Postpartum depression pada ibu pascamelahirkan biasanya diawali dengan postpartum blues atau baby blues atau maternity blues. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan menggunakan kuisioner data demografik dan kuesioner EPDS (Edinburgh Postpartum Depression Scale) sebagai data primer. Sampel meggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 40 responden. Data analisis digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan melihat hubungan antara karakteristik. Pada penelitian ini didapatkan pada 40 ibu pascamelahirkan terdapat 7 responden (17,5%) yang terdeteksi terkena postpartum blues, dan 33 responden (82,5%) tidak terkena Postpartum Blues. Bahwa terdapat hubungan antara kejadian postpartum blues dengan karakteristik reponden berdasarkan umur dan penghasilan dengan umur penghasilan
Preeclampsia is a risk factor for complications in mother and baby. Complications are eclampsia, pulmonary edema, placental abruption, oligohydramnios, and can cause maternal death. Long-term effects can also occur in infants born to mothers with preeclampsia, such as low birth weight due to premature delivery or experiencing stunted fetal growth, fetal distress, and increased perinatal morbidity and mortality. In cases of preeclampsia, increased blood pressure causes decreased uteroplacental perfusion. This can lead to reduced blood circulation to the fetus so that the fetus will be deprived of oxygen and nutrients, this can cause stunted fetal growth where one of its manifestations is low birth weight. To determine the relationship between preeclampsia and neonatal mortality in Abdul Moeloek General Hospital. The type of research used in this study is quantitative. The sample used in this study was neonate patients at Abdul Moeloek Hospital in 2020. Data analysis used Chi-Square analysis. Based on the comparative test, the p-value was 0.000 (p-value <0.005). This means that there is a significant relationship between preeclampsia and neonatal mortality. Keywords: Preeclampsia, death, neonates ABSTRAK Preeklamsi menjadi faktor risiko terjadinya komplikasi pada ibu dan bayi. Komplikasinya adalah eklampsia, edema paru, abrupsio plasenta, oligohidramnion, dan dapat menyebabkan kematian ibu. Dampak jangka panjang juga dapat terjadi pada bayi yang dilahirkan dari ibu dengan preeklamsi, seperti BBLR akibat persalinan prematur atau mengalami pertumbuhan janin terhambat, fetal distress, serta meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas perinatal. Pada kasus preeklamsia tekanan darah yang meningkat menyebabkan perfusi uteroplasenta mengalami penurunan. Hal tersebut dapat menyebabkan sirkulasi darah ke janin menjadi menurun sehingga janin akan kekurangan oksigen dan nutrisi hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat dimana salah satu manifestasinya adalah BBLR. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara preeklamsi dengan kematian neonatal di RSUD Abdul Moeloek. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah pasien neonatal di RSUD Abdul Moeloek tahun 2020. Analisa data menggunakan analisis Chi-Square. Berdasarkan uji komparatif yang dilakukan, didapatkan p-value sebesar 0,000 (p-value <0,005). Hal ini berarti bahwasannya terdapat hubungan yang signifikan antara preeklamsi dengan angka kematian neonatal. Kata Kunci: Preeklamsi, kematian, neonatal
Latar belakang: Tes Toleransi Glukosa Oral adalah metode yang digunakan untuk membantu mendiagnosis penyakit Diabetes Millitus Tujuan: mengetahui gambaran glukosa darah pada wanita hamil trimester II dan III di Puskesmas Way Halim Bandar Lampung Tahun 2019-2020. Metode: mengunakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan deskriptif untuk mengetahui gambaran glukosa darah pada wanita hamil trimester II dan III. