Komunikasi merupakan sesuatu hal yang fundamental dalam kehidupan sehari-hari. Peran dasar komunikasi adalah jembatan untuk membangun interaksi sosial. Komunikasi digunakan setiap manusia sebagai sarana dalam berinteraksi sosial, namun beberapa orang terkadang mengalami gangguan dalam berkomunikasi dengan faktor gangguan yang tentunya berbeda-beda. Salah satu orang yang mengalami gangguan komunikasi dalam berinteraksi yaitu anak berkemampuan khusus. Insan Berkemampuan Khusus (atau biasa dikenal oleh masyarakat umum sebagai manusia berkebutuhan khusus) telah resmi dicanangkan pada tanggal 3 Desember 2019, momentum hari Disabilitas Internasional yang jatuh setiap tanggal 3 Desember juga oleh Rumah Autis dianggap tepat untuk dijadikan hari Insan Berkemampuan Khusus atau IBK’s day. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian etnografi komunikasi.Hasil pengamatan dan wawancara yang didapat kemudian dianalisis menggunakan elemen yang terdapat pada etnografi komunikasi yang lebih dikenal dengan kata SPEAKING yang terdiri dari setting/scene, participants, ends, act sequence, keys, instrumentalities, norms of interaction, genre. Berdasarkan hasil penelitian ini, ditemukan bahwa masalah utama dari insan berkemampuan khusus terutama anak autis adalah masalah komunikasi, interaksi sosial dan perilaku. Komunikasi yang digunakan oleh anak autis sangat unik dan menarik serta karakteristik dari autisme ini sangatlah beragam.
The Video portal known as Youtube has become one of the alternative broadcasting channels. As the Internet usage is increasing the use of visual form becomes a public space. A YouTuber, a popular slang for video producer on youtube has formed a style of its own, in which there are some interesting research studies, especially in the establishment of reality and social cognition. Videos that teached the perspective and expression of opinion is an example of how the youtuber shapes reality to the audience. This video was varied, ranging from animation, social experiment up to the high-level animation. Social cognition is becoming prominance, that the audience use video logic as a basis for understanding the various things in surrounding environment. However, the capacity and the youtuber background are very wide - range as they have no common standard to their profession as videographer. The aim of this study is an effort to observe how Youtube users see the social situation as a cognitive ability form the use of video. This study used theory about social cognition, social media and youtube. This study used qualitative method. The result of this study is an interaction between users and creators create a whole different kind of dialogue, given in this era of communication technology they are none other than Prosumen (producer-consumer). The rapid reproduction of this message is very dynamic, especially responding to social circumstances. This study focuses on an active online community focusing on the interaction CMC via youtube video portals as the establishment of social cognition.The conclusion this study was social cognition thru youtube give us new perspective that we can get creative as well as possible to be able to work freely. In this study, the community used youtube as reference and benchmark. In this case, LinkPicture ID community well understand about “upgrade” concept that required to speed up in taking a decision based on the dynamics that happened. Portal video Youtube telah menjadi salah satu saluran penyiaran alternatif. Penggunaan internet yang semakin meningkat membentuk sebuah ruang penggunaan visual yang bebas. Youtuber, sebutan untuk para produsen video di youtube telah membentuk sebuah nuansa tersendiri, didalamnya terdapat beberapa kajian kajian menarik terutama di pembentukan realita dan kognisi sosial. Video-video yang mengajarkan cara pandang dan pengungkapan opini maupun pendapat adalah contoh bagaimana para youtuber membentuk realita terhadap penontonnya. Kognisi sosial dalam pandangan ini sangatlah penting mengingat bahwa para penonton menggunakan logika video tersebut sebagai dasar dalam memahami berbagai hal disekitar lingkungannya. Namun demikian kapasitas maupun latar belakang para youtuber ini sangat bermacam–macam mengingat mereka tidak memiliki standard umum terhadap profesi mereka sebagai videografis. Tujuan penelitian ini untuk melihat bagaimana pengguna youtube melihat keadaan sosial sebagai kemampuan koginitif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kognisi sosial, situs jaringan sosial, dan youtube. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Adapun hasil dari penelitian ini adalah interaksi antar pengguna dan pembuat video merupakan interaksi yang sangat berbeda, mengingat di era teknologi komunikasi ini mereka tidak lain dari produsen-konsumen. Pesatnya reproduksi pesan ini sangatlah dinamis terutama menanggapi keadaan sosial. Penelitian ini memfokuskan diri pada sebuah komunitas online yang aktif dan mengutamakan interaksi CMC lewat portal video youtube sebagai pembentukan kognisi sosial. Kesimpulan kognisi sosial melalui youtube memberikan pandangan bahwa kita bisa berkreasi sebaik mungkin untuk bisa berkarya secara bebas. Adapun penggunaan youtube sebagai sebagai referensi dan pembanding. Dalam hal ini, komunitas LinkPictureID paham dengan konsep “upgrade” dimana diperlukan sebuah kecepatan dalam mengambil keputusan berdasarkan dinamika yang terjadi.
