Bahan dasar geotekstil pada umumnya dihasilkan dari serat dan benang polymeric dengan unsur utama seperti polypropylene, polyester, polyethylene dan polyamide. Jenis geotextile yang banyak digunakan adalah jenis woven dan nonwoven Woven geotextiles adalah suatu bahan seperti kain yang dibentuk dengan ditenun. Nonwoven dibuat dengan 100 persen polypropylene. Bahan polimer sebagai perkuatan konstruksi, khususnya perkuatan dengan bahan geotextile. Geotextile merupakan salah satu jenis geosynthetis yang cukup luas penggunaannya dibidang teknik sipil untuk memecahkan permasalahan geoteknik. Sebagai alternatif yang digunakan dalam menangani tanah dasar adalah penggunaan geotekstil yang berfungsi sebagai pemisah atau separator (separation) ,filtrasi,drainase,perkuatan atau tulangan (reinforcement),stabilisasi,proteksi dan gabungan dari fungsi-fungsi tersebut. Dalam pemilihan bahan geotextil yang akan digunakan pada umumnya berdasarkan karakteristik teknik bahan geotextile tersebut. Karakteristik teknik tersebut meliputi antara lain karakteristik fisis, mekanis, dan hidrolis. Penggunaan geotextile yang paling umum diantaranya:stabilisasi tanah,perkuatan tanah timbunan,perkuatan lapis perkerasan jalan,perkuatan jalan kereta api,selain itu hasil pengembangan geotekstil dengan bahan lain: retaining wall, geotextile pada abutment jembatan,geotextile yang digunakan untuk box culvert,sedimen kontrol,waste containment. Hasil yang diperoleh dari penggunaan bahan geotekstil adalah: durabilitas bangunan dan umur bangunan lebih lama ,pelaksanaan relatif mudah,bahan ringan mobilisasi relative murah, biaya konstruksi relative murah.
Beton adalah suatu bahan bangunan komposit yang terdiri atas kombinasi ukuran tertentu dari agregat kasar, agregat halus, air dan semen. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kekuatan beton dengan memodifikasi penyusunannya seperti beton ringan, beton semprot(shotcrete)t, beton fiber, beton mutu tinggi, beton mutu sangat tinggi, beton mampat sendiri, dll. Untuk keperluan tertentu terkadang campuran beton ditambahkan dengan bahan aditif kimia dan mineral. Penambahan bahan performa atau mineral diharapkan dapat mengubah kinerja dan sifat campuran beton sesuai kondisi dan tujuan yang diinginkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi dan kadar tepung bata ringan dalam campuran beton terhadap kuat tekan dan kuat tarik belah beton. Penelitian ini menggunakan metode Standar Nasional Indonesia (SNI). Hasil yang diperoleh kuat tekan maksimum beton adalah 23,66 MPa dan kuat tarik maksimum beton 4,38 MPa dengan persentase 10% tepung pada umur 28 hari yang telah memenuhi dan melebihi kuat tekan dan kuat tarik yang direncanakan. beton. f 'c 20 MPa. Kadar optimum tepung bata ringan 10% dapat meningkatkan kuat tekan dan kuat tarik beton. Hal ini berbanding terbalik dengan persentase 30% dan hasil yang didapat sebesar 50% cenderung mengalami penurunan kekuatan.
An experimental study of the use of palm fiber as an added ingredient in a concrete mixture, so-called fiber concrete. The research method uses palm fiber which varies in length (1 cm, 1,5 cm, 2 cm, 2,5 cm and 3 cm). Comparison of the weight of fiber to the weight of cement with the composition of 0%, 1%, 2% and 3% for each behavior. Use of fine aggregate materials, coarse aggregates, and cement with standard conditions. Test objects that make cylindrical shapes with a diameter of 15 cm and a height of 30 cm are 68 pieces. Testing of compressive strength and tensile strength of concrete was carried out on 28 days old concrete. The results of the 4 behaviors were as follows: Concrete without palm fiber obtained a compressive strength of 24.11 MPa and tensile strength of 2.04 MPa. Palm fiber 1%; there was a decrease in compressive strength from 23.31 MPa to 22.40 MPa, the tensile strength increased from 2.52 MPa-2.87 MPa. Palm fiber concrete 2%; there was a decrease in compressive strength from 22.53 MPa-21.92 MPa, while the tensile strength increased from 2.75 MPa-3.10 MPa. Palm fiber 3%; there was a decrease in compressive strength from 22.32 MPa-19.81 MPa, the tensile strength increased from 2.92 MPa-3.35 MPa.
Pasar Mbongawani merupakan pasar tradisional yang cukup ramai aktivitasnya melayani arus perdagangan masyarakat kota Ende. Adanya aktivitas pedagang pada sisi jalan dan arus yang berlawanan menjadi masalah tersendatnya arus lalulintas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja lalu lintas serta upaya pengendalian pada ruas jalan yang menghubungkan pasar tersebut. Diperlukan data geometrik jalan, volume lalulintas, kecepatan dan hambatan samping. Metode analisa yang digunakan yakni Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI,1997). Hasil penelitian diperoleh bahwa kondisi kinerja ruas Nusantara kapasitasnya mengalami peningkatan dari 1.071 smp/jam menjadi 1.410 smp/jam. Nilai DS meningkat dari 0,65 menjadi 0,42dengan LOS C. Pada Jalan Marthadinata kapasitas jalan naik dari 953 smp/jam menjadi 1.410 smp/jam, nilai DS meningkat dari 0,39 menjadi 0,269 dengan tingkat pelayanan B. Jalan Setapak, kapasitas jalan tetap yakni 1.201 smp/jam, nilai DS 0,079 dengan tingkat pelayanan A. Jalan Cumi – Cumi kapasitas jalan naik dari 1,162 smp/jam menjadi 1.410 smp/jam dan nilai DS juga meningkat dari 0,148 menjadi 0,122 berada pada LOS A.
Salah satu bahan penyusun perkerasan jalan adalah agregat,untuk itu perlu dilakukan penelitian terhadap karakteristik material agregat sebagai bahan dasar konstruksi jalan. Quarry Nangapanda dan quarry Aemau merupakan sumber material yang sering digunakan untuk pembangunan pekerjaan jalan di Kabupaten Ende dan Nagekeo. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui karakteristik agregat quarry Nangapanda dan quarry Aemau, serta perbandingan karakteristiknya untuk lapis pondasi bawah (sub base). Metode yang digunakan adalah Standar Nasional Indonesia (SNI). Hasil pengujian analisis saringan agregat dua quarry ini termasuk dalam tipikal gradasi seragam,berat jenis (bulk) quarry Nangapanda sebesar 2,53 dan quarry Aemau sebesar 2,84. Penyerapan (absorption) untuk quarry Nangapanda sebesar 2,81% dan quarry Aemau sebesar 1,60%,kadar air agregat quarry Nangapanda sebesar 1,51% dan quarry Aemau sebesar 1,075%,agregat yang lolos nomor 200 (0,075 mm) quarry Nangapanda sebesar 0,283% dan quarry Aemau sebesar 0,423%, keausan agregat quarry Nangapanda sebesar 18,30% dan quarry Aemau sebesar 12,06%. Hasil akhir agregat dua quarry ini sudah memenuhi syarat SNI dengan perbandingan karakteristik agregat quarry Aemau lebih baik dari agregat quarry Nangapanda.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.