ENGLISHThe implementation of Large Scale Social Restriction (PSBB) is one of the efforts taken by several local governments, including Sidoarjo Regency, to break the chain of COVID-19 spread. Millennials, whose age ranged from 20 to 40 years in 2020, are interesting to be studied due to their large population. In addition, they have high proficiency in information technology. This study aimed to figure out the perception of the millennials in Sidoarjo District regarding the implementation of PSBB in that area. It utilized the google form platform to create an online questionnaire then the link was sent through WhatsApp groups. 276 Millenials were involved in this study as respondents. Quantitative and descriptive meth-od was applied to analyze the data and then presented in tables and figures. The study showed 84,78% of respondents stated that they agreed with PSBB implementation; 76,45% of respondents perceived that PSBB practice was not optimal yet; 75,00% recognized that community obedience in PSBB practice was relatively low. Millenials concluded that the factors that determined community obedience in PSBB implementation were sanctions enforcement as well as direction from law officers and the government. INDONESIAPemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) merupakan salah satu upaya yang ditempuh beberapa pemerintah daerah, termasuk Kabupaten Sidoarjo untuk memutus rantai persebaran virus SARS-CoV-2. Generasi milenial adalah kelompok penduduk yang berada pada rentang usia 20-40 tahun di tahun 2020. Kelompok ini menarik untuk diteliti karena dominan secara demografi dan memiliki penguasaan terhadap teknologi informasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui persepsi generasi milenial Kabupaten Sidoarjo terhadap pemberlakuan PSBB di wilayah tersebut. Penelitian memanfaatkan platform google form untuk menyebarkan kuesioner secara daring dan link kuesioner disebar melalui grup Whatsapp. Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian adalah 276 orang. Metode deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis data dan ditampilkan melalui tabel dan grafik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 84,78% generasi milenial menyatakan setuju terhadap pemberlakuan PSBB; 76,45% memersepsikan pemberlakuan PSBB kurang optimal; dan 75,00% menyatakan kepatuhan masyara-kat dalam melaksanakan PSBB masih rendah. Generasi milenial memiliki persepsi bahwa hal-hal yang meme-ngaruhi kepatuhan masyarakat selama pemberlakuan PSBB, antara lain adanya sanksi dan arahan dari aparat kea-manan maupun pemerintah.
ENGLISHIn the period 2010-2019, the poverty rate in East Java Province was always above the national achievements. The other, in the same period of time there was a poverty disparity between rural and urban areas in East Java Province. This study aims to formulate a strategy to overcome poverty disparity in East Java. This study used a descriptive quantitative approach. This study uses secondary data namely poverty, disparity and urbanization data. The analysis shows that urbanization which occurred in East Java pushed migration of the quality human resources in the village. This can be traced from the increasing urbanization of intellectuals and migrants of productive age in East Java in the period 2010-2015. Overcoming poverty inequality between villages and cities is difficult to realize when villages are shortage of human resources to carry out development. Reserve brain is a solution for efforts to restore the village human resources as a capital to carry out development. INDONESIAAngka kemiskinan Provinsi Jawa Timur selalu berada di atas capaian nasional dalam kurun waktu 2010-2019. Dalam kurun waktu yang sama, terjadi disparitas kemiskinan antara daerah perdesaan dan perkotaan di Provinsi Jawa Timur. Studi ini bertujuan untuk merumuskan strategi mengatasi disparitas kemiskinan di Jawa Timur. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data kemiskinan, disparitas, dan urbanisasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa urbanisasi yang terjadi di Jawa Timur menyedot sumber daya manusia berkualitas di desa. Hal ini terlihat dari meningkatnya urbanisasi intelektual dan migran usia produktif di Jawa Timur dalam kurun waktu tahun 2010-2015. Upaya mengatasi ketimpangan kemiskinan antara desa dan kota sulit terwujud manakala desa semakin kekurangan sumber daya manusia untuk melakukan pembangunan. Reserve brain menjadi sebuah solusi bagi upaya mengembalikan sumber daya manusia desa sebagai salah satu modal untuk melakukan pembangunan.