Physical changes and sexual maturity become one of the fundamental challenges that occur in it—no exception for youth with autism. According to the National Commission on Adolescent Sexual Health (NCASH), sexuality is a natural part of life. Autism is a developmental disorder of a person's nervous system, which is mainly caused by heredity factors. The research question: How was sexuality education for children and youth with autism conducted at Rumah Autis Depok? The research method used a qualitative method with a phenomenology approach. The research result was that an introduction to the human body to children and youth with autism is significant. Detail the human body parts so that children or youth with autism can recognize well which others should not touch body parts. Sexuality education for children and youth with autism is a shared responsibility. So it is undeniable that apart from parents, teachers and therapists have a big enough contribution to this education.
This research analyzes about Sprite's advertisement Myth vs Reality version on television based on Islamic Perspective. The company would like to offer the freshness of the product with an extra ordinary Advertisement. This research applied the semiotic perspective from Roland Barthes to analyze connotation, denotation, myth and ideology to find the message behind the advertisement and relate this issue with Islamic perceptive. This research used qualitative approach and semiotic analysis method. The primary data was Sprite's advertisement Myth vs Reality version. The secondary data was literary review and other information (website) that related with the object. The analysis data of this research used semiotic model from Roland Barthes. This research analyzed all communication icons and cinematographic aspects in the Advertisement. The researcher indicated that the advertisement urges people to think logically. It urges people to understand that a drink cannot make them suddenly rich or get the ideal couple without doing nothing. Among the ways of thinking that deviate from the truth according to Islamic perspective is Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer, yakni yang diperoleh dari rekaman iklan Sprite edisi Mitos vs kenyataan, serta data sekunder, yakni dari studi kepustakaan dan informasi media massa yang berhubungan dengan objek. Analisis data menggunakan model semiotika Roland Barthes. Lambang-lambang komunikasi dan aspek sinematografis setiap scene Iklan Sprite edisi mitos versus kenyataan di televisi, akan dibahas dalam penelitian ini. Ditinjau dari denotasi, konotasi dan mitos pesan yang ingin disampaikan dalam iklan tersebut dan penulis hubungkan dengan perspektif Islam, penulis menyimpulkan iklan Sprite edisi mitos versus kenyataan dapat diartikan bahwa masyarakat harus bisa berpikir logis disamping itu Islam juga mengagungkan ilmu dan mengharamkan berkata tanpa dasar ilmu yang jelas. Lewat iklan ini, masyarakat diajak memahami bahwa tidak ada minuman yang membuat orang cepat kaya dan mendapatkan jodoh tanpa berusaha, yang ada hanyalah yang dapat menghilangkan rasa haus dan meyegarkan tubuh. Diantara cara berpikir yang menyimpang dari kebenaran menurut islam adalah percaya kepada khurafat dan mitos. Padahal Sprite hanya minuman bening bersoda rasa lemon yang begitu menyegarkan.]
Motivasi dari penelitian ini adalah perhatian penulis terhadap insan berkemampuan khusus khususnya anak autis. Anak berkemampuan khusus sangat berbeda dengan anak normal pada umumnya. Insan Berkemampuan Khusus secara resmi diluncurkan pada 3 Desember 2019, dengan slogan "Kami peduli, mereka mandiri". Banyak anak autis mengalami kesulitan berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk dapat mendeskripsikan secara utuh makna dari pengalaman hidup berbagai orang yang pernah mengalami suatu fenomena tertentu. Dalam hal ini, inilah pengalaman guru manusia dengan kemampuan khusus dalam pekerjaan sehari-hari mereka di Cabang Rumah Autis Depok. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan metode analisis fenomenologis eksplanatori. Fenomenologi sebagai metode penelitian disebut deskriptif, eksplanatori, tetapi juga sangat menarik, karena berusaha memperoleh esensi dari pengalaman pribadi atau seseorang. Menurut hasil penelitian dan temuan di lapangan, arti penting guru bagi anak autis sangat penting dan sulit untuk digantikan, karena jika ada orang baru, biasanya anak autis, mereka membutuhkan waktu yang lama untuk menyesuaikan diri. . Komunikasi anak autis terbagi menjadi dua jenis, ekspresif dan reseptif. Ekspresi adalah komunikasi verbal dan nonverbal. Sedangkan reseptif yaitu lebih pengertian/pemahaman. Dalam artian disini yaitu apa yang kita instruksikan atau perintahkan anak tersebut mengerti dan memahaminya dengan cukup baik.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.