Early sorting process in composting municipal solid waste is labour intensive, so that the production cost is high. This research is carried out to know how the quality of the compost product and the characteristic of composting process if the early sorting is not done. The research result shows that without early sorting composting process has been done well, similar or not different significantly to the process with early sorting and has good quality. The positive result of this research is to increase the efficiency of the worker or reduce the production cost of manufacturing compost, because the process in making heap can increase from 1 m3 / person / day to 3 m3 / person / day. Key Words: Compost, composing,municipal solid waste, sorting
Upaya pembuatan kompos sampah rumah tangga dengan menggunakan ”komposter”, dapat membantu upaya pengelolaan sampah kota dalam bentuk: mengurangi jumlahtimbulan sampah di sumber, mengurangi biaya transportasi pengangkutan sampah dan dapat memperpanjang umur TPA. Untuk itulah penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengevaluasi efektivitas proses pengomposannya, sekaligus mengetahui kualitas kompos yang dihasilkan. Parameter analisis kualitas kompos yang digunakanadalah: keberadaan mikroba kontaminan, tingkat kematangan, serta kesesuaian dengan Permentan No. 28 of 2009 atau SNI Kompos 2004. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa proses pengomposannya berjalan dengan baik dan cukup efektif, serta menggambarkan proses dekomposisi secara aerobik. Adapun produk kompos yang dihasilkan berkualitas baik, bebas dari mikroba kontaminan (patogen), memenuhi persyaratan kompos matang dan secara umum sesuai dengan parameter yang dipersyaratkan oleh Permentan Pupuk Organik atau SNI Kompos 2004.
Landfills contain materials that can be recovered to be recycled or used as an energy source. The purpose of this study is to conduct waste characterization that has long been buried in landfill which includes analysis of composition, proximate analysis, and ultimate analysis. Then the waste is analyzed for its use as recycled material and energy sources. The study was conducted at the Sukawinatan landfill (Palembang) and the Bantargebang landfill (Bekasi). Sampling was carried out on garbage that had been buried in landfills by digging at depths of up to 5 m using an excavator. Furthermore, the samples are dried in the sun, sifted with rotary screen, and sorted manually. Some samples were taken by quartering to be analyzed in the laboratory. The results of the research and analysis showed that (i) landfill waste was dominated by compost material (31-47%) and plastic combustible material (32-43%) and nonplastic combustible material (32-43%); (ii) shaped material such as compost has the potential as a substitute for landfill cover and as soil conditioner; (iii) potentially recycled materials such as plastic waste need intensive sorting and cleaning; (iv) landfills excavated waste can be potentially used as an energy source or refuse-derifed fuels (RDF) with a heating value between 7.31-15.61 MJ / kg; (v) landfills excavated waste has the potential to be used as fuel for incinerators; (vi) utilization of landfill waste for the cement industry still faces several obstacles such as high chlorine content and water content.Keywords: landfill, waste characterization, composition, proximate, ultimate ABSTRAKTPA mengandung material yang dapat diambil untuk didaur ulang atau dimanfaatkan sebagai sumber energi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan karakterisasi sampah yang telah lama tertimbun di TPA yang meliputi analisis komposisi, analisis proksimat, dan analisis ultimat. Kemudian sampah tersebut dilakukan analisis pemanfaatannya sebagai bahan daur ulang dan sumber energi. Penelitian dilakukan di TPA Sukawinatan (Palembang) dan di TPA Bantargebang (Bekasi). Pengambilan sampel dilakukan terhadap sampah yang sudah tertimbun di landfill dengan cara menggali pada kedalaman hingga 5 m menggunakan excavator. Selanjutnya sampel dijemur, diayak dengan penyaring berputar (rotary screen), dan dipilah secara manual. Sebagian sampel diambil dengan metode perempatan (quartering) untuk kemudian dianalisa di laboratorium. Hasil dari penelitian dan analisisnya memperlihatkan bahwa (i) sampah galian TPA didominasi oleh material kompos (31-47%) dan material combustible plastik (32-43%) serta combustible nonplastik (32-43%); (ii) material berbentuk seperti kompos memiliki potensi sebagai pengganti soil cover TPA dan sebagai material pembenah tanah (soil conditioner); (iii) material yang potensial didaur ulang seperti sampah plastik perlu pemilahan dan pembersihan yang intensif; (iv) sampah galian TPA potensial dimanfaatkan sebagai sumber energi atau RDF (refuse-derifed fuels) dengan nilai kalor antara 7,31-15,61 MJ/kg; (v) sampah galian TPA berpotensi digunakan sebagai bahan bakar insinerator PLTSa; (vi) pemanfaatan sampah galian TPA untuk industri semen masih menghadapi beberapa kendala seperti tingginya kandungan klorin dan kadar air.Kata kunci: landfill, karakterisasi sampah, komposisi, proksimat, ultimat