ENGLISHCovid-19 was not only a health problem, but also it has caused other problems in the economic, political, defense, and social and cultural sectors. The negative stigma of society towards patients, patients' families and people with a high risk of being exposed to Covid-19 was one of the impacts of this complex situation. This study aims to determine the simultaneous and partial effect of family socio-economic status and social support on the resilience of families of COVID-19 survivors. This is explanatory research with a quantitative approach. The method of data collection used a questionnaire. The analysis technique uses desctiptive analysis, multiple linear regression analysis, F test and t test. Based on the results of the analysis, it shows that the socioe-conomic status of the family and social support simultaneously affect the resilience of the family of Covid-19 survivors by 74.1%, while the remaining 25.9% is influenced by other variables not examined. Family socio-economic status and social support has a partial effect with a significant value of 0.000). Therefore, in the post-Covid-19 recovery effort, the provision of social support, especially to Covid-19 survivors and families with low socio-economic status, is urgently needed. It is for accelerating the recovery process helps Covid-19 survivors in realizing family resilience. INDONESIACovid-19 tidak hanya menjadi persoalan kesehatan, namun juga menimbulkan persoalan lain pada sektor ekonomi, politik, pertahanan, serta sosial dan budaya. Stigma negatif masyarakat pada pasien, keluarga pasien maupun orang-orang dengan risiko tinggi terpapar Covid-19 menjadi salah satu dampaknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan parsial status sosial ekonomi keluarga dan dukungan sosial terhadap ketahanan keluarga penyintas Covid-19. Penelitian ini adalah explanatory research dengan pendekatan kuantitatif. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis menggunakan analisis regresi linier berganda, uji F dan uji t. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa status sosial ekonomi keluarga dan dukungan sosial berpengaruh secara simultan terhadap ketahanan keluarga penyintas Covid-19 sebesar 74,1%, sedangkan sisanya sebesar 25,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Status sosial ekonomi keluarga dan dukungan sosial masing-masing berpengaruh secara parsial dengan nilai signifikan 0,000. Dalam upaya pemulihan pasca Covid-19, pemberian dukungan sosial khususnya kepada penyintas Covid-19 dan keluarga yang status sosial ekonominya rendah sangat dibutuhkan untuk mempercepat proses pemulihan penyintas Covid-19 dalam mewujudkan ketahanan keluarganya.
Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ tubuh lainnya. Pengobatan TB memerlukan waktu yang lama dan keteraturan dalam minum obat sampai pasien dinyatakan sembuh. Karena pengobatan memerlukan waktu yang lama maka sering penderita TB mengalarni drop out (DO) dari pengobatan. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo Tahun 2011 –2015 menunjukkan bahwa pasien TB yang memilih drop out pengobatan mengalami kenaikan setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor penyebab drop out pengobatan pada penderita TB di Kabupaten Sidoarjo. Jenis penelitian adalah sensus, pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuisioner. Pengolahan data menggunakan teknik analisis faktor dengan 29 responden. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor penyebab DO pengobatan pada penderita TB di Kabupaten Sidoarjo adalah faktor personal dan sosial , riwayat sakit dan pendidikan, serta jarak rumah dengan pusat kesehatan
Kinerja pemerintah sangat ditentukan oleh kinerja PNS yang dimiliki. Pemberian tambahan penghasilan merupakan upaya lain yang dilakukan pemerintah daerah guna memotivasi kinerja PNS disamping pemberian pendidikan dan pelatihan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh pemberian TPPD terhadap kinerja PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu penelitian survei dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian adalah seluruh PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo yang mendapatkan TPPD dengan teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling dengan metode random sampling. Pada penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah dengan metode Structural Equation Model (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian TPPD berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Beban kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja PNS. Apabila Pemerintah Kabupaten Sidoarjo menginginkan kinerja PNS lebih optimal, maka kebijakan pemberian TPPD perlu dipertahankan
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.