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode total sampling, dengan jumlah sampel minimal yaitu sebanyak 30 sampel. Hasil: Tes Toleransi Glukosa Oral ibu hamil trimester II dan III diperoleh glukosa darah puasa mg/dl dan setelah dilakukan Tes Toleransi Glukosa Oral didapatkan 26.67 % (4 orang) yang <90 mg/dl. Usia ibu hamil rata-rata <35 tahun, IMT pada ibu hamil trimester II memiliki Indek Masa Tubuh normal. Gambaran paritas ibu hamil trimester II dan III adalah nulipara (<1anak) ibu hamil trimester II sebanyak 10 orang (66.67%) dan ibu hamil trimester III sebanyak 9 orang (60 %). Riwayat abortus, ibu hamil trimester II dan trimester III tidak memiliki riwayat abortus (100%).Ibu hamil trimester II dan trimester III tidak memiliki riwayat Diabetes Mellitus Gestasional (100%). Riwayat Diabetes Mellitus dalam keluarga, ibu hamil trimester II dan III ada yang memiliki riwayat diabetes pada keluarga yaitu 7 orang (46.67 %) pada Ibu Hamil Trimester II dan 6 orang ( 40%) pada Ibu Hamil Trimester III. Riwayat melahirkan bayi makrosomnia, ibu hamil trimester II dan III ada yang memiliki riwayat kelahiran bayi makrosomia akan tetapi hanya 1 orang dari keseluruhan sampel minimal. Masing-masing ibu hamil trimester II sebanyak sebanyak 14 orang (93.3%).15 orang (100%) dan trimester III sebanyak 15 orang (100%)
Pada wanita peristiwa hamil dan melahirkan sudah dianggap wajar terjadi di kehidupannya.Namun perubahan pada saat melahirkan tidak dapat dilalui oleh sebagian besar wanita sehingga wanita tidak bisa beradaptasi dengan kondisinya.Salah satu perubahan yang dirasakan setiap wanita pascamelahirkan adalah perubahan emosional. Gangguan emosional akan terjadi tidak menentu, setidaknya ibu merasakan dua emosi yaitu emosi positif (suka cita dan kepuasan) dan emosi negatif (ketakutan dan kecemasan) apabila ibu tidak beradaptasi dengan kondisinya, ibu bisa mengalami baby blues syndrome. Baby blues syndrome merupakan salah satu bentuk gangguan perasaan ibu karena tidak bisa beradaptasi dengan bayinya. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner EPDS (Edinburgh Postpartum Depression Scale).Tujuan penelitian ini untuk mengetahui distribusi frekuensi ibu pascamelahirkan dengan kejadian baby blues syndrome di Praktik Mandiri Bidan Wilayah Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung Tahun 2019.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan data primer untuk mengetahui distribusi ibu pascamelahirkan dengan kejadian baby blues syndrome. Sampel penelitian ini sebanyak 77 ibu pascamelahirkan yang diambil dengan teknik total sampling yang bertempat di Praktik Mandiri Bidan Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung.Analisis data menggunakan uji statistika analisis univariat distribusi frekuensi SPSS 20.Hasil dari penelitian ini didapatkan sebanyak 54 ibu pascamelahirkan (70,1%) tidak mengalami kejadian baby blues syndrome dan sebanyak 23 ibu pascamelahirkan (29,9%) dengan kejadian baby blues syndrome.Didapatkan distribusi frekuensi ibu pascamelahirkan dengan kejadian baby blues syndrome di Praktik Mandiri Bidan Wilayah Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung Tahun 2019.
Diabetes Melitus Gestasional (DMG) adalah suatu gangguan intoleransi kadar glukosa darah saat kehamilan. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk membantu mendiagnosis diabetes mellitus gestasional adalah dengan melakukan tes toleransi glukosa oral (TTGO). Tujuan penelitian untuk mengetahui Gambaran Tes Toleransi Glukosa Oral pada ibu hamil trimester II dan III di Puskesmas Rajabasa Kota Bandar Lampung Tahun 2020. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode total sampling, didapatkan jumlah sampel sebanyak 30 sampel. Hasil tes ibu hamil trimester II dan III sebanyak 30 responden memiliki GDP <95 mg/dl dan TTGO <125mg/dl (100%). Usia <35 tahun sebanyak 15 orang (100%) dan 14 orang (93.3%). IMT normal trimester II sebanyak 13 orang (86.7%) dan trimester III 14 orang (93.3%), riwayat paritas ibu hamil trimester II dan III adalah primipara sebanyak 7 orang (46.7%). Memiliki tekanan darah normal sebanyak 14 orang (93.3%), dan 13 orang (86.7%). Dengan melakukan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) pada ibu hamil dapat membantu meningkatkan keselamatan ibu baik selama kehamilan maupun sesudah kehamilan
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.