Pengelolaan sampah berbasis masyarakat (PSBM) adalah sistem penanganan sampah yang direncanakan, disusun, dioperasikan, dikelola dan dimiliki oleh masyarakat. Peran PSBM sangat penting dalam ikut membantu mengurangi permasalahan sampah kota, sehingga konsep tersebut banyak dilakukan di berbagai tempat, termasuk di Rawasari. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan kegiatan PSBM di Rawasari, yang secara khusus bertujuan: (i) monitoring dan evaluasi, (ii) pembinaan dan pendampingan, (iii) sosialisasi dan publikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan PSBM di Rawasari berjalan dengan baik, berkat adanya pembinaan yang baik dan berkesinambungan. Hal ini tergambar dari peningkatan jumlah keluarga yang berpartisipasi dalam kegiatan pengomposan dan daur ulang sampah anorganik. Hasil tersebut juga tidak terlepas dari peran kader lingkungan yang ada serta kerjasama yang baik antar stakeholders, baik yang berasal dari pemerintah setempat, instansi kebersihan, lembaga penelitian, LSM, lembaga asing, dan warga setempat. Adanya kegiatan sosialisasi keberhasilan PSBM di RW 01 dan RW 02 melalui kegiatan pencanangan gerakan PSBM oleh Gubernur DKI Jakarta, ikut mendorong keberhasilan PSBM di Rawasari. Pemerintah DKI Jakarta menyadari bahwa peran serta masyarakat, sangat efektif dalam menekan jumlah timbulan sampah. Untuk itu, kegiatan PSBM telah dijadikan sebagai salah satu program utama pengelolaan sampah. kata kunci: pengelolaan sampah, kader lingkungan, daur ulang, pengomposanAbstractCommunity-based solid waste management (CBSWM) is the solid waste management that are planned, developed, operated, managed and owned by the local community. CBSWM is very important role to reduce the problem of municipal solid waste. This concept is widely applied in various places, including in Rawasari, Central Jakarta. The study was conducted to determine the progress of the CBSWM in Rawasari, which specifically aims to: (i) monitoring and evaluation, (ii) coaching and mentoring, (iii) socializing and publication. The results showed that the activity of CBSWM in Rawasari is going well. This is illustrated by the increasing number of families who participate in composting and recycling of anorganic waste. These good results are affected by the roles of environmental cadres as well as good cooperation between stakeholders, such as local governments, research institutions, NGOs, international agencies, and local residents. The Jakarta administration realizes that the roles of the community are very effective in reducing the amount of waste generation. So that, activities of CBSWM becomes one of the major program in waste management..kay words: Community-based solid waste management, environmental cadres, recycling, composting
Dengan timbulan sampah sebesar 4.265 m3per hari, serta keterbatasan lahan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah yang dimiliki, membuat Pemkot Depok melaksanakan program pengelolaan sampah berbasis masyarakatskala kawasan, melalui pembangunan dan pengelolaan Unit Pengolahan Sampah (UPS). Upaya tersebut dijadikan ujung tombak program pengurangan sampah. Keberhasilan ataupun kendala dalam pengelolaan UPS, akan dikaji dengan menggunakan proses komposting sebagai parameter analisis. Hasil penelitian menyimpulkan: Potensi produksi kompos yang dihasilkan UPS cukup tinggi yaitu 27,57 ton per hari. Begitu pula potensi sampah organik yang dapat dikurangi sebesar 213,5 m3per hari, setara dengan 5% timbulan sampah per hari di kota Depok. Namun, dibandingkan dengan potensinya, produksi kompos eksisting sebesar 5,099 ton per hari dan eksisting sampah organik terolah sebanyak 40,85 m3per hari,baru setara dengan 20 % dari potensi yang ada. Untuk itu, produksi kompos eksisting masih terbuka untuk ditingkatkan, melalui upaya optimalisasi potensi UPS. Sampai saat ini belum ada UPS yang sudah mandiri. Partisipasi masyarakat masih terbatas pada upaya untuk membawa dan mengumpulkan sampah, selain menjadi tenaga kerja dan koordinator pengelola di UPS. Kata kunci: Pengelolaan sampah berbasis masyarakat skala kawasan, unit pengelolaan sampah, komposting, partisipasi masyarakat. AbstractWith waste generation of 4,265 m3 per day and limited current landfill field (TPA), Depok City Government has been implemented district scale of community-based waste management program through the development and management of Waste Processing Units (UPS). That efforts become the spearheading of waste reduction program. The successor issues in the management ofUPS, will be examined using composting as a process parameter analysis. The research concludes: Potential production of compost produced by UPS is quite high which is 27.57 tons per day. At the same time,the potential oforganic waste that can be reduced was 213.5 m3 per day, equivalent to 5% of waste generation perdayin the city of Depok. However, compared to its potential, the existing compost production is only 5,099 tonnes perday and existing organic waste processed is 40.85 m3 pe rday, which is equivalent to 20% of the existing potential. Hence, the existing compost productionis still can be improved, through the efforts of optimizing the potential of UPS. Until now, there is no independent UPS. Community participation is still limited only to efforts to bring and collect garbage,aside from being the labor and management coordinatorat UPS. Keywords: community-based waste management district scale, waste management units,composting, community participation.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.