, Atun Instan, Pengemasan Vakum, Makanan Tradisional ABSTRACT Dharmasraya District, located almost along the trans-Sumatra road, is not yet known for its traditional food. Food that is used as gifts is only tempeh chips. At Lubuk Besar Village, a village of Dharmasraya, there are typically snack usually served at traditional events and weddings, namely Atun. Some woman from the community of Nagari Lubuk Besar are only able to occasionally sell this product on 'Pasa Day' (traditional market schedule) because of the short shelf life of the product, which is 1-2 days. It also became Atun's obstacle as a souvenir of the Dharmasraya District. Vacuum packaging technology is a packaging system without oxygen that extends shelf life so that products will last 2-3 times longer than non-vacuum stored products. Additionally, Instant Atun products' production can last longer and become an innovation so that more distant consumers can consume Atun. This IbDM program aims to increase knowledge, skills, independence, and an entrepreneurial spirit for members of the "Lubuk Besar Bersinar" Women group and the Lubuk Besar PKK Group with the application of technology. In developing Atun product, technology transfer is carried out in the form of training on vacuum packaging and storage technology, making instant Atun, and counseling on Atun's marketing and business management in developing Atun products as souvenirs from Dharmasraya District.ogy, making instant Atun, and counseling on Atun's marketing and business management in developing Atun products as souv Keywords: Atun, Instan Atun, Vacuum Packaging, Traditional Food
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.