Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) (WHO, 2022), merupakan penyakit paru yang ditandai dengan obstruksi kronis aliran udara di paru yang mengganggu pernapasan normal dan menjadi salah satu penyebab kematian. Merokok dikatakan sebagai faktor risiko utama terjadinya PPOK. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki jumlah perokok aktif yang tinggi. Keluhan yang sering muncul pada pasien penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) adalah sesak napas, produksi sputum meningkat dan keterbatasan aktivitas. Tindakan yang bisa dilakukan untuk penderita PPOK adalah dengan cara farmakologi dan non farmakologi. Penerapan pada pasien PPOK secara non farmakologi antara lain adalah terapi oksigen, latihan napas dalam, latihan batuk efektif, serta fisioterapi dada (Clapping). Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah pre experiment dengan one group pretest and posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita PPOK yang berkunjung ke IGD RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Tanjung Selor metode sampling non probability dengan teknik accidental sampling sebanyak 50 orang. Distribusi frekuensi saturasi oksigen pada responden sebelum teknik clapping dari 50 responden diperoleh hasil nilai tendensi sentral sebelum (pretest) yaitu mean sebesar 91,34%; median 92%; minimum 86%; maksimum 96% dan standar deviasi 2,752%; dan saturasi oksigen sesudah (posttest) yaitu mean sebesar 95,52%; median 96%; minimum 91%; maksimum 99% dan standar deviasi 1,982%. Diperoleh hasil uji normalitas saturasi oksigen sebelum dengan nilai-p sebesar 0,098; sesudah nilai-p sebesar 0,064. Faktor risiko PPOK meliputi merokok, jenis pekerjaan, polusi udara, infeksi, usia, dan jenis kelamin. Pemeriksaan fisik melalui inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi penting dalam fisioterapi dada. Auskultasi penting untuk mengevaluasi suara pernafasan dan menentukan posisi yang tepat pada pasien dengan PPOK. Ada pengaruh teknik clapping terhadap saturasi oksigen pada pasien PPOK di IGD RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Tanjung Selor.
Gagal jantung adalah suatu keadaan ketika jantung tidak mampu mempertahankan sirkulasi yang cukup untuk kebutuhan tubuh, gagal jantung terjadi karena kondisi jantung yang terlalau lemah dalam memompa darah keseluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi. Angka kematian akibat kegagalan jantung akibat penyakit umumnya masih cukup tinggi di seluruh dunia. Kekambuhan adalah peristiwa timbulnya lagi gejala-gejala yang sebelumnya sudah memperoleh kemajuan atau perbaikan. Kepatuhan terhadap program pengobatan memang harus muncul dari diri pasien sendiri. Keluarga memiliki peran penting dalam keberhasilan program pengobatan pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kekambuhan pasien gagal jantung di Poliklinik RSD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Tanjung Selor Kalimantan Utara. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan studi analitik dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien dengan gagal jantung di Poliklinik RSD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Tanjung Selor Kalimantan Utara. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan besar sampel sebanyak 130 orang. Diperoleh hasil bahwa dari 130 responden, terdapat 73 responden (56,2%) mendapatkan dukungan yang baik dari keluarga, sisanya ada 57 responden (43,8%) kurang mendapatkan dukungan yang baik dari keluarga. Diperoleh hasil bahwa dari 130 responden gagal jantung terdapat 109 (83,8%) tidak mengalami kekambuhan dalam 3 bulan terakhir sisanya 21 (16,2%) mengalami kekambuhan (dirawat berulang dalam 3 bulan terakhir). Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p=0,039. Ada hubungan dukungan keluarga dengan kekambuhan pasien gagal jantung di Poliklinik RSD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Tanjung Selor Kalimantan Utara.
In 2020, around 1.56 billion people worldwide were estimated to suffer from hypertension, making it one of the leading causes of death across the globe. The purpose of this research was to examine the impact that isometric handgrip training has on changes in blood pressure as well as the quality of life of people who have hypertension. This research used a quasi-experimental approach with a control group that had different characteristics before and after the tests. The hypothesis test carried out by the intervention group produced p-values that were less than 0.05 for the measures of systolic and diastolic blood pressure as well as quality of life. At the time of the pre-test, the independent statistical analysis of systolic blood pressure, diastolic blood pressure, and quality of life scores for both the intervention group and the control group produced p-values that were greater than 0.05. The p-values for systolic, diastolic, and quality of life scores between the intervention group and the control group at the time of the post-test were 0.013, 0.003, and 0.051, respectively. There were significant differences in the average blood pressure and quality of life scores before and after the intervention of isometric handgrip exercises in the intervention group, whereas there was no difference in the control group. The intervention group consisted of people who did the exercises.
Uremic pruritus is a common problem in renal failure patients undergoing hemodialysis (HD program). The purpose of this study was to see the effectiveness of the combination of stroking massage and sunflower oil on the degree of pruritus. This study is a Randomized Controlled Trials (RCT) study with 40 respondents divided into the intervention group (KI) and the control group (KK), where the intervention group was given a combination of cutaneous stimulation and sunflower oil (5 ml of sunflower oil and 7 minutes of stroking massage) given 2 times a week for 3 (three) weeks, while the control group was only given a stroke massage. Demographic data such as age, gender, duration of hemodialysis and access to hemodialysis were assessed using a questionnaire, while the degree of puritus was assessed using the Dynamic Pruritus Score (DPS). The results showed that there was a significant difference between the control group and the intervention group after giving a combination of stroking massage and sunflower oil with p value =0.000. So that giving a combination of stroking massage and sunflower oil can be an alternative to providing nursing care for kidney failure patients undergoing hemodialysis program with uremic pruritus.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.